Akalasia adalah kesulitan menelan cairan atau makanan menuju lambung. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh kerusakan saraf di kerongkongan. Ketahui informasi lengkapnya mulai dari gejala, penyebab, pengobatan, dan lainnya di bawah ini!
Akalasia adalah kerusakan saraf di kerongkongan yang menyebabkan kesulitan menelan cairan atau makanan menuju lambung.
Kesulitan menelan menyebabkan makanan terkumpul di kerongkongan, yang terkadang berfermentasi dan naik kembali ke mulut dan membuat mulut terasa pahit.
Sebagian orang mengira kondisi tersebut ini sebagai tanda penyakit gastroesophageal reflux (GERD). Namun, yang membedakan pada penyakit akalasia adalah makanan berasal dari kerongkongan, sedangkan pada GERD makanan naik dari lambung ke kerongkongan.
Gejala umumnya muncul secara bertahap dan dapat memburuk seiring waktu. Berikut ini tanda dan gejala akalasia:
Memiliki gejala akalasia yang dibiarkan dan tidak diobati dapat meningkatkan risiko terkena kanker esofagus. Itu artinya, sangat penting untuk segera ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat, bahkan jika gejalanya tidak mengganggu.
Baca Juga: Nyeri Leher: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan, dll
Akalasia adalah kondisi yang dapat terjadi karena berbagai sebab. Namun, dokter mungkin sulit untuk menemukan apa penyebab spesifiknya. Sementara peneliti menduga hal ini mungkin disebabkan oleh hilangnya sel saraf di kerongkongan.
Kondisi tersebut mungkin turun-temurun atau mungkin dapat disebabkan oleh kondisi autoimun, yaitu kondisi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang sel-sel sehat di tubuh.
Kondisi lain yang dapat menyebabkan gejala mirip dengan penyakit akalasia, yakni kanker esofagus yang merupakan salah satu dari kondisi ini. Penyebab lainnya adalah infeksi parasit langka atau disebut penyakit Chagas, yang sebagian besar terjadi di Amerika Selatan.
Penyakit ini dapat terjadi pada siapa pun, tetapi paling sering terjadi antara usia 30 sampai 60 tahun. Pria dan wanita sama-sama berisiko. Selain itu, beberapa faktor dapat meningkatkan risiko terkena penyakit akalasia, termasuk:
Penyakit ini dapat terlewatkan atau salah didiagnosis karena memiliki gejala yang mirip dengan gangguan pencernaan lainnya. Guna menguji penyakit akalasia, dokter kemungkinan besar akan menyarankan tes berikut:
Beberapa tes paling umum digunakan untuk mendiagnosis masalah menelan, di antaranya:
Tidak ada obat untuk mengobati penyakit ini, tetapi pengobatan bisa membantu meringankan gejala dan membuat menelan makanan lebih mudah. Dokter akan mendiskusikannya dengan pasien tentang risiko dan manfaat dari berbagai pilihan pengobatan.
Berikut ini beberapa cara mengobati akalasia:
Penggunaan obat-obatan seperti nitrat atau nifedipine bisa membantu mengendurkan otot-otot di esofagus. Ini dapat membuat menelan lebih mudah dan tidak terlalu menyakitkan.
Namun, efek tersebut hanya berlangsung dalam waktu singkat, jadi obat hanya dapat digunakan untuk meredakan gejala sambil menunggu pengobatan yang lebih permanen. Obat ini memiliki efek samping sakit kepala, tetapi biasanya akan membaik seiring waktu.
Setelah mendapatkan obat penenang atau anestesi, balon dimasukkan ke kerongkongan menggunakan selang fleksibel (endoskopi/ruptur esofagus) yang panjang dan tipis. Balon ini kemudian dipompa untuk membantu meregangkan cincin otot kerongkongan yang memudahkan makanan masuk ke lambung.
Pengobatan ini memperbaiki proses menelan bagi kebanyakan orang, tetapi mungkin akan memerlukan perawatan beberapa kali sebelum gejala membaik.
Balloon dilation memiliki sedikit risiko, yakni robeknya esofagus (esofagus pecah) yang mungkin memerlukan operasi darurat.
Dalam penggunaan endoskopi, botoks disuntikkan ke dalam cincin otot kerongkongan yang memudahkan makanan masuk ke lambung, sehingga membuatnya rileks.
Pengobatan ini biasanya efektif selama beberapa bulan dan terkadang selama beberapa tahun, tetapi harus diulangi kembali. Suntik botoks biasanya tidak menimbulkan rasa sakit dan memberikan bantuan sementara pada orang yang tidak dapat menjalani perawatan lainnya.
Operasi dapat memberikan hasil yang permanen dalam mengatasi kesulitan menelan.
Langkah awal operasi akan diberikan anestesi, kemudian serat otot di lingkaran otot kerongkongan yang memungkinkan makanan masuk ke lambung akan dipotong. Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan operasi lubang kunci (laparoskopi) dan disebut Heller’s Myotomy.
Prosedur kedua biasanya akan dilakukan pada waktu yang sama untuk menghentikan refluks asam dan mulas, yang dapat menjadi efek samping dari operasi Heller’s Myotomy.
Dalam kasus yang sangat jarang terjadi, sebagian orang mungkin memerlukan operasi untuk mengangkat bagian dari kerongkongannya.
Baca Juga: 10 Penyebab Tenggorokan Sakit saat Menelan dan Pengobatannya
Jika dibiarkan tanpa mendapatkan pengobatan yang tepat, penyakit ini dapat menimbulkan beberapa komplikasi berikut:
Menerapkan cara sederhana ketika makan dapat membantu tubuh melawan penyakit dan mencegah berbagai gangguan, termasuk akalasia.
Berikut ini beberapa cara mencegah penyakit akalasia: