Mengetahui cara pencegahan TBC menjadi sesuatu yang penting karena ini termasuk penyakit yang mudah menular. Lantas, bagaimana cara mencegah penyakit TBC? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit sangat menular yang berpotensi serius, terutama menyerang paru-paru. Mycobacterium bovis dan Mycobacterium tuberculosis, menjadi bakteri penyebab TBC menular dari orang ke orang melalui droplet atau tetesan kecil yang terpercik ke udara melalui batuk dan bersin.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), TBC adalah salah satu dari 10 penyebab kematian tertinggi di seluruh dunia karena menewaskan 1,7 juta orang pada tahun 2016. Tuberkulosis biasanya dapat dicegah dan disembuhkan dalam kondisi yang tepat.
Jika Anda positif infeksi TBC laten melalui tes, dokter mungkin akan menganjurkan Anda minum obat untuk mengurangi risiko mengembangkan TBC aktif. Hanya TB aktif yang bisa menular.
Berikut ini adalah sejumlah pencegahan TBC yang bisa dilakukan, di antaranya:
Jika Anda mengidap TBC aktif, biasanya membutuhkan waktu beberapa minggu pengobatan dengan obat TBC agar Anda tidak menularkannya ke orang lain. Ini beberapa tips yang bisa dilakukan:
Cara mencegah TBC berikutnya adalah konsumsi obat-obatan sesuai arahan dokter. Jika Anda mencoba menghentikan pengobatan lebih awal atau melewatkan dosis obat, bakteri TBC bisa bermutasi yang memungkinkannya bertahan dari obat.
Hal ini menghasilkan strain yang resisten terhadap obat sehingga lebih mematikan dan lebih sulit untuk diobati.
Vaksin Bacillus Calmette-Guerin (BCG) ampuh sebagai pencegahan TBC sampai seseorang berusia 35 tahun. BCG adalah strain hidup Mycobacterium bovis yang dilemahkan untuk menimbulkan kepekaan terhadap Mycobacterium tuberculosis (M. tb).
Keampuhan BCG bisa meningkat jika tidak ada pengidap TBC dalam lingkungan tempat tinggal Anda. Vaksin ini paling sering untuk bayi baru lahir di mana TBC lebih umum.
Melakukan tes untuk mendiagnosis bisa membantu mencegah penularan tuberkulosis, khususnya untuk tenaga medis.
Pedoman terbaru dari pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengharuskan sebagian besar petugas perawatan kesehatan mendapatkan skrining saat merawat penderita tuberkulosis.
Baca Juga: 10 Gejala TBC yang Wajib Diwaspadai, Kenali Juga Faktor Risikonya!
Menjaga kesehatan dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan makan makanan bergizi tinggi, rajin olahraga, dan tidur yang cukup bisa membantu mencegah TBC. Menghindari paparan dari pengidap TBC aktif juga menjadi cara terbaik untuk mencegah infeksi TBC.
Menggunakan directly observed therapy (DOT) atau terapi yang diamati secara langsung, di mana orang yang menggunakan obat untuk TBC dipantau oleh dokter atau tenaga medis. Prosedur ini untuk membantu kemungkinan pengobatan efektif.
Memiliki bakteri TBC tidak selalu berarti Anda akan mengalami gejala TBC aktif. Jika mengalami infeksi dan tidak menunjukkan gejala, kemungkinan Anda menderita TB laten. Dokter mungkin merekomendasikan antibiotik jangka pendek agar tidak berkembang menjadi penyakit TBC aktif.
Obat-obatan yang umum untuk TBC laten, termasuk isoniazid, rifampisin, dan rifapentin—yang mungkin perlu dikonsumsi selama 3-9 bulan—tergantung pada obat dan kombinasi yang Anda gunakan.
Menjaga kebersihan dengan rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dapat membantu pencegahan TBC. Jika tidak ada sabun dan air, Anda bisa menggunakan disinfektan.
Cara ini dapat Anda lakukan terutama setelah melakukan aktivitas di luar ruangan. Bagi Anda pengidap TBC, penting untuk mencuci tangan setelah bersin atau batuk.
Baca Juga: Kenali Perbedaan Batuk TBC dan Batuk Biasa
Menghabiskan waktu di negara di mana TBC umum terjadi juga dapat meningkatkan risiko mengembangkannya. Sebelum bepergian ke luar negeri, pastikan tahu bagaimana cara mencegah penyakit TBC, serta memastikan mengetahui informasi tentang prevalensi TBC di berbagai negara.
Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah kemungkinan besar mengembangkan TBC aktif. Berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan, di antaranya:
Beberapa masalah kesehatan lain yang melemahkan kekebalan tubuh dapat meningkatkan risiko terkena penyakit ini, termasuk berat badan rendah, gangguan penyalahgunaan zat, diabetes, silikosis, penyakit ginjal yang parah, kanker kepala dan leher. Selain itu, beberapa perawatan medis seperti transplantasi organ bisa memengaruhi sistem kekebalan tubuh.