Bagi ibu hamil yang memiliki kelainan darah hemofilia, Anda perlu waspada saat kehamilan. Pasalnya, Anda berisiko melahirkan bayi dengan kondisi yang sama. Bisakah hemofilia pada anak dicegah sejak dalam kandungan? Simak penjelasannya berikut ini.
Hemofilia adalah penyakit keturunan yang menyebabkan darah tidak bisa menggumpal secara normal karena kekurangan protein untuk membekukan darah. Kondisi ini menyebabkan luka yang muncul di permukaan tubuh membutuhkan waktu lama untuk sembuh.
Hemofilia bisa menimpa siapa saja yang membawa gen hemofilia, termasuk ibu hamil. Hemofilia pada ibu hamil dapat menyebabkan perdarahan terjadi lebih lama setelah cedera.
Ketika mengalami perdarahan, tubuh biasanya mengumpulkan sel darah untuk membentuk bekuan darah yang dapat menghentikan perdarahan. Pembekuan darah didorong oleh partikel darah tertentu, yaitu trombosit dan protein plasma.
Pada umumnya hemofilia menyebabkan perdarahan pada penderitanya. Beberapa gejala yang umum ditemui, antara lain:
Baca Juga: 9 Penyebab Mimisan saat Hamil dan Cara Mengatasinya
Pada kondisi ringan, hemofilia dapat memicu beberapa gejala berikut ini:
Sementara itu, jika hemofilia tergolong sedang, penderita dapat mengalami beberapa gejala berikut:
Hemofilia disebabkan oleh adanya masalah pada salah satu gen yang berperan dalam pembekuan darah. Gen-gen ini terletak pada kromosom X.
Pada umumnya, penyakit ini bisa diturunkan dari keluarga. Namun, sekitar 30 persen penderita hemofilia bukan disebabkan oleh faktor keturunan, melainkan adanya perubahan genetik.
Wanita yang memiliki gen hemofilia memiliki kadar faktor VIII atau faktor IX yang rendah. Pada kondisi ini, gejala hemofilia dapat terjadi.
Pada ibu hamil, kadar faktor IX yang rendah membuatnya rentan mengalami perdarahan setelah melahirkan normal ataupun melalui tindakan caesar.
Hemofilia pada ibu hamil berisiko menyebabkan bayi terlahir dengan kondisi serupa. Oleh sebab itu, jika Anda terdiagnosis hemofilia sebelum kehamilan atau pada saat kehamilan, ada baiknya untuk melakukan tes sebelum proses persalinan.
Anda bisa berkonsultasi dengan dokter mengenai pemeriksaan apa saja yang dibutuhkan.
Sampai saat ini pengobatan hemofilia hanya sebatas perawatan untuk meminimalkan gejala yang muncul. Jadi, hemofilia tidak bisa disembuhkan dan perawatan harus dilakukan seumur hidup.
Adapun beberapa perawatan hemofilia pada ibu hamil, antara lain:
Salah satu tindakan penting untuk dilakukan pada kasus hemofilia pada ibu hamil adalah konsultasi dengan dokter sebelum merencanakan kehamilan.
Konsultasi dapat membantu menentukan tindakan penting untuk dilakukan sebagai manajemen kehamilan dini. Hal ini penting, terutama jika Anda mengalami kondisi hemofilia yang parah.
Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Mual Muntah saat Hamil
Penanganan hemofilia pada ibu hamil yang tidak kalah penting, yaitu tes skrining. Anda bisa mempertimbangkan untuk mempertahankan kehamilan atau tidak melalui tes ini.
Semua penderita hemofilia perlu mendapatkan vaksinasi. Oleh karena itu, ibu hamil sebaiknya membicarakannya dengan dokter kandungan.
Selain pada Bumil, vaksinasi juga penting diberikan pada bayi yang terlahir dari ibu dengan hemofilia.
Satu hal yang tidak boleh dilupakan dalam perawatan hemofilia pada ibu hamil, yaitu menjalankan gaya hidup sehat.
Pastikan ibu hamil melakukan olahraga rutin. Namun, pilihlah jenis olahraga yang aman selama kehamilan. Anda bisa berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu.
Selain itu, selalu cukupi kebutuhan nutrisi harian. Dengan begitu, Anda bisa mendukung kehamilan tetap sehat.
Hemofilia pada ibu hamil bisa menyebabkan perdarahan yang parah atau perdarahan yang lama untuk sembuh. Maka dari itu, sebisa mungkin rencanakan persalinan Anda dengan metode persalinan normal (melalui vagina).
Metode persalinan lain seperti caesar dapat memicu komplikasi kehamilan sehingga ibu hamil bisa mengalami perdarahan. Proses persalinan melalui metode ini juga bisa berdampak negatif terhadap bayi.
Setelah melahirkan, lakukanlah tes sejak dini kepada anak. Dengan begitu, Anda bisa mengetahui bahwa si Kecil menderita hemofilia atau tidak. Tindakan ini penting untuk menentukan perawatan yang harus diberikan ke depannya.
Baca Juga: Mudah Dilakukan, Ini 8 Cara Mengatasi Sakit Punggung saat Hamil
Penderita hemofilia rentan mengalami perdarahan, terutama pada saat tindakan medis seperti cabut gigi. Salah satu cara untuk meminimalkan kejadian ini adalah dengan menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan baik.
Pastikan ibu hamil menghindari aktivitas berbahaya yang dapat memperbesar risiko mengalami cedera. Anda juga bisa rutin memeriksakan kondisi ke dokter guna mengetahui adanya masalah pada tubuh yang rentan mengalami cedera, seperti gusi dan sendi.
Itulah beberapa hal penting seputar hemofilia pada ibu hamil. Meski tidak bisa dicegah sepenuhnya karena merupakan kelainan genetik, Anda bisa mulai mempersiapkan diri terhadap kemungkinan kejadian ini pada kehamilan.