Setiap wanita tentu mendambakan kehamilan yang lancar dan penuh kebahagiaan. Akan tetapi, adanya perubahan hormon dan berbagai tekanan psikologis bisa membuat ibu hamil mudah menangis. Lantas, apa yang terjadi pada janin jika ibu hamil menangis? Apa saja pengaruhnya bagi janin? Simak jawabannya di bawah ini.
Ternyata tidak hanya makanan dan minuman saja yang mempengaruhi janin. Ibu hamil menangis bisa memberi pengaruh pada kondisi janinnya. Kondisi janin saat ibu menangis telah terpengaruh apabila ibu hamil sering menangis. Biasanya ibu mulai sering menangis pada trimester pertama dan ketiga kehamilan.
Berikut ini adalah pengaruh menangis saat hamil terhadap janin:
Ibu hamil yang menangis terus-menerus, cenderung akan mengalami stres berat, kecemasan, hingga depresi. Kondisi-kondisi inilah yang dapat berpengaruh pada kesehatan ibu, seperti sulit tidur dan nafsu makan menurun.
Jika hal ini terjadi, tubuh ibu akan kekurangan energi dan nutrisi. Padahal, nutrisi sangat dibutuhkan oleh ibu hamil bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk tumbuh kembang janin di dalam kandungan.
Pengaruh menangis saat hamil yang kedua masih memiliki hubungan dengan efek ibu hamil menangis sebelumnya. Akibatnya, fungsi plasenta yang kurang optimal, distribusi oksigen pun juga menjadi berkurang. Kondisi janin saat ibu menangis secara sering maka akan membuat bayi memiliki pasokan oksigen yang lebih sedikit.
Keguguran dan lahir prematur merupakan keadaan janin saat ibu hamil menangis yang sangat penting untuk diwaspadai. Menurut penelitian yang dipublikasikan pada Journal of Frontiers in Endocrinology, kelahiran prematur dapat terjadi karena terpicunya peningkatan hormon corticotropin-releasing (CRH) saat Anda stres atau cemas.
Seharusnya, hormon ini dihasilkan oleh tubuh ketika janin sudah siap dilahirkan. Namu, karena ketidakseimbangan hormonal, hormon CRH akan memaksa janin untuk dikeluarkan.
Pengaruh menangis saat hamil juga bisa terjadi pada plasenta. Baik dan bagusnya plasenta terbentuk pada trimester pertama kehamilan. Apabila ibu hamil menangis hanya sesekali, tidak akan mempengaruhi kondisi janin.
Akan tetapi, apabila ibu hamil sering menangis maka fungsi plasenta menjadi kurang optimal. Plasenta yang kurang optimal berkontribusi besar terhadap berkurangnya distribusi nutrisi untuk janin. Hal ini sangat memungkinkan, janin akan memiliki berat lahir yang lebih kecil.
Baca juga: Dampak Sering Marah-Marah Saat Hamil dan Cara Mengatasinya
Anak yang dikandung oleh ibu hamil yang sering menangis cenderung tumbuh menjadi anak yang memiliki masalah psikis di kemudian hari. Masalah psikis ini akan merusak karakter dan perilakunya sehingga manja. Contoh masalah psikis tersebut seperti anak penakut, anak manja, anak cengeng, dan lainnya.
Ibu hamil yang sering kali menangis akan memberi pengaruh yang cukup fatal. Berdasarkan studi penelitian University of California, adanya risiko gangguan saraf pada bayi yang dikandung oleh ibu hamil yang menangis karena stres. Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu hamil yang masih suka menangis untuk segera mencegah hal ini terjadi.
Selain memberi pengaruh fisik dan psikis pada kondisi janin saat ibu menangis, pengaruh lain akan tampak pada IQ dan kognitif anak. Anak-anak yang dikandung oleh ibu hamil yang sering menangis cenderung memiliki skor IQ yang lebih rendah. Hal ini sangat terkait dengan terhambatnya proses perkembangan otak dan struktur otak yang tidak biasanya.
Reaksi janin saat ibu menangis tidak hanya berdampak saat ia di dalam kandungan, namun ternyata bisa menetap dalam tubuh si Kecil dan ada kemungkinan muncul kembali ketika ia dewasa kelak seperti mengalami depresi atau masalah kejiwaan lainnya.
Penting untuk menjaga suasana hati agar tetap ceria dan semangat menjalani masa kehamilan. Beberapa tips berikut ini bisa ibu hamil coba lakukan untuk menghindari terlalu sering bersedih dan menangis saat hamil, di antaranya: