Anda mungkin sudah sering mendengar istilah preeklampsia; tekanan darah tinggi yang bisa terjadi saat kehamilan yang disertai dengan ditemukannya protein pada urin. Ternyata, preeklampsia juga bisa terus terjadi bahkan setelah persalinan atau dikenal dengan postpartum preeklampsia.
Postpartum preeklampsia merupakan kondisi langka yang muncul ketika wanita mengalami tekanan darah tinggi dan ada protein berlebihan pada urin setelah melahirkan. Kondisi ini dikenal juga dengan istilah preeklampsia pasca persalinan.
Kondisi ini umumnya berlangsung dalam kurun waktu 48 jam setelah persalinan, tetapi tidak menutup kemungkinan bisa terjadi hingga 6 minggu setelah melahirkan. Apabila tidak mendapatkan penanganan yang tepat, preeklampsia pasca persalinan bisa menyebabkan stroke, kejang, atau komplikasi lainnya.
Preeklampsia pasca persalinan berbeda dengan preeklampsia yang dialami ibu hamil saat hamil. Postpartum preeklampsia hanya terjadi setelah bayi lahir. Bahkan seorang wanita yang tidak pernah mengalami preeklampsia saat hamil, tetap bisa mengalami postpartum preeklampsia.
Preeklampsia pascapersalinan sulit untuk dideteksi mandiri. Pasalnya, banyak wanita yang mengalami kondisi ini tetapi tidak menunjukkan gejala apapun selama kehamilan. Tidak hanya itu, Anda juga bisa saja tidak menyadari adanya masalah pada kesehatan selama fokus pada pemulihan setelah persalinan.
Sebenarnya, gejala postpartum preeklampsia sama dengan gejala pada preeklampsia yang dialami saat hamil. Beberapa gejala yang dapat dirasakan, antara lain:
Apabila Anda baru saja melahirkan dan mengalami satu atau beberapa gejala ini, segera lakukan pemeriksaan ke dokter.
Hingga saat ini, belum diketahui penyebab pasti postpartum preeklampsia dan preeklampsia saat hamil. Pada kasus yang jarang, preeklampsia bisa saja tidak terdeteksi selama kehamilan. Kondisi ini kemudian terus berlangsung bahkan setelah persalinan.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko wanita mengalami preeklampsia pascapersalinan, antara lain:
Apabila Anda merasakan gejala preekalampsia pascapersalinan dalam kurun waktu beberapa jam setelah persalinan, biasanya dokter akan meminta pasien untuk tinggal lebih lama di rumah sakit dan menjalani beberapa pemeriksaan.
Pemeriksaan kesehatan yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis postpartum preeklampsia, antara lain pemeriksaan darah dan pemeriksaan urine. Tes darah bertujuan untuk mengetahui fungsi hati, ginjal, serta jumlah trombosit, sementara itu tes urine dilakukan untuk melihat kandungan ada atau tidaknya kandungan protein dalam urine.
Jika hasilnya menunjukkan Anda mengalami postpartum preeklampsia, dokter akan memberikan beberapa obat untuk mengatasi kondisi ini. Beberapa jenis obat yang umumnya diberikan, antara lain:
Jenis obat-obatan yang diberikan ini umumnya aman dikonsumsi walaupun Anda menyusui bayi.
Apabila tidak segera mendapatkan penanganan, preeklampsia setelah melahirkan dapat menyebabkan masalah kesehatan serius. Beberapa komplikasi kesehatan yang bisa muncul, antara lain:
Baca Juga: 8 Tips Memilih Rumah Sakit Terbaik untuk Persalinan agar Kelahiran Lancar
Hingga saat ini belum diketahui langkah efektif untuk mencegah preeklampsia pascapersalinan. Namun, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko Anda mengalami postpartum preeklampsia, antara lain:
Setelah bayi Anda lahir, Anda pasti lebih fokus untuk memenuhi kebutuhannya. Sebenarnya, Anda juga perlu memerhatikan perasaan dan kondisi tubuh. Apabila merasakan gejala preeklampsia pascapersalinan, jangan tunda untuk melakukan pemeriksaan ke dokter. Semakin cepat ditangani, semakin rendah juga risiko komplikasinya.