Pubertas yang terjadi terlalu cepat atau disebut pubertas dini dapat menimbulkan dampak buruk, salah satunya kanker payudara! Selengkapnya simak ulasannya di bawah ini!
Pubertas dini adalah saat tubuh anak-anak terlalu cepat berubah menjadi tubuh dewasa. Biasanya, pubertas terjadi setelah usia 8 tahun pada anak perempuan dan setelah usia 9 tahun pada anak laki-laki.
Namun, anak-anak kulit hitam, Hispanik, dan penduduk asli Amerika mungkin secara alami mencapai pubertas lebih awal. Pubertas dini adalah saat pubertas dimulai terlalu dini bagi anak yang sedang mengalaminya.
Pada masa pubertas, otot dan tulang tumbuh dengan cepat. Tubuh berubah bentuk dan ukuran.
Setelah masa pubertas selesai, remaja akan memasuki dewasa dan mengalami perkembangan sempurna pada organ seksualnya. Selain itu perkembangan mental seorang anak juga berkembang perlahan-lahan hingga matang.
Pubertas umumnya terjadi pada usia 8-13 tahun pada wanita dan 8-14 tahun pada pria. Kalau Anak mengalami pubertas terlalu dini, efek samping bisa muncul. Berikut ulasan tentang penyebab pubertas dini dan efeknya pada tubuh.
Pubertas dini yang terjadi pada remaja dibagi menjadi dua, pertama central dan kedua peripheral.
Pubertas jenis ini adalah yang paling umum terjadi pada remaja dan gejala yang ditimbulkannya sama dengan pubertas biasa. Kondisi ini muncul karena kelenjar pituitari menghasilkan hormon gonadotropins. Hormon ini memicu kerja testis dan ovarium untuk bekerja dan menghasilkan testosteron dan estrogen yang memicu kematangan organ seksual
Kalau jenis sebelumnya gejala dipengaruhi oleh adanya respons otak dan kelenjar pituitari. Kondisi ini tidak dipengaruhi hal itu. Estrogen dan testosteron muncul begitu saja dan memicu munculnya tanda seks primer dan sekunder pada anak yang akan memasuki usia remaja.
Baca Juga: Mengenali Ciri-ciri Pubertas Anak Laki-Laki dan Perempuan
Pubertas dini pada wanita belum ada penelitian yang mendalam. Namun, pubertas dini pada pria sudah diteliti dan penyebab utama dari kondisi ini, antara lain:
Munculnya tumor atau sel yang tumbuh masif di tubuh. Pertumbuhan ini tidak menyebabkan kanker sehingga efek sampingnya baru muncul kalau tumor mengganggu fungsi organ atau estetika.
Pubertas dipengaruhi oleh otak dan kelenjar pituitari. Kalau di otak ada masalah atau gangguan lainnya, gangguan pubertas bisa terjadi. Seseorang bisa mengalami pubertas dini.
Infeksi di otak juga menyebabkan kondisi ini. Apalagi sampai ada inflamasi yang memengaruhi banyak sekali organ di dalam tubuh.
Masalah medis di atas langka terjadi pada pria. Meski demikian, kemungkinan terjadi pubertas dini tetap ada. Sementara itu pada remaja wanita, kondisi kesehatan yang memicu pubertas dini sangat langka.
Selain masalah kesehatan yang memicu pubertas dini central, ada juga faktor risiko yang menyebabkan seseorang lebih mudah terkena kelainan ini, berikut di antaranya:
Pubertas dini yang terjadi pada remaja bisa menyebabkan efek samping. Berikut beberapa kondisi yang akan terjadi.
Seseorang yang mengalami pubertas dini biasanya memiliki badan lebih tinggi dari temannya. Namun, setelah dewasa, tubuhnya akan lebih rendah dibandingkan teman sebayanya. Kondisi ini terjadi karena mereka yang mengalami pubertas dini mengalami kemandekan pertumbuhan badan di usia yang lebih dini pula.
Beberapa penelitian menganggap kebiasaan ini muncul akibat pikiran yang dipaksa sebelum saatnya. Sayangnya efek ini masih dianggap lemah karena belum banyak penelitian yang dilakukan.
Karena kematangan organ seksual berjalan cepat ada kemungkinan remaja melakukan seks di usia muda. Kalaupun seks yang dilakukan bukan penetrasi, minimal mereka melakukan masturbasi.
Anak-anak yang mengalami perubahan pada tubuhnya dengan cepat kerap mengalami masalah dengan mentalnya. Mereka kerap malu berlebihan hingga stres. Apalagi kalau perubahan pada tubuhnya berjalan sangat masif. Kondisi ini umum terjadi pada remaja wanita.
Pada wanita, pubertas yang terjadi terlalu dini bisa memicu terbentuknya kanker pada payudara. Kondisi ini bisa diturunkan kalau wanita bisa menjalani gaya hidup sehat dan tidak mengalami obesitas.
Pubertas dini memang memiliki efek samping dan bisa terjadi pada siapa saja. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dengan baik oleh orang tua.
Tidak ada cara yang bisa mencegah beberapa faktor risiko pubertas dini, seperti jenis kelamin dan ras. Namun ada langkah yang dapat menurunkan risiko anak mengalami pubertas dini, antara lain:
Jauhkan dari segala sesuatu yang mengandung hormon estrogen atau testosteron dari jangkauan anak-anak. Hormon ini mungkin termasuk dalam obat resep untuk orang dewasa atau suplemen diet.
Dorong anak untuk menjaga berat badan yang sehat. Berdasarkan sejumlah penelitian menyebutkan bahwa obesitas pada anak dapat memicu meningkatkan risiko mengalami pubertas dini.
Itulah ulasan lengkap tentang pubertas dini yang dialami oleh anak-anak. Dengan memahami pubertas dini membuat orang tua bisa memerhatikan kondisi kesehatan anak sehingga bisa mencegahnya sejak dini. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!