Kadar gula darah tinggi yang dibiarkan tanpa penanganan bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius seperti diabetes. Oleh karena itu, mengetahui gejala awal gula darah tinggi adalah sesuatu yang penting. Simak berbagai gejalanya dalam ulasan berikut ini.
Gula darah tinggi (hiperglikemia) terjadi ketika tubuh memiliki memiliki kadar gula yang tinggi di dalam darah. Kondisi ini dapat terjadi akibat kadar insulin yang sedikit di dalam tubuh atau tubuh tidak bisa menggunakan insulin dengan baik.
Insulin adalah hormon yang ikut berperan dalam proses pengubahan glukosa menjadi energi. Jika dibiarkan, lama-kelamaan hal ini akan mengarah pada diabetes.
Oleh sebab itu, penting untuk mengenali sejumlah tanda awal gula darah tinggi berikut ini:
Gejala awal gula darah tinggi yang mudah dijumpai lainnya adalah meningkatnya rasa lapar (polifagia). Kondisi ini disebabkan oleh fungsi insulin yang terganggu.
Ketika insulin tidak bekerja sebagaimana mestinya, tubuh tidak memiliki sumber energi yang cukup dari hasil metabolisme gula darah.
Meski kadar gula darah tinggi, tubuh tetap kekurangan energi sehingga memberikan sinyal lapar demi memasukkan sumber energi lainnya.
Meskipun keinginan untuk makan meningkat, tubuh justru akan menjadi semakin kurus.
Mencukupi kebutuhan cairan sudah sepatutnya Anda lakukan untuk menjaga tubuh tetap hidrasi. Namun, jika selalu merasa haus meski sudah minum banyak air, inilah yang menjadi masalah.
Sering merasa haus (polidipsi) menjadi salah satu gejala gula darah tinggi. Jadi, jika mengalami kondisi ini, sebaiknya jangan anggap sepele dan amati gejala-gejala lain yang muncul.
Ketika kadar gula darah tinggi, Anda akan merasa haus. Kondisi ini dibarengi dengan meningkatnya frekuensi buang air kecil (poliuria).
Penting diketahui, ini adalah cara tubuh untuk membuang kelebihan kadar gula di dalam darah.
Gejala awal gula darah tinggi yang bisa diamati adalah seringnya Anda merasa kelelahan dan tidak berenergi. Ini terjadi sebagai akibat dari fungsi insulin yang terganggu.
Tidak berfungsinya insulin membuat proses metabolisme gula darah menjadi sumber energi terhambat. Tubuh pun tidak mendapatkan energi yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas.
Hal ini akan berimbas pada tubuh yang terasa lelah dan lesu. Bahkan dalam banyak kasus, Anda bisa mudah tertidur di waktu-waktu yang tidak biasa.
Kadar gula darah yang tinggi ternyata juga akan merusak pembuluh darah yang menyuplai darah ke bagian mata. Ini terjadi akibat perubahan kadar cairan di dalam tubuh.
Lensa di mata bisa membengkak, berubah bentuk, dan sulit untuk fokus. Selain itu, sistem saraf penglihatan juga akan lebih mudah mengalami kerusakan sehingga rentan menyebabkan penglihatan terganggu.
Apabila memiliki luka yang sulit untuk sembuh, waspadai kondisi ini sebagai gejala awal gula darah tinggi. Pasalnya, saat gula darah tinggi, sirkulasi bisa terpengaruh, terutama pada kaki. Kerusakan pada saraf juga bisa terjadi.
Lambatnya proses penyembuhan disebabkan oleh tidak adanya aliran darah yang cukup ke area tersebut. Akibatnya, luka berisiko lebih tinggi terkena infeksi.
Tingginya kadar gula darah bisa merusak sistem saraf. Oleh sebab itu, beberapa orang mungkin bisa merasakan gejala awal dari gula darah tinggi berupa kesemutan atau mati rasa.
Meskipun masalah akibat kerusakan pada saraf ini lebih sering menimpa orang yang sudah terdiagnosis diabetes, gula darah yang tidak terkontrol juga bisa meningkatkan risiko kejadian ini.
Gejala awal gula darah tinggi bisa terlihat dari penampakan pada kulit, seperti kulit menjadi lebih kering, muncul lepuhan, atau ada perubahan pada warna kulit.
Saat kadar gula darah berada di atas rata-rata, skin tag menyerupai kutil bisa terbentuk pada lipatan kulit.
Selain itu, beberapa area kulit juga bisa menggelap dan menebal (acanthosis nigricans), terutama di bagian belakang leher, ketiak, tangan, wajah, dan area lipatan lainnya.
Hiperglikemia bisa ditandai dengan semakin seringnya Anda terkena infeksi, terutama infeksi jamur genital. Jenis jamur Candida albicans menjadi penyebab tersering kejadian ini.
Ciri-ciri infeksi pada wanita yang dapat diamati, yaitu gatal, kemerahan, nyeri, sakit saat berhubungan seks, sakit atau tidak nyaman ketika buang air kecil, keputihan kental atau keputihan yang tidak normal.
Tingginya glukosa di dalam darah bisa membuat seseorang lebih berisiko tinggi terkena infeksi jamur.
Tingginya kadar gula darah di dalam tubuh juga akan memengaruhi kondisi mulut. Salah satu yang terdampak adalah fungsi kelenjar air liur.
Penurunan produksi air liur bisa membuat mulut menjadi lebih kering sehingga Anda bisa lebih sering merasa haus. Selain itu, hal ini juga akan memicu ketidakseimbangan bakteri di dalam mulut.
Baca Juga: Dampak Cuaca Panas pada Kadar Gula Darah, Diabetesi Wajib Tahu
Gejala gula darah tinggi berikutnya bisa Anda amati dari kondisi gusi. Penting diketahui, gusi membengkak dan mudah berdarah menandakan gula darah tidak terkontrol.
Hiperglikemia menambah kandungan glukosa pada air liur. Kondisi ini mendukung pertumbuhan bakteri di dalam mulut untuk membentuk plak dan memicu penyakit gusi, apalagi rongga mulut dalam keadaan kering.
Inilah yang kemudian mengakibatkan orang dengan kadar gula darah tinggi bisa mengalami masalah pada rongga mulut.
Gejala hiperglikemia lainnya adalah disfungsi ereksi. Kondisi ini terjadi ketika pria tidak mampu ereksi atau mempertahankannya.
Disfungsi ereksi lebih sering menimpa penderita diabetes tipe 2. Kontrol gula darah yang buruk pada penderita dapat memicu kerusakan saraf dan pembuluh darah.
Itu dia beberapa gejala awal gula darah tinggi yang sebaiknya diwaspadai. Jika mengalami salah satu atau beberapa tanda di atas, jangan tunda untuk memeriksakan kondisi ke dokter.