Empty nest syndrome atau sindrom sarang kosong, adalah perasaan orang tua yang sedih dan kehilangan ketika ditinggalkan anak karena harus berpisah. Apakah sindrom ini berbahaya bagi orang tua? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Empty nest syndrome adalah fenomena di mana orang tua mengalami perasaan sedih, cemas, dan kehilangan ketika anak terakhir telah dewasa pindah atau meninggalkan rumah. Perasaan ini bukanlah kondisi kesehatan medis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sindrom sarang kosong dapat menyebabkan masalah kesehatan mental. Ini termasuk depresi dan kecemasan, atau terlibat dalam perilaku yang berdampak negatif seperti pengambilan risiko keuangan atau gangguan penggunaan obat-obatan terlarang.
Ketika anak terakhir meninggalkan rumah karena alasan tertentu, dan orang tua tidak yakin apa yang harus dilakukan dengan dirinya sendiri. Itu adalah perasaan yang normal dari sindrom sarang kosong.
Berikut ini adalah tanda dan gejala yang paling umum dari empty nest syndrome.
Baca Juga: Penyebab dan Cara Merawat Orang Tua dengan Perilaku Seperti Anak Kecil
Jika termasuk dalam kelompok berisiko tinggi atau tidak terhadap empty nest syndrome, Anda harus mencari bantuan ahli kesehatan mental jika memiliki gejala depresi yang berlangsung lebih dari dua minggu.
Gejala depresi ini, meliputi:
Wajar untuk meninggalkan rumah orang tua ketika anak-anak telah mencapai tahap perkembangan tertentu, dan sindrom sarang kosong biasanya tidak seburuk yang ditakuti orang tua, selama orang tua membangun ikatan yang stabil dan sehat dengan anaknya.
Di sisi lain, jika orang tua dan anak memiliki hubungan konflik, permusuhan, atau dendam, baik orang tua dan anak dapat mengalami gejolak emosional setelah kepergian anak dari rumah.
Hasil terbaik mencakup hubungan yang bermakna dan dukungan antara semua individu.
Hubungan yang positif memberi kedua pihak kesempatan yang baik untuk interaksi yang sehat, yang diperlukan untuk orang dewasa muda beranjak mandiri, serta untuk orang tua yang bertambah tua.
Terdapat beberapa orang yang memiliki risiko lebih tinggi terkena sindrom sarang kosong, termasuk:
Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa orang tua yang mengalami sindrom sarang kosong mengalami rasa kehilangan yang mendalam. Kondisi ini mungkin membuat orang tua rentan terhadap depresi, alkoholisme (kecanduan alkohol) , krisis identitas, dan konflik perkawinan.
Sementara penelitian terbaru menunjukkan bahwa sindrom sarang kosong dapat mengurangi konflik pekerjaan dan keluarga, dan dapat memberikan banyak manfaat lain bagi orang tua.
Ketika anak terakhir harus meninggalkan rumah karena alasan tertentu, orang tua memiliki kesempatan baru untuk berhubungan kembali satu sama lain, meningkatkan kualitas pernikahan mereka dan menghidupkan kembali minat yang sebelumnya tidak sempat dimiliki.
Baca Juga: Depresi pada Lansia: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahan, dll
Jika orang tua sedang mengalami perasaan kehilangan dan gejala lain akibat sindrom sarang kosong, segera mengambil tindakan. Berikut ini cara mengatasinya:
Orang tua dapat terus dekat dengan anak-anak bahkan ketika sudah tinggal terpisah. Cobalah berusaha untuk mempertahankan kontak secara rutin melalui kunjungan, telepon, email, teks, atau video call.
Hindari membandingkan jadwal anak dengan pengalaman atau harapan orang tua. Sebagai gantinya, fokuslah pada apa yang dapat orang tua lakukan untuk membantu anak berhasil ketika benar-benar meninggalkan rumah.
Cobalah bagikan perasaan Anda dengan orang-orang tercinta dan teman-teman yang anaknya juga baru saja meninggalkan rumah karena alasan tertentu. Jika Anda merasa tertekan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan mental.
Aktif secara fisik dengan olahraga dapat membangkitkan semangat orang tua. Bukan tanpa alasan, penelitian menunjukkan bahwa olahraga dapat meningkatkan kepuasan hidup dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari seiring bertambahnya usia.
Ternyata sering tertawa juga bisa membantu kesedihan orang tua yang berpisah dengan anaknya.
Cobalah temukan cara untuk tertawa bersama orang lain, seperti bercerita atau menonton film komedi bersama, dapat membantu. Tertawa akan membantu membangkitkan semangat, dan juga memiliki manfaat kesehatan.
Meskipun baru ditinggal anak, jangan sampai lupa merawat diri yang penting untuk kesehatan. Justru, inilah menjadi waktu yang ideal untuk merawat diri sendiri.
Anda bisa makan dengan teratur, menikmati waktu untuk diri sendiri. Apa pun yang diperlukan untuk memulihkan pikiran, tubuh, dan jiwa, menjadi wadah kekosongan yang dapat menyediakan waktu.
Baca Juga: Tantrum pada Orang Dewasa, Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Jika anak terakhir akan meninggalkan rumah dan orang tua khawatir tentang sindrom sarang kosong, sebaiknya rencanakan terlebih dahulu. Carilah peluang baru dalam kehidupan pribadi dan profesional diri Anda.
Pastikan untuk tetap sibuk atau menghadapi tantangan baru di tempat kerja atau di rumah untuk dapat membantu meringankan rasa kehilangan yang mungkin ditimbulkan oleh kepergian anak.