Toksoplasma merupakan infeksi yang disebabkan akibat parasit Toxoplasma gondii (T. gondii). Umumnya, parasit ini bisa ditemukan pada kotoran seperti kucing atau makanan yang belum matang. Apabila ibu hamil terkena parasit ini, maka bisa membahayakan kesehatan ibu hamil dan janin. Untuk itu, kenali lebih jauh mengenai toxoplasma pada ibu hamil di artikel ini!
Toksoplasma adalah penyakit yang dapat membahayakan kesehatan janin dalam kandungan. Parasit yang menyebabkan penyakit ini dapat menginfeksi plasenta dan janin, sehingga dapat menyebabkan kerusakan otak, bayi lahir mati dan keguguran.
Perlu Anda ketahui juga, toksoplasma adalah penyakit yang disebarkan dari hewan ke manusia (kecuali pada ibu hamil). Parasit T. gondii dapat bertahan dalam tubuh dalam kondisi tidak aktif, sehingga memberi kekebalan seumur hidup terhadap infeksi parasit ini.
Namun saat sistem imunitas tubuh melemah karena suatu penyakit atau konsumsi obat tertentu, infeksi T. gondii dapat aktif kembali dan memicu komplikasi yang lebih parah.
Baca juga: Kista saat Hamil: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan
Sebelum mengenal lebih jauh apa itu toksoplasma, ada baiknya Anda mengetahui gejala toksoplasma terlebih dulu. Saat parasit T. gondii masuk ke dalam tubuh seseorang, parasit tersebut bisa membentuk kista dan bisa beredar ke seluruh tubuh.
Beberapa organ yang paling sering terinfeksi toksoplasma adalah otot, jantung dan otak. Akan tetapi, selama daya tahan tubuh seseorang terjaga dengan baik, maka kista parasit akan tetap tidak aktif dan tidak akan menimbulkan gejala.
Selain mengenal toksoplasma pada ibu hamil, berikut adalah beberapa fakta tentang toksoplasma lainnya yang juga harus Anda tahu, di antaranya:
Salah satu kesalahan yang sering diyakini oleh banyak orang yaitu toksoplasma adalah penyakit yang hanya terjadi pada wanita. Padahal, pria pun bisa tertular meski efeknya tidak akan terlihat dengan signifikan. Sementara itu, penularan pada wanita hamil akan menyebabkan efek yang signifikan karena bisa mengganggu janin yang sedang tumbuh.
Gangguan paling besar bisa muncul jika wanita tertular pada trimester pertama. Bayi bisa mengalami cacat fisik khususnya pada mata dan juga otak. Pada trimester kedua dan ketiga, peluang infeksi tetap ada. Bayi yang lahir akan mengalami perkembangan gangguan seperti kebutaan dan gangguan mental saat tumbuh.
Banyak masyarakat yang masih menganggap bahwa toksoplasma disebarkan melalui bulu kucing yang rontok. Hal ini pada akhirnya membuat Anda sering memandikan kucing dan membersihkan bulu yang berserakan di sekitar kandang. Tahukah Anda kalau parasit toksoplasma bisa terjadi melalui banyak hal khususnya feses dari kucing yang berada di litter box.
Toksoplasma hanya menular dari perantara ke orang melalui kontak langsung atau tidak langsung. Penularan antara manusia dan manusia bisa saja terjadi kalau terjadi transplantasi organ dari penderita ke orang lain. Jadi, selama menjaga kesehatan tubuh dan kebersihan dari hewan peliharaan, toksoplasma tidak akan menular.
Selama ini banyak orang mengenal toksoplasma adalah penyakit yang menular dari kucing ke manusia. Padahal, parasit bisa berpindah perantara asal masih hewan berdarah panas. Anjing, tikus, atau kelinci sekali pun masih memiliki kemungkinan menjadi perantara dari toksoplasma sebelum akhirnya menular ke manusia.
Cara mencegah toksoplasma yang bisa dilakukan adalah dengan menjaga kebersihan kandang hewan peliharaan dan kotorannya secara berkala. Dengan melakukan itu, kemungkinan terjadi penularan akan sangat kecil.
Parasit jenis toksoplasma ini terbukti bisa menyebabkan gangguan pada otak. Sebuah penelitian mengatakan bahwa parasit ini menyebabkan tubuh memproduksi dopamin dalam jumlah yang cukup banyak. Peningkatan ini berkaitan erat dengan beberapa gangguan mood termasuk bipolar disorder.
Penelitian lain menunjukkan toksoplasma adalah penyakit yang bisa menyebabkan kondisi impulsif. Hal ini juga memicu kondisi bunuh diri jika tidak segera diatasi. Dengan efek seperti ini, Anda harus hati-hati dengan penularan toksoplasma yang kadang tidak terduga sebelumnya.
Infeksi toksoplasma yang sering kali tidak disadari adalah ketika tangan yang sudah terkontaminasi menyentuh mulut, hidung atau mata. Namun, perlu diketahui juga mereka yang memelihara kucing dan terpapar parasit ini tidak langsung terinfeksi. Infeksi tidak menular pada mereka dengan sistem kekebalan tubuh yang kuat.
Pada penderita toksoplasmosis dengan sistem kekebalan tubuh rendah, biasanya dokter akan memberikan seperti pyrimethamine dengan clindamycin. Konsumsi obat ini memerlukan waktu 6 minggu atau lebih lama.
Pada kasus tertentu, infeksi toksoplasma menyebabkan sebagian bayi yang terinfeksi hanya mampu bertahan hidup beberapa hari setelah dilahirkan. Ibu hamil yang paling berisiko mengidap infeksi toksoplasma adalah mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah dan sering berinteraksi dengan hewan liar.
Sementara itu, jika bayi Anda terlahir dengan infeksi toksoplasma, maka pemberian obat-obatan (pyrimethamine dan sulfadiazine) dengan resep dokter harus dijalani selama 1 tahun setelah melahirkan, dan kondisi bayi harus tetap terpantau selama pemberian obat.
Gejala toksoplasma yang umum terjadi adalah sakit kepala, nyeri otot, flu, serta rasa lelah. Namun saat parasit T. gondii menyerang orang dengan sistem imun yang kuat, gejala bisa saja tidak muncul dan penderita dapat pulih sepenuhnya. Guna mengetahui apakah Anda sudah terinfeksi atau belum, sebaiknya segera lakukan tes darah.
Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan hasil positif adanya antibodi terhadap parasit menunjukkan bahwa infeksi parasit sedang aktif atau sudah pernah terinfeksi sebelumnya dan sekarang tidak menimbulkan gejala apapun.
Ibu hamil bisa terkena parasit toksoplasma lewat berbagai cara, salah satunya dari konsumsi makanan tertentu. Berikut ini beberapa jenis makanan yang dapat menyebabkan infeksi toksoplasma pada ibu hamil, yaitu:
Selain dari makanan, parasit toksoplasma juga bisa menyebar lewat hewan yang terinfeksi. Misalnya kucing yang sudah terinfeksi toksoplasma maka kotorannya akan mengandung parasit toksoplasma.
Nah, jika ibu hamil membersihkan kotoran kucing yang sudah terinfeksi tanpa sarung tangan maka hal ini bisa menyebabkan ibu hamil terkena parasitnya. Untuk itu, ibu hamil perlu berhati-hati jika ada kucing atau hewan lain yang mendekat atau ada di sekitar ibu hamil. Pasalnya hewan tersebut bisa saja membawa virus atau parasit penyebab infeksi toksoplasma.
Orang yang terinfeksi parasit toksoplasma seringkali tidak menunjukkan gejala apa pun, termasuk pada ibu hamil. Oleh karena itu, perlu melakukan pemeriksaan medis untuk mengetahui apakah terinfeksi parasit toksoplasma atau tidak.
Meski begitu, gejala toksoplasma pada ibu hamil bisa saja muncul. Berikut ini beberapa gejala yang mungkin muncul, yaitu:
Selain gejala tersebut, toksoplasmosis juga bisa ditemukan pada janin saat ibu hamil melakukan USG kandungan secara rutin. Janin yang sudah terinfeksi parasit ini sebagian besar akan tetap tampak normal.
Baca Juga: Risiko Memelihara Hewan saat Hamil
Ibu hamil yang terinfeksi toksoplasmosis bisa membahayakan kondisi janin di kandungan. Pasalnya infeksi ini bisa menular dari ibu hamil lewat plasenta.
Jika itu terjadi, maka bisa memengaruhi perkembangan janin selama di dalam kandungan. Tidak hanya itu, infeksi toxoplasma juga bisa meningkatkan risiko pada janin seperti bayi lahir mati, keguguran, dan masalah lainnya.
Di samping itu, bayi yang terinfeksi toksoplasma saat hamil juga bisa mengalami beberapa masalah pada mata, otak, jantung, darah, ginjal, hati, sampai lima setelah lahir. Berikut ini beberapa masalah yang dialami bayi akibat infeksi toxoplasma, yaitu:
Apabila tidak segera mendapatkan pengobatan, bayi yang baru lahir dan terinfeksi parasit ini bisa mengalami beberapa masalah pada masa tumbuh kembangnya di kemudian hari, seperti:
Walau begitu, risiko dan tingkat keparahan tersebut bisa tergantung dari waktu ibu hamil terinfeksi toxoplasma. Menurut Pregnancy Birth & Baby, bayi yang terinfeksi parasit ini di akhir masa kehamilan biasanya cenderung tidak mengalami masalah kesehatan yang terlalu serius. Namun, di saat ini risiko janin tertular bisa lebih besar.
Namun sebaliknya, risiko penularan dari ibu ke janin bisa lebih kecil jika infeksi terjadi di trimester pertama kehamilan. Tapi jika tertular, masalah kesehatan yang akan timbul pada bayi bisa lebih besar dan serius.
Untuk menurunkan risiko bayi ikut tertular infeksi toksoplasma, maka ibu hamil perlu mengecek kondisi kesehatannya sejak dini. Jika infeksi ini ditemukan lebih cepat, maka dokter bisa memberikan obat pada ibu hamil untuk membantu mencegah janin tertular parasit toksoplasma.
Namun, perlu Anda ketahui walau dokter telah memberikan obat berupa antibiotik pada ibu hamil, cara ini tidak selalu berhasil sepenuhnya. Terkadang bayi yang lahir dan terinfeksi toksoplasma bisa tetap mengalami beberapa masalah kesehatan walau sudah mendapatkan pengobatan sejak di kandungan atau setelah lahir.
Hal tersebut bisa terjadi lantaran obat antibiotik yang diberikan dokter tidak bisa memperbaiki kerusakan yang terjadi, walau tingkat keparahannya bisa saja sudah berkurang.
Tindakan pencegahan adalah langkah yang paling tepat agar Anda terhindar dari toksoplasma. Berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terkena infeksi toksoplasma, antara lain:
Nah, itulah pembahasan mengenai toksoplasma pada ibu hamil yang perlu Anda ketahui. Apabila ada kondisi atau gejala yang mencurigkan selama Anda hamil, sebaiknya segera periksakan diri Anda ke dokter untuk mencegah infeksi toksoplasma. Semoga informasi ini membantu, ya!