Limfosit adalah salah satu jenis sel darah putih (leukosit) yang bertugas melawan zat asing seperti bakteri, virus, hingga sel kanker. Kadar limfosit rendah atau terlalu tinggi dapat menyebabkan tubuh rentan terserang penyakit. Yuk, ketahui lebih dalam tentang kadar normal hingga fungsi di bawah ini.
Limfosit adalah salah satu dari beberapa jenis leukosit yang berukuran kecil dan memiliki fungsi terkait reaksi imunitas. Jumlahnya antara 20-25 persen dari keseluruhan leukosit. Sel-sel ini dibentuk di sumsum tulang.
Sel-sel tersebut berperan dalam kekebalan tubuh dengan cara tertentu. Selain itu, sel-sel ini juga bekerja sama dengan sel-sel fagosit dalam melawan mikroorganisme atau zat asing (antigen) yang masuk ke dalam tubuh.
Ada lima bagian dari leukosit, yaitu basofil, eosinofil, neutrofil, monosit, dan limfosit. Kelimanya memiliki ciri-ciri tertentu yang menjadi pembeda.
Berikut ini adalah beberapa cirinya:
Rendah atau tingginya limfosit dapat disebabkan oleh berbagai kondisi atau penyakit tertentu, berikut ini penjelasannya:
Limfosit akan mengalami limfositopenia bila jumlahnya kurang dari 1000 per mikroliter pada orang dewasa dan kurang dari 3000 per mikroliter darah pada anak-anak. Penyebabnya termasuk:
Limfositosis adalah kondisi di mana kadar limfosit tinggi yaitu lebih dari 4000 per mikroliter darah pada dewasa dan lebih dari 8000 per mikroliter pada bayi dan anak-anak. Penyebabnya dikarenakan sejumlah kondisi atau penyakit berikut:
Baca Juga: Mengenal Korpus Luteum, Sel Penting bagi Reproduksi Wanita
Setelah Anda memahami arti limfosit rendah dan limfosit tinggi, hal penting lainnya yang perlu diketahui nilai normalnya.
Tubuh sehat memerlukan limfosit yang tetap dalam kadar normal. Nilai normalnya antara 20-40 persen dari seluruh jumlah leukosit. Jika kadarnya kurang dari 20 persen dari total leukosit maka tubuh akan mengalami limfosit rendah.
Ada juga kasus di mana tubuh memiliki kadar yang lebih dari 40 persen dari semua jumlah leukosit. Kondisi tersebut disebut limfosit tinggi. Keduanya sama-sama tidak baik dan bisa merugikan kesehatan.
Perubahan kadar tersebut dipengaruhi oleh beberapa kondisi seperti penyakit, infeksi, tindakan medis, dan aktivitas fisik. Hal-hal tersebut bisa memengaruhi kadar meningkat atau menurun.
Setiap bagian sel darah putih memiliki fungsi tertentu. Secara umum, fungsinya adalah mempertahankan tubuh dari serangan antigen berupa kuman, bakteri, virus, ataupun zat kimia.
Berikut Ini beberapa fungsi limfosit:
Limfosit terdiri dari dua jenis, berikut penjelasannya:
Sebagian besar limfosit adalah limfosit T (sel T), yakni dengan persentase lebih dari 70 persen. Sel T dibentuk di sumsum tulang tetapi mengalami proses pematangan di kelenjar timus yang ada di bagian sekitar dada.
Sel T yang sudah matang akan keluar ke aliran darah dan ke beberapa lokasi pertahanan sistemik seperti kelenjar getah bening. Hanya sel matang saja yang bisa melawan infeksi antigen.
Berbeda dengan Sel T, sel B dibentuk dan matang di dalam sumsum tulang. Sel B juga beredar ke dalam aliran darah. Persentase sel B dari keseluruhan limfosit adalah 10 persen.
Apakah Anda penasaran bagaimana cara limfosit bekerja sehingga bisa mempertahankan tubuh dari serangan bakteri, virus, atau antigen lainnya?
Tidak seperti fagosit yang bekerja dengan cara memakan, limfosit berperan dalam kekebalan tubuh dengan cara lain.
Saat antigen masuk ke dalam tubuh, maka sel T akan mengenali adanya molekul asing di dalam tubuh. Setelah itu, bagian sel T yaitu killer T cell akan mencari sel-sel tubuh yang terinfeksi antigen.
Sel-sel tubuh yang berhasil dideteksi terinfeksi antigen akan dihancurkan. Killer T cell akan melekat pada sel tubuh tersebut dan mengeluarkan bahan kimia beracun yaitu sitokin. Sitokin yang dihasilkan oleh killer T cell akan menghancurkan antigen pada sel tubuh tersebut dan sel tubuh yang telah terinfeksi antigen tersebut.
Selanjutnya, helper T cell juga akan memproduksi bahan kimia. Bahan kimia tersebut merangsang reaksi imun pada sel B. Sel B pun akan menyebar dan membentuk sel plasma dan sel memori.
Sel plasma dari sel B akan menghasilkan antibodi yang kemudian bekerja melawan mikroorganisme atau zat asing yang masuk ke dalam tubuh. Antibodi tersebut akan berperang melawan antigen dalam beberapa hari hingga beberapa minggu.
Tubuh akan terus memproduksi antibodi untuk mengalahkan antigen penyebab penyakit melalui sel plasma. Akan tetapi, sel plasma hanya bisa bertahan hingga satu minggu. Apabila antibodi yang dihasilkan oleh sel plasma tidak mampu mengalahkan antigen tersebut maka tubuh akan jatuh sakit sehingga memerlukan tindakan pengobatan.
Jika antibodi berhasil mengalahkan antigen, maka kesehatan tubuh akan segera pulih. Sel memori yang terbentuk melalui sel B akan bertahan di dalam tubuh lebih lama. Fungsi dari sel memori tersebut adalah sebagai reaksi imun sekunder yang bisa kembali melawan jenis antigen yang sama.
Sebagai contoh kasus, jika Anda terkena penyakit infeksi A, maka tubuh Anda akan memproduksi sel memori untuk antigen A. Suatu hari bila antigen A yang sama masuk ke dalam tubuh maka sel memori akan memproduksi sel plasma dan sel plasma akan menghasilkan antibodi yang dapat melawan antigen A tersebut.
Sel memori membuat tubuh lebih cepat memberikan respons imunitas. Inilah alasan mengapa seseorang yang telah terkena penyakit dengan sebab yang sama cenderung lebih tahan dan tidak tertular. Ini karena sel memori yang telah ada di dalam tubuh.
Baca Juga: Mengenal Eritropoietin, Hormon yang Mengatur Produksi Sel Darah Merah
Pengobatannya tergantung apa penyebabnya. Mengobati faktor yang mendasarinya biasanya akan mengatasi limfositopenia. Anda juga mungkin memerlukan terapi untuk mencegah infeksi atau komplikasi lain karena sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Jika terapi obat menyebabkan jumlah limfosit rendah, dokter dapat menghentikan atau mengganti obat. Limfositopenia terkait obat biasanya hilang setelah berhenti minum obat.
Berdasarkan penyebab lainnya, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan berikut:
Pengobatan untuk kadar yang tinggi juga diobati berdasarkan penyebab yang mendasarinya. Bagi kebanyakan orang, kadar yang tinggi akan hilang ketika kondisi yang mendasarinya membaik.