Meskipun memiliki nama depan yang sama, namun ada perbedaan diabetes melitus dan diabetes insipidus. Keduanya memiliki perbedaan yang terletak pada penyebab, gejala, hingga perawatannya. Selengkapnya ketahui perbedaannya berikut ini!
Meskipun diabetes mellitus dan diabetes insipidus memiliki gejala yang sama, tetapi penyebab gejalanya berbeda, di antaranya:
Penderita diabetes mellitus mungkin merasa kelelahan, karena kadar gula dalam darah yang terlalu tinggi atau rendah.
Sementara pada diabetes insipidus, penderitanya mungkin merasa sangat lelah karena kekurangan cairan tubuh alias dehidrasi. Kondisi ini juga disebabkan kekurangan elektrolit, seperti kalsium, natrium, kalium yang keluar bersama buang air kecil.
Diabetes mellitus membuat penderitanya merasa haus karena terlalu banyak glukosa dalam darah. Tubuh membutuhkan lebih banyak cairan untuk mengeluarkan kelebihan gula.
Sementara pada diabetes insipidus, menyebabkan penderitanya merasa sangat haus karena kekurangan cairan yang begitu banyak dari tubuh.
Terlalu banyak glukosa dalam darah pada penderita diabetes mellitus menyebabkan penglihatan kabur.
Dalam diabetes insipidus, dehidrasi untuk waktu yang lebih lama dapat menyebabkan penglihatan kabur.
Perbedaaan pertama dari kedua penyakit ini bisa dilihat dari penyebab, berikut penjelasannya:
Diabetes mellitus juga dikenal dengan istilah kencing manis. Penyakit ini terjadi ketika pankreas tidak dapat memproduksi insulin yang cukup untuk mengontrol kadar gula atau glukosa dalam darah.
Jika tingkat sekresi insulin rendah dalam tubuh, maka kadar glukosa darah akan meningkat yang disebut gula darah tinggi. Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi jika tidak segera dikendalikan.
Diabetes terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya:
Baca Juga: Kenali Penyebab Diabetes di Usia Muda dan Cara Mencegahnya
Diabetes insipidus adalah kondisi di mana ginjal menghasilkan urine dalam jumlah yang berlebihan. Ini terjadi akibat gangguan zat kimia yang disebut vasopresin (AVP) atau dikenal sebagai hormon antidiuretik (ADH).
Kelenjar pituitari di otak menghasilkan AVP untuk menahan cairan dalam tubuh dan menghentikan produksi urine. Jika AVP gagal mengatur kadar cairan tubuh, kemungkinan ginjal menghasilkan urine terlalu banyak.
Normalnya ginjal menghasilkan satu atau dua liter urine setiap hari. Namun, ginjal pada penderita penyakit diabetes insipidus dapat menghasilkan dua hingga 20 liter urine, akibatnya merasa sangat haus.
Diabetes insipidus memiliki beberapa jenis, termasuk:
Belum ada obat untuk menyembuhkan diabetes mellitus atau diabetes insipidus, tetapi penyakit ini dapat dikendalikan.
Jika memiliki diabetes tipe 1 atau tipe 2, biasanya dengan mendalikana kadar gula darah menggunakan obat-obatan atau suntikan insulin. Sebelumnya perlu diperiksa setiap hari untuk mengetahui kadar glukosa dan memastikannya dalam kisaran yang aman.
Langkah terpenting adalah mengonsumsi makanan yang sehat dan olahraga teratur untuk menjaga tekanan darah, berat badan, kadar kolesterol turun. Juga memeriksakan diri ke dokter secara rutin.
Baca Juga: Makanan untuk Penderita Diabetes yang Enak dan Menyehatkan
Perawatan untuk diabetes insipidus tergantung pada beberapa jenisnya, berikut di antaranya:
Jika vasopresin dalam tubuh tidak mampu mengendalikan gejala penyakit ini, bisa diganti dengan hormon sintetik desmopresin. Hormon sintetis ini tersedia dalam bentuk pil, suntikan, atau semprotan hidung.
Diuretik dan aspirin atau ibuprofen adalah obat untuk membantu mengatasi gejala diabetes insipidus nefrogenik.
Dokter juga akan memeriksa keseimbangan kadar kalsium dan potasium dalam tubuh. Terkadang nefrogenik akan hilang sepenuhnya setelah menjalani perawatan dengan tepat.
Dokter mungkin menganjurkan penderita diabetes insipidus dipsogenik untuk mengisap es batu atau permen asam untuk memicu keinginan minum cairan.
Dalam diabetes insipidus dipsogenik, gangguan hipotalamus dan kelenjar pituitari menyebar ke mekanisme rasa haus. Itu artinya meskipun tubuh kehilangan banyak cairan, penderitanya tetap tidak haus.
Diabetes insipidus gestasional hanya terjadi pada masa kehamilan. Biasanya dokter mengobatinya dengan menggunakan desmopresin, obat untuk mengontrol jumlah urine yang dikeluarkan ginjal. Setelah melahirkan, obat ini sudah tidak diperlukan.
Itulah penjelasan lengkap tentang perbedaan diabetes insipidus dan diabetes melitus yang bisa Anda kenali. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!