Penyakit cerebrovascular adalah keadaan yang mengacu pada sekelompok kondisi, penyakit, dan gangguan yang memengaruhi pembuluh darah sertai suplai darah ke otak. Ini adalah kondisi darurat medis yang memerlukan perawatan segera. Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini!
Penyakit ini dapat berkembang dari berbagai penyebab, termasuk aterosklerosis, trombosis, atau trombosis vena serebral. Beberapa penyakit serebrovaskular; termasuk stroke, transient ischaemic attack (TIA) alias stroke ringan, aneurisma, dan malformasi vaskular.
Jika penyumbatan, malformasi, atau perdarahan menghambat sel-sel otak memperoleh oksigen yang cukup, kerusakan otak bisa terjadi.
Gejalanya tergantung pada lokasi penyumbatan dan dampaknya pada jaringan otak. Kondisi yang berbeda mungkin memiliki efek yang berbeda.
Namun, gejala cerebrovascular yang umum terjadi, berikut di antaranya:
Gejala cerebrovascular mungkin sedikit berbeda tergantung pada kondisi spesifik yang pasien miliki. Namun, stroke adalah penyakit serebrovaskular yang paling umum terjadi.
Stroke ditandai dengan gejala yang muncul secara tiba-tiba, dan kelangsungan hidup dan hasil fungsional peka terhadap waktu. Guna membantu menemukan tanda-tanda peringatan stroke, sebaiknya gunakan akronim FAST:
Jika mengalami salah satu gejala stroke yang muncul secara tiba-tiba, segera dapatkan bantuan darurat medis atau bawa ke rumah sakit terdekat.
Baca Juga: Lesi Otak: Jenis, Gejala, Penyebab, hingga Pengobatan
Penyakit serebrovaskular berkembang karena berbagai penyebab. Jika mengalami kerusakan pada pembuluh darah di otak, pembuluh darah ini tidak mampu mengalirkan cukup atau sedikit darah ke area otak. Kurangnya darah mengganggu suplai oksigen yang cukup. Tanpa oksigen, sel-sel otak akan mulai rusak dan mati.
Aterosklerosis adalah penyebab utama dari penyakit cerebrovascular. Kondisi ini terjadi ketika kadar kolesterol tinggi, bersama dengan peradangan di arteri otak, menyebabkan kolesterol menumpuk menjadi plak tebal seperti lilin yang mempersempit atau menghalangi aliran darah di arteri.
Plak tersebut dapat menghambat atau sepenuhnya menghalangi aliran darah ke otak, yang menyebabkan serangan serebrovaskular, seperti stroke atau TIA.
Kondisi yang termasuk dalam kategori penyakit serebrovaskular, meliputi:
Stroke adalah jenis penyakit serebrovaskular yang paling umum. Risiko stroke dapat meningkat seiring bertambahnya usia, terutama jika seseorang atau kerabat dekatnya sebelumnya memiliki serangan serebrovaskular.
Risiko akan meningkat setiap 10 tahun, antara usia 55 dan 85 tahun. Namun, stroke bisa terjadi pada usia berapa pun, bahkan pada bayi.
Sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko stroke dan jenis penyakit serebrovaskular lainnya termasuk:
Setiap mengalami cerebrovascular disease adalah kondisi darurat medis, dan siapa pun yang mengenali gejalanya harus menghubungi kontak darurat medis untuk segera mendapatkan penanganan. Diagnosis dini sangat penting untuk mengurangi kerusakan di otak.
Guna membantu diagnosis, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasien dan mencari kesulitan neurologis, motorik, dan sensorik tertentu, ini termasuk:
Dokter dapat menggunakan angiografi serebral, angiogram vertebral, atau angiogram karotis untuk menemukan kelainan pembuluh darah, seperti bekuan darah atau cacat pembuluh darah. Ini dengan penyuntikan pewarna ke dalam arteri untuk menemukan gumpalan apa pun dan menampilkan ukuran dan bentuknya pada CT scan atau MRI.
Computerized axial tomography (CAT scan) dapat membantu dokter mendiagnosis dan mendeteksi stroke hemoragik, karena bisa membedakan antara darah, tulang, dan jaringan otak. Namun, tidak selalu menunjukkan kerusakan karena stroke iskemik, terutama pada tahap awal.
Pemindaian MRI dapat mendeteksi bahkan stroke tahap awal. Sementara Elektrokardiogram (EKG) dapat mendeteksi aritmia jantung, yang merupakan faktor risiko stroke embolik.
Baca Juga: Aneurisma Otak: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan
Perawatannya tergantung pada jenis penyakit serebrovaskular yang pasien miliki. Namun, perawatan fokus pada peningkatan aliran darah ke otak.
Berdasarkan penyebab penyumbatan atau hilangnya aliran darah, dokter akan memilih di antara beberapa pilihan pengobatan. Perawatan yang paling efektif tergantung pada sejauh mana hilangnya aliran darah.
Sebagian besar pengobatan untuk penyakit cerebrovascular disease menggunakan obat-obatan, berikut di antaranya:
Obat-obatan ini biasanya untuk pasien yang arterinya kurang dari 50 persen tersumbat atau menyempit. Untuk kondisi yang lebih parah, operasi untuk menghilangkan plak atau penyumbatan, atau untuk memasukkan stent mungkin diperlukan.
Jika fungsi otak telah berkurang atau berubah akibat penyakit ini, maka pasien mungkin memerlukan terapi fisik, terapi okupasi, dan terapi wicara sebagai pemulihan.
Berikut ini beberapa komplikasi penyakit ini yang mungkin berkembang:
Ada beberapa langkah yang dapat membantu mengurangi risiko penyakit serebrovaskular di antaranya: