Letusan gunung berapi bisa berdampak buruk terhadap kesehatan. Hal ini disebabkan oleh abu vulkanik yang dikeluarkan. Apa saja bahaya abu vulkanik yang harus diwaspadai? Simak penjelasannya dalam ulasan berikut.
Saat gunung api meletus, debu, abu, karbon monoksida, sulfur dioksida, dan gas berbahaya lainnya akan terpapar ke udara. Nah, sulfur dioksida ini merupakan gas yang paling berbahaya bagi kesehatan.
Jika gas bereaksi dengan oksigen, kelembapan, dan sinar matahari, kabut asap vulkanik akan terbentuk. Perlu Anda ketahui, asap vulkanik ini adalah polusi udara yang sangat beracun.
Berikut ini adalah sejumlah bahaya abu vulkanik yang sebaiknya Anda waspadai:
Partikel abu yang dikeluarkan sangat halus sehingga bisa terhirup dan masuk ke dalam paru-paru. Bila terus-menerus terjadi, seseorang bisa terpapar dalam jumlah yang sangat banyak.
Pada akhirnya, paparan abu vulkanik bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan.
Menurut studi review dalam The Clinical Respiratory Journal, gejala pernapasan akut muncul setelah seseorang terkena paparan abu vulkanik. Namun, tidak dijelaskan adanya efek jangka panjang dari paparan.
Studi tahun 2011 tersebut mengungkapkan bahwa efek dari abu vulkanik bagi tubuh bergantung pada berbagai faktor, seperti:
Berbagai gejala pernapasan akut yang umumnya terjadi sebagai dampak dari bahaya abu vulkanik, antara lain:
Baca Juga: Apakah Mandi Malam Sebabkan Paru-Paru Basah?
Bahaya abu vulkanik bisa berdampak pada masalah gangguan pernapasan jangka panjang atau kronis.
Studi review yang terbit dalam jurnal Bull Volcanol tahun 2006 mengungkapkan, seseorang yang sudah memiliki penyakit paru-paru atau asma, bisa mengalami perburukan gejala ketika terpapar abu vulkanik dari letusan gunung.
Selain itu, paparan jangka panjang bisa berujung pada silikosis. Silikosis adalah penyakit paru-paru jangka panjang akibat tubuh menghirup terlalu banyak debu silika; biasanya selama bertahun-tahun.
Silika sendiri adalah zat beracun yang terdapat pada pasir, batu-batuan, dan tanah liat tertentu. Bahan ini bisa terhirup dengan mudah karena membentuk debu yang sangat halus.
Bahaya abu vulkanik bisa memengaruhi indra penglihatan Anda. Ya, abu bisa mengiritasi mata karena abu bisa mengakibatkan goresan pada mata (abrasi kornea) dan konjungtivitis.
Penelitian tahun 2005 dalam jurnal Ophthalmology menemukan bahwa abu vulkanik menimbulkan gejala mata pada partisipan. Namun, pengaruh langsung hanya terjadi pada mereka yang tinggal sangat dekat dengan gunung berapi, yaitu sekitar 4 km dari kawah.
Artinya, jarak ternyata memengaruhi kemunculan gejala pada partisipan yang terpapar abu vulkanik. Semakin dekat dengan lokasi, dampak abu bisa semakin terlihat.
Secara umum, berbagai efek abu vulkanik pada mata, di antaranya:
Tidak hanya mengiritasi mata, bahaya abu vulkanik juga berdampak pada kulit. Partikel halus tersebut dapat mengiritasi kulit yang sensitif.
Meski dampaknya terhadap kulit ini sangat jarang ditemukan, Anda sebaiknya mewaspadai berbagai dampaknya, seperti kulit kemerahan dan infeksi sekunder akibat garukan.
Baca Juga: Apa Saja Zat Kimia yang Berbahaya untuk Bayi? Cek di Sini
Sama halnya dengan orang dewasa, paparan abu juga bisa mengakibatkan masalah pernapasan pada anak-anak.
Bahkan, anak-anak lebih rentan terhadap bahaya abu vulkanik dari letusan gunung berapi karena sistem pernapasannya masih berkembang.
Partikel abu yang berdiameter 10 mikrometer memang tidak akan mencapai paru-paru, tetapi bisa mengiritasi mata, hidung, dan tenggorokan anak.
Selain itu, abu vulkanik juga bisa memperparah gejala penyakit pernapasan yang sudah ada pada anak, seperti tuberkulosis, asma, dan cystic fibrosis.
Nah, itulah berbagai bahaya abu vulkanik yang sebaiknya Anda waspadai. Agar tidak mengalami dampaknya, hindari paparan abu yang berlebihan. Anda bisa meminimalkan paparan dengan mengenakan masker saat berada di lokasi.