Cacingan pada ibu hamil bagi sebagian orang mungkin terkesan tidak mengkhawatirkan, namun sebenarnya kondisi ini patut diwaspadai. Apabila dibiarkan dan kondisinya semakin parah, cacingan bisa berbahaya bagi janin dan berakibat fatal. Bunda, yuk, simak selengkapnya dalam penjelasan di bawah ini!
Cacingan dapat terjadi pada siapa pun, dari anak-anak, dewasa, hingga ibu hamil. Untuk ibu hamil, cacingan bisa sangat mengganggu.
Terkadang wanita wanita mengalami sensasi gatal di daerah vagina atau dubur, biasanya pada malam hari. Gatal-gatal dapat mengindikasikan iritasi tetapi jika terjadi secara teratur, bisa jadi itu adalah infeksi cacing kremi.
Infeksi cacing kremi adalah infeksi parasit usus yang umum terjadi. Tidak banyak yang menyadari infeksi cacing kremi dan pengaruhnya terhadap kehamilan dan pertumbuhan janin bisa berbahaya!
Ada beberapa ciri yang menonjol dari infeksi cacing (misalnya cacing kremi) yang bisa dikenali, berikut di antaranya:
Sebaiknya konsultasikan ke dokter jika Anda mengeluhkan gejala tersebut. Meskipun mungkin tidak mempengaruhi janin dalam kandungan, tetapi ini dapat memengaruhi kesehatan ibu hamil.
Baca Juga: Gejala Cacingan pada Orang Dewasa Berdasarkan Jenis Cacing
Infeksi cacing, biasanya terjadi karena Bumil tidak menjaga kebersihan dengan baik. Penyebab lain yang menyebabkan keadaan ini adalah:
Ketika terkena infeksi parasit, cacing pipih dan cacing gelang adalah penyebab yang paling mungkin. Kedua jenis cacing parasit ini dapat ditemukan di berbagai habitat. Jenis cacing ini tidak selalu terlihat dengan mata telanjang.
Berikut ini beberapa jenis infeksi cacing, di antaranya:
Siapa pun bisa tertular cacing pita, yaitu sejenis cacing pipih, dengan meminum air yang terkontaminasi telur atau larva cacing pita. Daging mentah atau setengah matang adalah cara lain cacing pita menemukan jalan mereka ke manusia.
Cacing pita menanamkan kepalanya ke dinding usus dan tetap bertahan di sana. Dari situ, cacing pita jenis tertentu dapat menghasilkan telur yang matang menjadi larva yang berpindah ke bagian tubuh yang lain.
Flukes adalah jenis lain dari cacing pipih. Jenis cacing ini lebih mungkin menyebabkan infeksi pada manusia.
Selada air mentah dan tanaman air tawar lainnya adalah sumber utama cacingan pada manusia. Selain itu, orang juga bisa terpapar saat meminum air yang terkontaminasi larva cacing ini. IUni biasanya menetap di usus, darah, atau jaringan.
Cacing tambang adalah jenis cacing gelang yang ditularkan melalui kotoran dan tanah yang terkontaminasi. Cara paling umum untuk melakukan kontak dengan cacing gelang adalah berjalan tanpa alas kaki di tanah yang terdapat larva cacing tambang. Larva ini dapat menembus kulit.
Cacing tambang hidup di usus kecil, di mana cacing ini menempel di dinding usus dengan “pengait”. Panjang cacing ini biasanya kurang dari setengah inci.
Cacing kremi adalah jenis cacing gelang kecil yang tidak berbahaya. Saat dewasa sepenuhnya, cacing ini hidup di usus besar dan rektum. Cacing kremi betina bertelur di sekitar anus, biasanya pada malam hari.
Telur dapat bertahan hidup di tempat tidur, pakaian, dan bahan lainnya. Orang tertular infeksi cacing kremi saat menyentuh telur dan akhirnya memasukkannya ke dalam mulut. Telurnya sangat kecil dan bahkan bisa terhirup ketika terbawa udara.
Baca Juga: Cacing Kremi: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan
Terdapat dua obat yang biasa digunakan untuk mengobati infeksi cacing pada ibu hamil. Kedua obat ini tersedia di apotek, yakni Mebendazole dan Pyrantel.
Mebendazole adalah pilihan pertama karena penelitian pada kehamilan manusia tidak menunjukkan peningkatan efek samping pada ibu atau janin. Sedangkan Pyrantel, tidak memiliki data kehamilan manusia tetapi penelitian pada hewan dengan dosis yang sangat tinggi menunjukkan tidak ada peningkatan risiko cacat lahir.
Kedua obat tersebut dapat diserap dengan buruk dengan sebagian besar obat dihilangkan melalui feses. Penggunaanya adalah satu dosis diminum secara oral diikuti dengan dosis kedua yang diminum 2 minggu kemudian jika gejalanya menetap.
Keluarga ibu hamil mungkin perlu diobati juga bahkan jika tidak memiliki gejala karena infeksi cacing kremi dianggap sangat menular. Kedua obat tersebut adalah pengobatan yang disetujui untuk infeksi cacing kremi pada kehamilan trimester ke-2 dan ke-3 oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Sementara itu, krim zinc atau krim antiseptik ringan yang bisa digunakan di sekitar bagian anus pada malam hari dan pagi hari bisa membantu mengatasi rasa gatal di sekitar anus.
Pada beberapa kasus, kondisi ini mengharuskan Bumil untuk mendapatkan penanganan di rumah sakit karena infeksi cacing kremi bersifat menular.
Baca Juga: Penyakit Cacingan: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahan
Sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa wanita yang mengonsumsi obat cacing selama kehamilan mengurangi 14% risiko kematian anak dalam empat minggu pertama setelah kelahiran.
Obat cacing seperti anthelmintik juga membantu ibu hamil untuk menghindari berat badan lahir rendah pada bayi.
Pemberian obat cacing secara rutin selama perawatan antenatal juga dapat menurunkan risiko kematian bayi baru lahir dan berat badan lahir rendah.
Infeksi cacing pada ibu hamil biasanya tidak menimbulkan komplikasi yang serius. Dalam kasus yang jarang terjadi, infeksi cacing yang berat dapat menyebabkan infeksi pada vagina.
Infeksi berat terjadi jika tidak merawatnya dan tidak menjaga kebersihan dengan baik. Ini juga dapat menyebabkan penurunan berat badan pada beberapa wanita.
Dalam kasus tertentu, infeksi cacing pada ibu hamil dapat menyebabkan pergerakan cacing dari area anus ke vagina atau uretra dan menyebabkan kondisi berikut:
Menjaga kebersihan tubuh dengan baik adalah langkah termudah yang bisa Anda lakukan untuk mencegah penyakit ini. Beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan, antara lain:
Infeksi cacing dalam kehamilan bisa sangat mengkhawatirkan dan menjengkelkan. Oleh karenanya, lakukan pencegahan dengan baik dan jika mengalami gejala yang disebutkan di atas segera berkonsultasi dengan dokter kandungan.