Hifema adalah kondisi ketika terjadi penumpukan darah pada area bilik di depan mata antara selaput pelangi dan selaput bening mata. Simak informasi lengkap mengenai gangguan mata yang satu ini mulai dari gejala, penyebab, faktor risiko, hingga pengobatan dan pencegahannya berikut ini!
Hifema (Hyphema) adalah kondisi ketika terjadi penumpukan darah pada area bilik di depan mata antara selaput pelangi (iris) dan selaput bening mata (kornea). Hal ini biasanya dipicu oleh cedera yang membuat pupil mata dan iris robek.
Berbeda dengan perdarahan yang terjadi di lapisan atas konjungtiva mata—disebut perdarahan subkonjungtiva—yang umumnya bukan merupakan kondisi berbahaya, pun tidak disertai rasa nyeri, sedangkan perdarahan pada kasus hifema ini akan menimbulkan rasa nyeri di area mata. Selain itu, kondisi ini bisa memengaruhi penglihatan.
Ciri-ciri utama dari hifema ini adalah adanya perdarahan pada area bilik di depan mata. Awalnya, perdarahan masih sedikit sehingga tidak dapat diidentifikasi. Lama-kelamaan, perdarahan pun semakin banyak dan menyebabkan mata tampak penuh dengan darah. Selain perdarahan, penderita hifema juga akan merasakan sejumlah gejala lainnya, yaitu:
Hifema termasuk ke dalam kondisi darurat medis. Oleh sebab itu, Anda sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami gejala-gejala yang mengarah pada masalah mata yang satu ini.
Pemeriksaan medis dilakukan guna memastikan kondisi, pun agar Anda bisa langsung mendapatkan penanganan medis. Penanganan medis sedini mungkin sangat diperlukan guna meningkatkan peluang kesembuhan dan mencegah terjadinya komplikasi yang dapat membahayakan diri.
Baca Juga: Cara Efektif Menghilangkan Kotoran di Mata
Penyebab kondisi ini ada beberapa macam, namun yang paling umum adalah cedera atau trauma. Cedera pada mata ini dipicu oleh sejumlah aktivitas seperti:
Sementara faktor penyebab lainnya dari kondisi ini adalah sebagai berikut:
Risiko untuk mengalami gangguan mata yang satu ini akan semakin besar apabila:
Dalam mendiagnosis perdarahan mata ini, dokter akan melakukan 3 (tiga) tahapan pemeriksaan, yaitu:
Pertama-tama, dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada pasien guna mengetahui riwayat medis. Pertanyaan meliputi:
Pastikan untuk memberikan informasi yang jelas kepada dokter. Hal ini berguna membantu dokter dalam mengidentifikasi penyebab gejala yang dialami.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik terdiri dari pemeriksaan mata bagian dalam. Untuk mendukung hal tersebut, dokter akan menggunakan alat khusus yakni slit lamp.
Selain itu, dokter juga akan memeriksa beberapa aspek terkait lainnya seperti tingkat kemampuan penglihatan pasien dan tekanan pada bola mata. Melalui pemeriksaan fisik ini, dokter biasanya sudah dapat memastikan apakah pasien mengalami hifema atau tidak.
Pada kasus cedera mata yang tergolong parah, dokter kemungkinan akan melakukan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang yang dimaksud adalah CT scan. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mencari tahu seberapa parah dampak dari cedera tersebut bagi mata.
Hasil diagnosis lantas akan menentukan tingkat keparahan (derajat) perdarahan mata yang dialami oleh pasien. Hyphema sendiri terbagi menjadi 4 (empat) kategori berdasarkan tingkat keparahannya, yaitu:
Sebagian besar kasus hyphema tergolong ke dalam kategori 1. Ada juga yang mengalami mikrohifema, yakni ketika perdarahan sangat sedikit sehingga tidak terlalu terlihat dari luar.
Baca Juga: 13 Penyebab Pandangan Mata Kabur yang Jarang Disadari
Pengobatan hifema disesuaikan dari tingkat keparahannya. Pada kasus yang ringan, penyakit ini dapat sembuh dalam kurun waktu kurang lebih 1 minggu. Selama masa penyembuhan, dokter akan memberikan resep obat-obatan seperti:
Selain itu, pasien juga akan disarankan untuk menerapkan hal-hal berikut ini:
Ada beberapa kasus di mana perdarahan menyebabkan tekanan pada bola mata mengalami peningkatan dan perdarahan tidak kunjung berakhir. Jika ini yang terjadi, pasien kemungkinan perlu dirawat di rumah sakit guna mendapatkan penanganan medis secara khusus.
Apabila penyakit ini tidak segera diobati, kemungkinan akan ada komplikasi yang harus ditanggung oleh pasien. Komplikasi yang dimaksud yakni peningkatan tekanan bola mata secara drastis yang akhirnya berujung pada hilangnya fungsi penglihatan secara permanen.
Mengingat hifema ini sebagian besar disebabkan oleh cedera mata, maka cara mencegah gangguan mata tersebut adalah dengan menghindari faktor-faktor yang dapat membuat mata cedera.
Misalnya, gunakan pelindung mata saat melakukan aktivitas yang berisiko. Selain itu, menjaga kebersihan juga bisa menjadi cara mencegah hyphema karena kondisi ini juga bisa diakibatkan oleh infeksi virus. Semoga bermanfaat!