Menjalani program bayi tabung merupakan salah satu prosedur yang dapat dilakukan pasangan untuk mendapatkan kehamilan. Apakah Anda dan pasangan tertarik menjalani program ini? Yuk, simak pembahasan mengenai pengertian, prosedur hingga besaran biaya yang harus dikeluarkan selengkapnya di artikel ini.
Bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) adalah proses pembuahan di luar rahim dan memiliki beberapa prosedur tertentu. Prosedur ini dilakukan setelah Anda melakukan inseminasi buatan dan tidak mampu mengatasi ketidaksuburan.
Program bayi tabung dilakukan dengan mengambil sel telur yang sudah matang dari ovarium. Setelah itu, secara manual sel telur tersebut akan dibuahi oleh sperma di laboratorium.
Apabila pembuahan berhasil, maka akan berkembang menjadi embrio. Setelah itu, embrio inilah yang kemudian ditransfer ke dalam rahim atau uterus. Embrio tersebut akan terus berkembang di dalam rahim, lalu menjadi janin layaknya pada kehamilan biasa. Setelah itu, Anda hanya menunggu sampai kelahiran bayi.
Program bayi tabung dilakukan bukan tanpa sebab. Bagi pasangan dengan masalah ketidaksuburan atau memiliki kondisi medis tertentu, prosedur ini bisa menjadi cara yang efektif untuk mendapatkan kehamilan.
Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa prosedur bayi tabung sebaiknya dilakukan:
Baca Juga: 10 Jus Buah untuk Membantu Program Hamil
Setelah persiapan dilakukan, selanjutnya program bayi tabung dilanjutkan dengan langkah-langkah berikut:
Beberapa persiapan sebelum menjalani program bayi tabung, di antaranya:
Tes dilakukan untuk menentukan kualitas dan kuantitas sel telur. Dokter akan mengukur kadar anti-mullerian hormone (AMH), follicle-stimulating hormone (FSH), dan hormon estrogen di awal siklus menstruasi. Jika diperlukan, dokter juga dapat melakukan USG panggul guna mengetahui kualitas sel telur.
Pemeriksaan dilakukan agar dokter mengetahui kualitas dan kuantitas sperma pasien.
Dokter akan melakukan pemeriksaan atau skrining terhadap pasangan untuk mendeteksi adanya penyakit menular akibat infeksi, misalnya HIV.
Dokter akan melakukan transfer embrio tiruan untuk menentukan kedalaman rongga rahim.
Dokter akan memeriksa lapisan rahim sebelum prosedur IVF dilaksanakan. Pemeriksaan dimulai dengan menyuntikkan cairan khusus ke rahim, lalu dilanjutkan dengan USG.
Selain itu, pemeriksaan dinding rahim juga dapat dilakukan dengan memasukkan selang lentur yang sudah dilengkapi kamera ke dalam rahim melalui vagina.
Berikut serangkaian prosedur bayi tabung yang harus ditempuh, di antaranya:
Langkah pertama sebelum program bayi tabung dilakukan adalah induksi ovulasi. Ini adalah tindakan untuk memberikan hormon sintetis dan obat-obatan.
Beberapa obat-obatan dan hormon yang dimaksud, antara lain:
Fase stimulasi dimulai dari hari pertama haid. Secara alami pada siklus bulanan, ovarium biasanya menghasilkan 1 telur.
Pada waktu melakukan proses bayi tabung, 1 sel telur tidaklah cukup sehingga Anda harus minum obat selama 1-2 minggu untuk merangsang indung telur mengeluarkan sel telur matang lebih banyak lagi.
Setelah sel telur banyak dilepas dari indung telur, langkah selanjutnya adalah pengambilan sel telur. Saat menjalani proses ini, Anda akan dibuat tertidur selama kira-kira setengah jam.
Pengambilan sel telur akan dilakukan 34-36 jam setelah suntikan hormon terakhir diberikan dan sebelum ovulasi.
Berikut ini adalah langkah-langkah pengambilan sel telur:
Anda akan kembali tersadar setelah 30 menit ke depan setelah pengambilan sel telur. Oleh karena itu, Anda sebaiknya didampingi oleh anggota keluarga atau teman. Pasalnya, setelah proses bayi tabung yang satu ini, Anda membutuhkan bantuan untuk pulang ke rumah.
Tindakan berikutnya adalah pengumpulan sperma. Setelah sperma terkumpul, sperma akan “dicuci” dalam campuran khusus.
Sperma yang sempurna dan sehat tidak terlalu gemuk atau tipis; dengan ekor yang tidak terlalu panjang atau pendek. Sperma terbaik akan dipilih dan akan segera dipertemukan dengan sel telur.
Setelah sel telur diambil, penting sekali bagi sel telur untuk segera dibuahi dengan cepat.
Sel-sel telur dan beberapa sperma ditempatkan di sebuah piring kecil. Sel-sel telur dan sperma tersebut akan saling bertemu sebagaimana pembuahan di dalam tubuh.
Pembuahan sel telur dalam IVF dapat dilakukan dengan 2 cara:
Setelah sperma berhasil membuahi sel telur, maka embrio akan terbentuk. Embrio kemudian ditempatkan di dalam inkubator khusus yang memiliki kondisi sempurna untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Setelah itu, embrio tersebut akan diawasi selama 5-6 hari.
Setelah berkembang di laboratorium, embrio tersebut siap untuk dipindahkan ke rahim. Sebelumnya, Anda harus minum air terlebih dahulu agar kandung kemih penuh.
Setelah itu, dokter akan menggunakan teknologi ultrasound untuk melihat lapisan rahim dengan baik sehingga pemindahan embrio dapat dilakukan. Proses pemindahan berlangsung sekitar 5 menit tanpa pembiusan.
Setelah prosedur dilakukan, Anda dapat melanjutkan aktivitas seperti biasa. Jadi, tak perlu khawatir karena embrio tidak akan terjatuh saat beraktivitas, misalnya berdiri atau pergi ke toilet.
Setelah 12 hari atau 2 minggu prosedur dilakukan, dokter akan melakukan pemeriksaan darah untuk mendeteksi kehamilan.
Dokter akan mengukur kadar hormon hCG (human chorionic gonadotropin). Jika terdapat hormon hCG dalam aliran darah, hal ini menandakan bahwa Anda positif hamil.
Jika kehamilan tidak terjadi, Anda akan berhenti menggunakan progesteron. Menstruasi juga akan terjadi dalam waktu seminggu.
Sementara itu, jika menstruasi tidak terjadi dan Anda mengalami perdarahan yang tidak biasa, segera periksakan kondisi ke dokter.
Baca Juga: Mengenal Kehamilan Aterm dan Manfaatnya bagi Ibu serta Janin
Walau jarang terjadi, program bayi tabung bisa menyebabkan pendarahan, infeksi, bahkan kerusakan pada organ tubuh seperti usus. Selain itu, berikut ini beberapa risiko lainnya yang perlu Anda pertimbangkan sebelum menjalani program bayi tabung:
Di samping risiko kesehatan di atas, menjalani program bayi tabung juga akan berisiko menguras banyak emosi dan tenaga, serta waktu dan biaya yang cukup besar. Untuk itu, Anda perlu mempertimbangkan risiko di atas sebelum berniat melakukannya.
Menjalani prosedur bayi tabung memang bisa membantu Anda untuk mendapatkan anak. Namun, Anda tetap perlu melakukan konsultasi dengan dokter kandungan apabila ingin menjalani program ini.
Berikut ini beberapa tips bagi Anda yang ingin menjalani program bayi tabung agar berhasil:
Baca Juga: Tak Selalu Sukses, Ini 5 Penyebab Program Bayi Tabung Gagal
Setelah Anda mengetahui proses menjalani bayi tabung hingga risikonya, hal selanjutnya yang perlu Anda persiapkan adalah biaya program bayi tabung.
Biaya yang dibutuhkan dalam menjalani program ini sangatlah bervariasi untuk setiap rumah sakit. Namun, besaran biaya program bayi tabung di Indonesia sendiri sekitar antara 40-100 juta rupiah.
Biaya program bayi tabung tersebut meliputi berbagai hal seperti analisa sperma (untuk mengetahui kesiapan atau kesehatan sperma), perawatan pasca tindakan bayi tabung dilakukan, penggunaan obat-obatan, pemeriksaan laboratorium, lalu pemeriksaan penunjang (seperti USG), dan biaya konsultasi dengan dokter spesialis kandungan.