Infeksi saluran kemih (ISK) adalah jenis penyakit disebabkan oleh infeksi bakteri pada sistem kemih. Ketahui lebih lanjut mengenai infeksi saluran kemih mulai dari gejala, penyebab, hingga pengobatannya berikut ini!
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi di bagian mana pun dari sistem saluran kemih, termasuk ginjal (pielonefritis), kandung kemih (sistitis), dan uretra (uretritis).
Urine atau air seni adalah produk sampingan dari sistem penyaringan darah, yang dilakukan oleh ginjal. Ginjal mengeluarkan urine ketika membuang produk limbah dan kelebihan air dari darah.
Air seni biasanya mengalir melalui sistem saluran kemih tanpa kontaminasi apa pun. Namun, bakteri bisa masuk ke sistem saluran kemih, yang bisa menyebabkan ISK.
Bagi wanita, peluang terkena ISK sangat tinggi. Beberapa ahli menilai bahwa risiko seumur hidup terkena penyakit ini adalah 1 dari 2, dan banyak wanita mengalami infeksi berulang, terkadang hingga bertahun-tahun. Sedangkan pada pria, sekitar 1 dari 10 akan terkena ISK seumur hidupnya.
Gejala infeksi saluran kemih tergantung pada bagian mana dari saluran kemih yang terinfeksi, apakah saluran kemih bagian bawah atau bagian atas.
Untuk infeksi saluran kemih bagian bawah, umumnya penderita akan mengalami gejala-gejala berikut ini:
Hal lain yang juga perlu Anda waspadai kemunculannya adalah infeksi saluran kemih atas. Lebih berbahaya dari ISK bagian bawah, ISK bagian atas bahkan dapat menyebabkan penderitanya mengalami tekanan darah rendah, syok, hingga kehilangan nyawa!
Ciri ciri ISK saluran atas yang umum dialami oleh penderitanya adalah sebagai berikut:
Baca Juga: 10 Gejala Infeksi Saluran Kemih yang Sering Tidak Disadari!
Konsultasikan dengan dokter apabila Anda memiliki gejala infeksi saluran kemih atau gejala apa pun yang parah atau mengkhawatirkan.
Mengonsumsi antibiotik yang diresepkan oleh dokter di rumah dapat mengobati sebagian besar ISK. Namun, beberapa kasus mungkin penyakit ini memerlukan perawatan di rumah sakit.
Penyebab ISK tentu saja karena adanya infeksi yang disebabkan oleh bakteri, umumnya bakteri Escherichia coli (E. coli). Mengapa hal ini bisa terjadi?
Faktor kebersihan menjadi pemicu utamanya. Misalnya, sehabis buang air besar (BAB) Anda tidak membersihkan tangan dengan benar. Akibatnya, bakteri yang masih menempel pada tangan atau medium lainnya (cth: tisu) tidak sengaja masuk ke dalam lubang kencing.
Dari situlah semuanya bermula. Bakteri yang ‘berhasil’ masuk kemudian mulai menginfeksi saluran kemih bahkan pada perkembangannya bisa mencapai organ ginjal dan mengakibatkan kondisi semakin parah hingga mengancam nyawa.
Selain itu, infeksi saluran kemih juga mungkin disebabkan oleh faktor-faktor lainnya seperti:
Infeksi saluran kemih juga dipengaruhi oleh sejumlah faktor risiko, yaitu sebagaimana dijelaskan berikut ini.
Wanita lebih mungkin mendapatkan ISK daripada pria karena wanita memiliki uretra lebih pendek daripada pria, sehingga bakteri memiliki jarak yang lebih pendek untuk melakukan perjalanan mencapai kandung kemih.
Sejumlah besar bakteri dapat hidup di daerah sekitar vagina, dubur, dan juga bagian kulit lainnya. Bakteri bisa masuk ke urine dari uretra dan menuju ke kandung kemih. Bahkan, bakteri dapat melakukan perjalanan hingga ke ginjal.
Wanita yang telah mengalami menopause memiliki perubahan pada lapisan vagina dan kehilangan perlindungan yang diberikan estrogen. Hal inilah yang lantas meningkatkan kemungkinan terkena infeksi saluran kencing.
Selain itu, beberapa wanita memang secara genetik cenderung memiliki karakteristik saluran kemih yang memudahkan bakteri menempel padanya.
Wanita yang menggunakan diafragma memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi saluran kemih dibanding wanita yang menggunakan bentuk KB lainnya.
Selain itu, menggunakan kondom dengan busa spermisida juga diketahui dapat meningkatkan risiko terkena infeksi saluran kencing.
Anda lebih mungkin terkena infeksi saluran kemih jika saluran kemih memiliki kelainan atau baru-baru ini menggunakan kateter, selang kecil untuk mengalirkan urine keluar dari tubuh yang dimasukkan dari lubang saluran kencing.
Jika Anda tidak dapat buang air kecil secara normal karena beberapa jenis penyumbatan, Anda juga akan memiliki kemungkinan lebih tinggi terkena infeksi saluran kencing. Kelainan ini sering ditemukan pada anak-anak di usia dini tetapi bisa juga ditemukan pada orang dewasa.
Uretritis ternyata juga bisa menjadi penyebab infeksi saluran kemih. Uretritis sendiri adalah peradangan yang terjadi pada uretra. Jenis ISK ini dapat terjadi ketika bakteri saluran pencernaan menyebar dari anus ke uretra.
Karena uretra wanita dekat dengan vagina, infeksi menular seksual seperti herpes, gonore, klamidia dan mikoplasma, juga dapat menyebabkan uretritis yang lantas menyebabkan penyakit ISK.
Menjadi aktif secara seksual cenderung dapat menyebabkan lebih sering mengalami infeksi saluran kemih. Bahkan memiliki pasangan seksual baru juga meningkatkan risiko.
Setelah menopause atau berakhirnya siklus menstruasi, penurunan sirkulasi estrogen dapat menyebabkan perubahan pada saluran kemih. Perubahan tersebut bisa meningkatkan risiko ISK pada wanita.
Penyakit diabetes dan penyakit lainnya dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh – pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit. Apabila sistem kekebalan tubuh menurun, kemungkinan dapat meningkatkan risiko ISK.
Orang yang tidak mampu buang air kecil sendiri biasanya harus menggunakan selang yang disebut kateter untuk buang air kecil. Menggunakan kateter dapat meningkatkan risiko ISK. Kateter biasanya digunakan oleh pasien yang dirawat di rumah sakit.
Alat ini juga dapat digunakan oleh orang yang memiliki masalah neurologis yang membuat sulit mengontrol buang air kecil atau yang mengalami kelumpuhan.
Baca Juga: Infeksi Bakteri E. Coli: Penyebab, Gejala, Pengobatan
Jika dari beberapa gejala di atas Anda memiliki kecurigaan mengalami infeksi saluran kemih, segera konsultasi dengan dokter untuk meninjau gejala dan melakukan pemeriksaan fisik atau tes-tes khusus.
Tes dan prosedur yang digunakan untuk mendiagnosis ISK meliputi:
Dokter mungkin akan meminta sampel urine untuk dianalisis di laboratorium. Cara ini dilakukan guna mencari sel darah putih, sel darah merah atau bakteri.
Nantinya, sampel urine akan diteteskan pada kertas khusus bernama dipstick. Kertas dipstick adalah kertas dengan zat kimia yang akan bereaksi terhadap leukosit maupun nitrit. Apabila pada saluran kemih terdapat infeksi, kertas akan mengalami perubahan warna saat ditetesi urine.
Analisis laboratorium urine kadang-kadang disertai dengan tes kultur urine. Tes ini memberi informasi pada dokter mengenai penyebab infeksi dan obat mana yang paling efektif digunakan.
Apabila kemungkinan Anda mengalami jenis infeksi saluran kemih bagian atas, dokter biasanya akan melakukan analisis sampel darah.
Metode pemeriksaan yang satu ini dilakukan untuk melihat apakah infeksi bakteri sudah masuk ke dalam aliran darah pasien.
Pemindaian tomografi yang terkomputerisasi seperti CT scan atau magnetic resonance imaging (MRI) bisa dilakukan untuk mendiagnosis ISK. Biasanya dokter akan menggunakan pewarna kontras untuk menyoroti struktur di saluran kemih.
Jika Anda memiliki infeksi saluran kemih berulang, dokter dapat melakukan sistoskopi, prosedur medis yang bertujuan untuk memeriksa saluran kemih. Prosedur ini dilakukan dengan sistoskop, selang yang memiliki kamera di ujungnya dan berguna untuk memberikan gambaran visual mengenai kondisi kandung kemih.
Sebelum membahas lebih lanjut, perlu diketahui bahwa pada dasarnya pengobatan ISK dibagi menjadi dua, yaitu:
Sementara itu, untuk menyembuhkan ISK yang disebabkan oleh masalah dalam sistem kemih, masalah mendasar perlu ditemukan dan diperbaiki terlebih dahulu. Jika tidak diobati, infeksi ini dapat menyebabkan kerusakan ginjal.
Berikut adalah metode pengobatan yang umum dilakukan guna mengatasi penyakit infeksi saluran kemih, antara lain.
Karena infeksi saluran kemih umumnya disebabkan oleh bakteri, maka cara mengobati infeksi saluran kemih yang biasanya dilakukan adalah dengan memberikan obat antibiotik atau antimikroba. Jenis obat dan lamanya pengobatan akan tergantung pada gejala dan riwayat medis.
Pada beberapa kasus, gejala infeksi saluran kencing dapat hilang sebelum infeksi benar-benar hilang. Namun, Anda harus memastikan untuk tidak mengurangi konsumsi antibiotik sebagaimana yang dianjurkan dokter untuk mengurangi resistensi antibiotik.
Minum banyak cairan dan sering buang air kecil adalah cara mengobati ISK selanjutnya yang umum dianjurkan oleh dokter, karena hal ini membantu melawan bakteri.
Khusus penderita ISK kronis, penanganan di rumah sakit harus segera dilakukan untuk memastikan tubuh mengonsumsi cairan yang cukup dan menerima obat yang tepat.
Selain obat-obatan dengan resep, langkah lain yang bisa digunakan untuk mengatasi infeksi saluran kencing adalah dengan mengonsumsi cranberry. Cranberry mengandung senyawa yang disebut proanthocyanidins yang mencegah bakteri E. coli menempel pada dinding saluran pencernaan dan saluran kemih.
Selain itu, konsumsi ekstrak cranberry tampaknya dua kali lebih efektif daripada jus cranberry untuk mencegah ISK. Ekstrak cranberry juga mengandung antosianin dan asam salisilat, zat ini mungkin memiliki efek penghilang rasa sakit dan anti-inflamasi yang dapat membantu meringankan gejala infeksi saluran kemih.
Sementara itu, beberapa kondisi lainnya yang mengharuskan Anda untuk segera mendapatkan penanganan meliputi:
Khusus wanita yang memiliki infeksi kandung kemih berulang mungkin disarankan dokter untuk:
Infeksi saluran kemih bisa Anda rawat di rumah untuk meredakan ketidaknyamanan sampai antibiotik dapat mengatasi infeksi tersebut. Berikut ini beberapa perawatan ISK di rumah, antara lain:
Jika ISK diobati dengan segera dan benar, kemungkinan jarang menimbulkan komplikasi. Namun jika dibiarkan, ISK dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Berikut ini komplikasi ISK mungkin terjadi, termasuk:
Baca Juga: 7 Cara Mencegah Infeksi Saluran Kemih Setelah Seks
Berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi saluran kencing, di antaranya:
Demikian ulasan lengkap tentang infeksi saluran kemih, mulai dari definisi, gejala, penyebab, hingga pengobatannya. Hal yang paling penting adalah menjaga kesehatan sistem pencernaan dengan pola makan sehat dan gaya hidup sehat. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!