Lesi merupakan jaringan yang mengalami kerusakan. akibat cedera atau penyakit. Kondisi ini biasa Anda temui pada siku tangan. Namun, bagaimana dengan lesi pada otak? Kenali lebih jauh kondisi ini lewat ulasan berikut!
Lesi otak adalah cedera atau penyakit yang menyerang otak. Sekilas definisi ini mungkin terdengar sederhana. Namun, memahami lesi otak merupakan hal yang rumit karena jenisnya yang bermacam-macam.
Ada jenis lesi kecil hingga besar, sedikit hingga banyak, dan dari yang relatif tidak berbahaya sampai yang mengancam nyawa.
Lesi juga dapat terjadi pada bagian tubuh lainnya. Sebagai contoh, ketika siku Anda terbentur, maka akan meninggalkan area kulit yang meradang, memar, atau dalam medis disebut lesi.
Berikut adalah beberapa jenis lesi otak yang sering ditemui, antara lain:
Abses otak adalah area infeksi yang mengandung nanah dan jaringan yang meradang. Meski tidak sering terjadi, tetapi abses otak dapat mengancam nyawa.
Abses otak sering terjadi setelah infeksi, biasanya infeksi berasal dari daerah terdekat dengan otak, seperti telinga, sinus atau gigi. Kondisi ini juga dapat muncul setelah cedera atau pembedahan tengkorak.
AVM adalah jenis lesi otak yang biasanya sudah terjadi pada saat seseorang terlahir. Kondisi ini terjadi ketika adanya hubungan tidak normal antara pembuluh darah arteri dan vena.
Tugas arteri adalah membawa darah yang tinggi oksigen dari jantung ke otak. Sementara, vena bertanggung jawab untuk membawa darah yang kurang oksigen kembali ke jantung dan paru-paru.
Nah, AVM akan mengganggu proses tersebut sehingga sirkulasi oksigen ikut terganggu. Kondisi ini juga dapat menyebabkan kerapuhan pembuluh darah sehingga rentan pecah dan bocor.
Penyebab kondisi ini belum diketahui secara pasti dan bukan merupakan penyakit keturunan.
Gejala yang bisa muncul bervariasi berdasarkan lokasi terjadinya AVM. Namun, gejala yang muncul pertama kali sering kali berupa perdarahan.
Selain itu, penderita juga bisa mengalami kejang, sakit kepala, mual, muntah, dan hilang kesadaran.
Baca Juga: Mengenal Medulla Oblongata, Bagian Otak yang Mengendalikan Sistem Tubuh
Stroke iskemik adalah lesi otak yang terjadi ketika aliran darah menuju otak terganggu akibat adanya sumbatan pada pembuluh darah.
Akibatnya, sel-sel otak mengalami kekurangan oksigen dan nutrisi penting sehingga menyebabkan area otak tersebut mengalami kerusakan dan kematian sel.
Cerebral palsy adalah sekelompok gangguan yang dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk bergerak dan menjaga keseimbangan dan postur tubuh. Kondisi ini paling umum terjadi pada anak-anak.
Kondisi ini memengaruhi kemampuan anak untuk bergerak dan mengganggu kemampuan komunikasi dan keterampilan anak.
Namun, banyak anak-anak pengidap cerebral palsy memiliki fungsi intelektual yang normal.
Jenis lesi otak yang satu ini terjadi ketika sistem imun menyerang dan merusak lapisan saraf (myelin) di otak dan sumsum tulang belakang.
Kondisi ini akan menghambat impuls pesan yang akan dikirim dan diterima antara otak dan seluruh tubuh.
Tumor adalah pertumbuhan dari jaringan normal. Sebagian tumor otak bersifat jinak (non-kanker), sebagian lainnya bersifat ganas (kanker).
Pada kasus kanker otak, kemunculan awalnya bisa langsung di otak atau penyebaran dari organ lain di dalam tubuh (metastasis).
Pada awalnya, lesi otak bisa saja tidak menimbulkan gejala. Namun, seiring dengan bertambah besarnya ukuran lesi, gejala dapat muncul dan terlihat lebih jelas.
Gejala cukup bervariasi, tergantung pada jenis, area, dan ukuran lesi. Namun, secara umum beberapa jenis lesi otak akan menunjukkan gejala sebagai berikut:
Lesi otak dapat terjadi karena berbagai faktor. Berikut ini beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko lesi otak:
Adapun sejumlah penyakit yang bisa meningkatkan risiko Anda terkena lesi otak, di antaranya:
Untuk mengetahui lesi otak yang terjadi, selain melakukan wawancara dan pemeriksaan fisik, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang berikut:
Pemeriksaan ini umum dilakukan untuk mengetahui gambaran tulang tengkorak, jaringan otak, dan struktur lain di dalam otak.
Tes ini dapat memberikan gambaran tiga dimensi (3D) bagian dalam tubuh dengan menggabungkan teknologi medan magnet dan komputer.
MRI dapat membantu dokter mendapat gambaran detail jaringan lunak termasuk otak besar, batang otak, dan otak kecil.
Baca Juga: Hippocampus, Bagian Otak yang Berperan Penting untuk Mengingat
Pengobatan tergantung pada jenis, lokasi, dan penyebab lesi otak. Oleh karena itu, pemeriksaan menyeluruh penting untuk merencanakan penanganan yang sesuai.
Beberapa pendekatan pengobatan, meliputi:
Jika lesi otak tidak menyebabkan gejala mengganggu dan tidak tumbuh, dokter biasanya akan menganjurkan pasien melakukan pemeriksaan secara rutin.
Namun, jika menyebabkan gejala tertentu atau ukurannya besar, kemungkinan dokter akan menganjurkan tindakan selanjutnya, antara lain:
Selain tindakan medis, pengobatan oral juga dapat membantu menangani masalah lesi pada otak, tergantung pada jenis lesi dan gejala yang muncul. Beberapa obat yang umum digunakan, yaitu:
Jika mengalami gejala-gejala lesi otak, segera periksakan diri Anda ke dokter agar dokter dapat melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk menentukan penanganan yang sesuai.