Stimming adalah perilaku yang sering kali terjadi pada penderita autis. Meskipun kondisi ini umumnya tidak berbahaya, namun perilaku ini dapat memiliki efek yang merugikan orang lain. Simak penjelasan mengenai gejala hingga cara mengatasinya di bawah ini.
Stimming adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku stimulasi diri. Perilaku ini biasanya melibatkan gerakan atau suara berulang.
Meskipun bisa terjadi pada seseorang yang tanpa autisme— seperti mengetuk pensil atau memutar-mutar rambut— tetapi istilah ini umumnya diterapkan pada perilaku berulang yang terlihat pada orang autisme.
Stimming adalah gejala autisme yang sering terjadi dan bagi sebagian orang, gejalanya paling jelas. Hal yang membedakannya dengan autisme adalah jenis atau kuantitas perilakunya, seperti mengepakkan tangan atau bergoyang-goyang.
Perilaku ini memiliki beberapa jenis berdasarkan bentuk dan frekuensinya, berikut di antaranya:
Stimulasi pendengaran menggunakan indra pendengaran dan suara orang tersebut. Hal ini mungkin termasuk perilaku seperti berikut:
Jenis ini menggunakan indra peraba, yang mungkin ditandai dengan perilaku tertentu, meliputi:
Visual stimming menggunakan indra penglihatan yang mungkin termasuk perilaku berulang, berikut ciri-cirinya:
Vestibular menggunakan indra pergerakan dan keseimbangan seseorang. Ciri-cirinya mungkin termasuk perilaku seperti berikut ini:
Olfactory atau taste menggunakan indra penciuman dan perasa. Jenis ini mungkin ditandai dengan perilaku berulang, di antaranya:
Baca Juga: 11 Ciri-Ciri Anak Autis yang Wajib Diketahui Orang Tua
Meskipun sering kali bukan perilaku yang membahayakan, namun stimming dapat memiliki efek pada fisik, emosional, atau sosial yang merugikan pada beberapa orang.
Bagi sebagian orang, ini dapat mencakup perilaku berisiko lebih tinggi seperti membenturkan tangan, kepala, kaki, dan benda, yang mungkin berpotensi membahayakan fisik.
Terkadang, perilaku ini bukan stimming tetapi metode komunikasi nonverbal yang digunakan orang untuk membuat dirinya dipahami. Apabila seorang anak berperilaku seperti ini, lebih baik segera periksakan ke dokter.
Orang autisme biasanya memiliki ketidakmampuan terhadap pemrosesan sensorik. Hal ini berarti bahwa mereka merespons secara berlebihan atau kurang merespons rangsangan seperti suara, tekstur, dan bau.
Misalnya, saat suara atau bau yang kuat mengganggu orang autisme, hal ini dapat dikatakan seseorang mengalami kelebihan sensorik. Respons ini disebut hipersensitif.
Apabila orang autisme kurang responsif terhadap rangsangan; seperti suara keras misalnya, respons ini disebut hiposensitif.
Meski begitu, perilaku ini dapat membantu penderita autisme, seperti:
Meskipun dapat membantu bagi orang autisme, tetapi stimming tidak dapat dianggap menguntungkan jika mengganggu kemampuannya untuk mengatur emosi dirinya sendiri.
Apabila membahayakan, perilaku ini harus segera diatasi. Dengan demikian, penanganan mungkin diperlukan jika perilakunya sudah mengganggu atau berpotensi membahayakan orang lain.
Berikut ini beberapa cara mengelola stimming, di antaranya:
Cara pertama adalah bentuk terapi perilaku yang dapat membantu anak autis beradaptasi dengan situasi sosial yang mungkin tidak dipahaminya. Cara ini melibatkan penguatan positif untuk perilaku baik dan konsekuensi untuk perilaku buruk.
Diet sensorik adalah bentuk terapi okupasi yang bertujuan untuk mengurangi rangsangan dengan menjadwalkan aktivitas ke dalam keseharian anak. Ini berguna untuk memenuhi kebutuhan sensoriknya.
Mengurangi tekanan lingkungan dan sosial bisa membantu mengurangi risiko kelebihan sensorik. Cara ini dilakukan dengan menempatkan anak di ruang kelas yang lebih kecil, jendela dan ruangan kedap suara, dan menghilangkan tekstur atau lampu yang mungkin mengganggu.
Apa anak memiliki kebiasaan goyang atau mengepakkan tangan? Jika iya, mungkin Anda perlu diajari untuk menggunakan bola untuk mengatasi stres atau gelisah. Selain itu, satu set ayunan atau ruang sunyi khusus juga bisa bermanfaat.
Jika diperlukan, obat obatan dapat diresepkan oleh dokter. Obat-obatan seperti Risperdal dan Abilify untuk mengurangi iritabilitas dan agresivitas yang dapat memicu perilaku stimming yang berlebihan.
Stimming tidak perlu diobati kecuali jika bersifat konstan, mengganggu, atau menyebabkan bahaya. Selalu konsultasikan kondisi ini dengan dokter terutama jika gejala ini mulai mengganggu penderita atau orang di sekitarnya.
Itulah penjelasan lengkap tentang stimming pada autisme yang mungkin perlu Anda kenali. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!