Catfishing atau catfish adalah istilah untuk menggambarkan seseorang yang menggunakan identitas palsu di media sosial untuk menipu orang lain, biasanya terkait dengan hubungan asmara. Lantas, apa ciri-ciri dan cara menghadapinya? Yuk, cari tahu informasi lengkapnya di bawah ini!
Catfishing adalah istilah untuk seseorang yang menggunakan gambar dan informasi untuk membuat identitas baru secara online, misalnya media sosial. Pelaku terkadang menggunakan seluruh identitas orang lain sebagai miliknya. Pemalsuan identitas ini biasanya didapatkan dari media sosial orang lain.
Akun media sosialnya bisa digunakan untuk merusak reputasi pemilik identitas yang sebenarnya. Identitas palsu ini dapat digunakan untuk membentuk hubungan yang tidak jujur secara online.
Meskipun lebih sering dilakukan oleh kalangan orang dewasa yang menggunakan platform kencan online, perilaku juga ditemukan terjadi di kalangan remaja.
Pelaku catfishing pada umumnya memiliki banyak akun media sosial
Mungkin sulit untuk menemukan seseorang dengan catfish. Meskipun ciri-cirinya bisa berbeda untuk setiap situasi, ada beberapa ciri paling umum bahwa Anda mungkin menjadi korban catfish,
Ciri-ciri catfishing yang dapat dikenali, berikut di antaranya:
Ketika sedang menarik perhatian di media sosial, seseorang harus memilih dan mengambil foto dari akun media sosial orang lain.
Karena gambar diambil dari sumber asli, catfish tidak memiliki kendali atas apa yang diposting sehingga hanya akan memiliki akses foto yang terbatas
Selain itu, pelaku mungkin juga memiliki sedikit teman atau tidak ada interaksi secara online.
Ketika mencari teman atau korban, orang dengan catfishing tidak akan mau melakukan video call. Pelaku akan menghindari obrolan video dan selalu memiliki berbagai alasan untuk menolaknya.
Video call saja selalu menolak dengan berbagai alasan, apalagi untuk bertemu langsung secara tatap muka. Untuk alasan yang jelas, orang dengan catfish tidak akan pernah mau bertemu.
Untuk menghindari hal ini, beberapa catfish akan setuju untuk bertemu langsung agar tampak lebih meyakinkan. Namun, disaat-saat terakhir biasanya pelaku akan membatalkan pertemuan.
Seseorang yang belum pernah Anda temui meminta uang melalui media sosial adalah hal yang patut dicurigai.
Orang dengan sifat ini mungkin meminta uang tunai atau menceritakan kisah tentang dirinya yang mengalami kesulitan, terutama keuangannya. Biasanya pelaku melakukan cara dengan memelas, agar korban merasa kasihan padanya.
Sikap yang romantis atau memberikan pujian mungkin terasa menyenangkan. Namun, Anda harus waspada karena hal tersebut hanya untuk mengalihkan perhatian Anda agar tidak menanyainya soal identitas.
Pada beberapa kasus, pelaku biasanya akan mencoba Anda untuk berkomitmen dalam suatu hubungan, meskipun Anda belum pernah bertemu dengannya secara langsung.
Orang dengan catfishing sering kali mengarang cerita agar sesuai dengan kehidupan Anda. Penipu mungkin bercerita tentang memiliki pekerjaan bergaji tinggi atau kekayaan keluarga untuk membuat dirinya tampak lebih menarik.
Pelaku mungkin juga membuat cerita yang dirancang untuk membuat korban merasa kasihan padanya, seperti hubungan yang buruk atau latar belakang keluarga yang sulit.
Baca Juga: Kenali Apa itu Breadcrumbing, Ciri-Ciri, dan Cara Menghadapinya
Terdapat banyak alasan berbeda mengapa seseorang mengejar hubungan palsu, mulai dari kebosanan hingga motif tersembunyi yang membahayakan. Berikut ini penyebab seseorang melakukan catfishing:
Beberapa orang dengan catfish mungkin kurang percaya diri untuk berinteraksi dengan orang lain sebagai dirinya yang sebenarnya. Dengan membuat gambaran dirinya yang lebih menarik dengan foto palsu, catfish dapat mewujudkan fantasi romantisnya.
Seseorang yang melakuan catfishing mungkin dikarenakan merasa bosan dan ingin diperhatikan orang lain. Catfish juga bisa menjadi bentuk cyberbullying (perundungan online) yang sangat ditargetkan di kalangan anak-anak, terutama sebagai cara untuk memilih remaja yang kurang bersosialisasi.
Beberapa orang menggunakan catfish sebagai alat untuk membalas dendam pada mantan pasangan atau orang yang dianggap pantas.
Pelaku yang ingin membalas dendam biasanya membuat akun media sosial dengan menggunakan gambar dan informasi mantan pasangan untuk mempermalukan atau merusak reputasinya.
Selain itu, pelaku juga dapat menggunakan identitas palsu untuk memikat mantan ke dalam hubungan palsu untuk menyakitinya secara emosional.
Pelaku catfishing akan memulai hubungan dengan tujuan semata-mata untuk mendapatkan uang dari seseorang. Hal ini dilakukannya nelalui cerita sedih yang dibuat-buat, pemerasan, atau cara menipu lainnya yang membuat korban percaya.
Perasaan insecure bisa membuat seseorang melakukan catfish. Orang yang melakukan hal ini menganggap dirinya buruk, sehingga merasa lebih nyaman menggunakan gambar atau identitas orang lain yang dianggap menarik.
Baca Juga: 7 Penyebab Ghosting dan Cara Mengatasi Efeknya bagi Mental
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menjadi korban catfish, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasinya dan menghentikannya. Berikut ini beberapa caranya:
Jika curiga Anda berurusan dengan catfish, gunakan pencarian gambar online untuk mengetahui apakah foto orang tersebut ada di profil online orang lain.
Selain itu, dapatkan nomor teleponnya untuk mendapatkan lebih banyak informasi tentang siapa di balik akun tersebut.
Beberapa orang dengan catfishing mencoba mencuri identitas hingga informasi keuangan Anda. Jadi, jangan memberikan informasi lengkap seperti alamat rumah atau nama orang tua.
Jika Anda mencurigai seseorang catfish, ajukan pertanyaan tentang latar belakangnya, restoran di kota asalnya, atau tentang sesuatu yang spesifik terkait pekerjaan. Apabila Anda masih ragu, minta ia untuk foto secara langsung.
Nah, itulah ciri orang dengan catfishing dan bagaimana cara menghadapinya. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!