Diabetes adalah penyakit yang umumnya diidentikkan dengan obesitas. Faktanya penyakit kronis ini juga bisa terjadi pada orang yang memiliki berat badan ideal. Apa sebab orang dengan berat badan normal terkena diabetes? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Banyak yang beranggapan bahwa tubuh kurus lebih sehat dari orang yang kelebihan berat dan minim risiko untuk terkena diabetes. Padahal, orang dengan berat badan normal atau kurus juga bisa kena penyakit diabetes.
Perlu diketahui, diabetes sendiri tidak terkait dengan penampilan tubuh (berat badan). Diabetes berasal dari resistensi insulin yang meningkatkan kadar gula darah.
Salah satu alasan orang kurus terkena diabetes adalah suatu kondisi yang dikenal sebagai ‘skinny fat’. Orang dengan kondisi ini cenderung memiliki jenis lemak yang disebut lemak visceral. Lemak ini berkembang di sekitar organ, bukan di bawah kulit sehingga tidak akan terlihat.
Dalam dunia medis, kondisi ini disebut metabolic obesity with normal body weight (MONW). Orang dengan MONW mungkin terlihat sehat tetapi berisiko mengalami kondisi seperti diabetes.
Perlu diketahui juga, diabetes tipe 1 adalah kelainan autoimun dan kondisi ini tidak terkait dengan berat badan.
Namun penelitian menunjukkan bahwa 1 dari 5 orang dewasa dengan berat badan normal dapat berisiko terkena prediabetes—yang jika tidak dikelola dapat berkembang menjadi diabetes tipe 2—dalam waktu lima tahun.
Oleh karena itu, sangat penting untuk segera mengunjungi dokter jika Anda memiliki gejala prediabetes.
Baca Juga: Mengapa Berat Badan Penderita Diabetes Bisa Turun Drastis?
Tidak hanya akibat lemak visceral, ada beberapa penyebab diabetes pada orang dengan berat badan ideal atau kurus, di antaranya:
Pola makan merupakan faktor penting yang dapat meningkatkan risiko terkena diabetes. Asupan gula terlalu tinggi dan lemak tidak sehat bisa meningkatkan risiko terkena diabetes.
Ini adalah gaya hidup yang berkaitan dengan duduk terlalu lama dan sedikit gerak secara fisik. Salah satu contohnya adalah duduk terlalu lama.
Duduk dalam waktu yang lama bisa mengubah metabolisme tubuh, misalnya pada pekerja yang terlalu lama fokus di depan komputer. Kondisi ini dapat menyebabkan resistensi insulin, faktor yang meningkatkan risiko terhadap diabetes.
Memiliki kadar gula darah yang lebih tinggi dari kisaran normal dapat menyebabkan prediabetes. Apabila tidak segera diobati, kemungkinan dapat berkembang menjadi diabetes tipe 2.
Ketika stres, tubuh akan melepaskan zat kimia yang disebut kortisol. Hormon kortisol dapat memicu respons fight-or-flight, yaitu mekanisme respons tubuh ketika menghadapi stres dengan melawan (flight) atau lari (flight).
Kondisi ini dapat membuat seseorang berisiko terkena diabetes. Perlu diketahui, penyakit ini memiliki dua jenis: pertama, jenis primer akibat konsumsi alkohol yang berlebihan. Kedua, perlemakan hati non-alkohol yang disebabkan oleh penumpukan lemak di hati.