Ada beberapa jenis terapi yang dapat dilakukan untuk menyembuhkan trauma masa lalu. Salah satunya adalah terapi regresi. Secara awam, terapi ini lekat dengan hipnosis dan keyakinan reinkarnasi. Secara sains—walau sedikit kontroversial—terapi ini diakui manfaatnya.
Terapi regresi adalah jenis terapi psikologi yang berfokus kepada penyembuhan masa lalu pasien. Terapi regresi yakin bahwa kejadian di masa lalu pasien memengaruhi kesehatan mental dan emosionalnya di masa kini.
Terapi ini seringkali digunakan untuk membantu menghilangkan trauma psikologis dan trauma kekerasan. Terapi regresi adalah gabungan antara teori dan teknik hipnosis dan psikoanalisis.
Keduanya mulai populer sebagai teknik psikologi pada tahun 1950an. Manfaat terapi regresi adalah untuk mengungkapkan detail yang terjadi di masa lalu pasien untuk memecahkan masalah dan emosinya di masa kini.
Baca Juga: 10 Jenis Trauma yang Umum Terjadi pada Anak hingga Dewasa
Sigmund Freud—tokoh yang mengembangkan konsep membawa ketidaksadaran kepada kondisi sadar—adalah orang yang berada di balik berkemangnya psikoanalisis dan bagian-bagian lain dalam terapi regresi.
Morris Netherton—dalam bukunya Pas Lives Therapy (1978)—menyebarkan penggunaan jenis terapi regresi ke seluruh dunia. Terapi ini kemudian dikembangkan dan disempurnakan lagi oleh Brian Weiss, seorang psikolog yang terkenal pada tahun 1980an.
Terapi regresi melibatkan proses hipnosis dalam pelaksanaannya. Faktanya adalah alam bawah sadar seseorang dapat menekan trauma. Sehingga terapi ini akan mempersuasi pasien melalui proses hipnosis.
Ada 3 jenis terapi regresi, yaitu:
Terapi ini tidak sama dengan proses hipnosis yang sering ditampilkan di acara televisi. Melalui terapi hipnosis, terapis membantu pasien mengakses masa lalunya melalui alam bawah sadarnya, namun pasien tidak perlu menyebutkan semua pengalamannya secara rinci dari tahun ke tahun.
Jenis terapi ini sedikit kontroversial karena mengakses masa lalu pasien di kehidupan sebelumnya. Konsepnya adalah kehidupan pasien sebelum reinkarnasi akan memengaruhi kehidupannya di masa sekarang.
Tidak semua terapis melakukan jenis terapi ini karena konsep reinkarnasi sendiri belum bisa dibuktikan secara ilmiah.
American Psychology Association menganggap terapi ini juga kontroversial karena berpotensi memunculkan memori yang tidak tepat. Pada jenis teknik ini, terapis akan menginduksi pasien agar mengalami amnesia.
Pasien lalu diajak masuk ke masa lalunya, tahun demi tahun, hingga sampai pada masa terjadinya kejadian traumatis yang mengganggunya. Ketika peristiwa tersebut telah diketahui dengan jelas, barulah dicari pemecahan untuk menghilangkan efeknya pada pasien.
Baca Juga: Mengenal Terapi Humanistik: Jenis, Teknik, dan Fungsinya
Hal pertama yang akan dilakukan terapis adalah mewawancarai pasien. Pertanyaan seputar tujuan utama memilih terapi ini, gangguan yang dirasakan pasien saat ini, serta alasan di balik keinginan untuk melakukan terapi.
Selanjutnya, terapis akan menjelaskan tujuan jangka pendek dan panjang serta keamanan terapi regresi. Pada sesi ini, pasien dapat menanyakan apapun seputar cara, keamanan, dan hasil yang kemungkinan akan didapatkannya.
Terapis lalu akan membawa pasien memasuki fase pelepasan emosional yang akan membantu proses pembelajaran ulang alam bawah sadar. Proses inilah yang disebut relearning.
Setelah memasuki sesi relearning, terapis akan menuntun pasien untuk melepaskan energi negatif dan prasangka terkait peristiwa tertentu di masa lampau.
Ada banyak masalah mental yang dapat diselesaikan menggunakan terapi regresi. Misalnya:
Efikasi terapi ini berbeda-beda pada setiap orang. Namun pada umumnya ketika pasien telah mencapai fase pelepasan emosi, pasien akan mengalami proses belajar ulang di subconscious mind.
Pada fase ini, pasien adalah pengendali utama emosinya. Jika proses relearning ini berhasil dilewati dengan baik, pasien akan mampu mengelola memori dan emosinya dengan baik dan terapi ini pun berhasil secara efektif.
Terapi ini memang masih kontroversial di kalangan psikolog. Namun ketika seseorang ingin menjalaninya, berikut adalah beberapa hal yang dapat dipertimbangkan terlebih dahulu:
Terapi regresi memang bukan satu-satunya jenis terapi untuk menyelesaikan trauma, masalah emosi, dan ketakutan yang dialami seseorang. Walaupun masih kontroversial, terapi ini dapat membantu seseorang untuk melepaskan emosi negatif di dalam dirinya.
Setelah pelepasan emosi ini selesai, diharapkan prasangka dan masalah yang kerap menghantui diri pasien akan dapat dikendalikan dan dihilangkan.