Vasektomi merupakan prosedur yang dapat dipilih sebagai kontrasepsi pria. Namun, metode ini membuat sebagian pria khawatir mengenai dampaknya terhadap kehidupan seksual dengan pasangan. Daripada salah kaprah, yuk simak penjelasan di bawah ini!
Vasektomi adalah prosedur bedah yang dilakukan dengan memotong atau menutup saluran sperma pria. Tindakan ini bertujuan untuk mencegah kehamilan secara permanen.
Meski bersifat permanen, pria masih tetap bisa melakukan ejakulasi. Namun, jika seseorang sudah melakukan tindakan ini, air mani yang dikeluarkan saat ejakulasi tidak mengandung sperma sehingga pembuahan pada sel telur tidak akan terjadi.
Vasektomi banyak dipilih karena prosesnya cepat, yaitu sekitar 15 menit. Selain itu, metode kontrasepsi ini juga tidak menyebabkan rasa sakit.
Dokter bedah akan melakukan pembiusan lokal di area skrotum. Pada beberapa kasus yang jarang, dokter kemungkinan akan memberikan bius lokal.
Setelah bius diberikan, dokter akan membuat sayatan dan memblokir vas deferens. Ini merupakan saluran yang menjadi jalan sperma untuk keluar dan bercampur dengan air mani.
Karena setelah saluran tersebut ditutup, air mani yang keluar ketika ejakulasi tidak memiliki sperma. Akibatnya, kehamilan dapat dicegah.
Baca Juga: Tips Menjaga Sperma Tetap Sehat Bagi Pria
Banyak yang menganggap jika vasektomi sama halnya dengan ‘membunuh’ kehidupan seksual pria. Namun, ini merupakan anggapan yang keliru.
Faktanya, vasektomi tidak menurunkan gairah seks alias libido seorang pria. Meski sudah melakukan tindakan vasektomi, pria masih dapat merasakan ereksi dan ejakulasi. Selain itu, prosedur bedah ini juga tidak memengaruhi produksi hormon testosteron (hormon seks).
Perlu Anda ketahui juga bahwa warna dan konsistensi air mani tidak menunjukkan perubahan. Pasalnya, 95 persen air mani dibuat di prostat dan vesikula seminalis. Keduanya tidak terpengaruh oleh vasektomi.
Menurut penelitian, tidak ditemukan adanya perbedaan kepuasan seksual pada pria yang menjalani vasektomi dibandingkan dengan mereka yang tidak menjalaninya.
Hal itu juga berlaku bagi pasangan dari pria yang menjalani prosedur. Menurut penelitian, mereka tidak mengeluhkan adanya masalah yang berhubungan dengan kepuasan seksual.
Setelah prosedur, Anda dianjurkan untuk menunggu sekitar 8 hingga 12 minggu sebelum berhubungan seks dengan pasangan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya sperma yang masih tersisa.
Pada bulan pertama setelah melakukan vasektomi, Anda mungkin merasakan sakit saat penetrasi dan ejakulasi. Oleh karena itu, berhati-hatilah saat melakukan aktivitas seksual.
Baca Juga: Azoospermia, Salah Satu Kondisi yang Mengganggu Kesuburan Pria
Pada umumnya, vasektomi merupakan prosedur bedah yang aman. Namun, sama dengan tindakan medis lainnya, metode ini juga memiliki risiko komplikasi.
Meski jarang terjadi, berikut ini adalah sejumlah komplikasi yang dapat terjadi setelah vasektomi:
Penting untuk diketahui bahwa vasektomi tidak dapat mencegah penyakit menular seksual. Jadi, meski sudah tidak memiliki kemungkinan membuahi, risiko penularan penyakit masih ada.
Anda bisa mencegahnya dengan menghindari aktivitas seksual yang berisiko dan selalu menggunakan kondom.
Itu dia penjelasan seputar pengaruh vasektomi terhadap kehidupan seksual pria. Sedang mempertimbangkan untuk melakukan prosedur ini? Pastikan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter, ya!