Hingga saat ini, para peneliti menemukan bahwa autisme tidak hanya disebabkan oleh satu faktor, tetapi banyak hal yang memengaruhinya. Diketahui bahwa kondisi tersebut juga dikaitkan dengan penyakit diabetes yang dialami oleh ibu hamil. Bagaimana hubungan antara bayi autisme dengan diabetes? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Autisme atau autism spectrum disorder (ASD) adalah gangguan perkembangan saraf otak yang memengaruhi kemampuan interaksi sosial, berperilaku, serta komunikasi baik verbal maupun non verbal.
Hingga saat ini belum diketahui secara pasti penyebab dari autisme. Para peneliti menemukan bahwa autisme dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik genetik, non genetik, atau lingkungan.
Peluang bayi lahir dengan autisme lebih tinggi ketika sang ibu mengalami beberapa masalah pada kehamilan, termasuk diabetes gestasional.
Lebih dari 15 persen kehamilan di dunia disertai dengan diabetes; baik diabetes gestasional, diabetes melitus tipe 1, atau diabetes melitus tipe 2.
Diabetes gestasional adalah tipe diabetes yang muncul selama kehamilan pada wanita yang tidak pernah menderita diabetes sebelumnya.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui hubungan diabetes pada kehamilan dan peningkatan risiko kelainan perkembangan saraf pada bayi dalam kandungan.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan pada tahun 2015 dengan melibatkan 3388 anak menyatakan bahwa ibu yang menderita diabetes gestasional mulai usia kehamilan 26 minggu memiliki risiko melahirkan bayi autis.
Penelitian lain pada tahun 2020 yang melibatkan 2 juta individu menyimpulkan, bahwa ibu yang didiagnosis mengalami diabetes gestasional pada usia 27 dan 30 minggu pada umumnya lebih rentan melahirkan anak yang memiliki masalah dalam perkembangan saraf otak.
Ibu hamil yang menderita diabetes gestasional akan mengalami gangguan pengaturan glukosa dalam tubuhnya. Akibatnya, produksi insulin pada janin akan meningkat. Peningkatan produksi insulin ini membutuhkan oksigen yang besar, sehingga suplai oksigen ke otak akan berkurang.
Selain itu, diabetes pada ibu hamil juga menyebabkan kurangnya suplai zat besi ke janin dalam kandungan. Kurangnya oksigen dan zat besi dinilai menjadi penyebab autisme pada bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan diabetes.
Namun, perlu diingat bahwa diabetes gestasional bukanlah satu-satunya penyebab dari autisme. Faktor lain, seperti peradangan saat kehamilan juga bisa menjadi salah satu faktor penyebabnya.
Baca Juga: 8 Pilihan Minyak untuk Memasak yang Aman bagi Penderita Diabetes
Beberapa penelitian menyatakan bahwa ada cara yang bisa dilakukan calon orang tua untuk menurunkan risiko anak lahir dengan autisme. Beberapa caranya, antara lain:
Selain itu, konsumsi suplemen secara konsisten juga dapat memberikan manfaat pada janin dalam kandungan. Beberapa suplemen yang disarankan, di antaranya adalah: asam folat, omega-3, dan vitamin D3.
Suplemen ini dapat meningkatkan sistem imun tubuh, mendukung proses menyusui, serta mencukupi kekurangan vitamin. Semua ini mungkin dapat menurunkan risiko autisme pada bayi.
Meskipun tidak ada cara yang pasti untuk mencegah diabetes gestasional, tapi pola hidup yang sehat dapat membantu.
Berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah diabetes pada ibu hamil, di antaranya:
Rutin berolahraga sebelum dan selama kehamilan dapat membantu mencegah diabetes gestasional. Anda bisa berolahraga selama 30 menit setiap hari. Beberapa aktivitas yang bisa Anda lakukan yaitu berjalan kaki, bersepeda, dan berenang.
Pilihlah makanan yang tinggi serat tetapi rendah lemak dan kalori. Anda bisa konsumsi lebih banyak sayur, buah, dan biji-bijian. Penting untuk memperhatikan porsi makanan dan memastikan kebutuhan nutrisi terpenuhi setiap kali makan.
Mengalami kenaikan berat badan selama hamil adalah hal yang wajar dan tergolong sehat. Namun, jika Anda mengalami kenaikan berat badan terlalu cepat, maka risiko diabetes gestasional juga akan meningkat.
Anda bisa melakukan konsultasi dengan dokter untuk mengetahui pertambahan berat badan yang wajar selama kehamilan.
Pada akhirnya, autisme merupakan kelainan pada saraf otak yang memiliki banyak faktor penyebab. Untuk mengurangi risikonya, Anda dapat menjalani pola hidup yang sehat dan menjaga gula darah tetap normal.