DokterSehat.Com – Imunisasi campak adalah salah satu jenis imunisasi yang berfungsi untuk mencegah penyakit campak (measles desease). Penyakit campak merupakan penyakit menular yang diakibatkan oleh virus. Virus dari penyakit campak bisa tersebar melalui udara.
Pada dasarnya, imunisasi campak adalah suatu tindakan pemberian zat yang berasal dari kuman, baik yang sudah mati ataupun yang dilemahkan. Orang yang terkena penyakit campak biasanya diawali dengan gejala berupa demam, batuk, pilek, mata memerah, lalu muncul bintik-bintik merah kecil di seluruh tubuh. Penyakit campak ini berakibat parah karena bisa menyebabkan infeksi telinga, infeksi paru-paru, kerusakan otak hingga berujung kematian.
Akan tetapi, Anda tidak perlu khawatir karena penyakit campak bisa dicegah dan salah satunya adalah dengan imunisasi campak. Vaksin campak dan vaksin MR merupakan vaksin yang digunakan dalam program imunisasi campak di Indonesia. Sebelumnya ada vaksin MMR tetapi sudah tidak tersedia lagi di Indonesia.
Selain itu, Anda juga perlu mengetahui mengenai kontraindikasi yang menyebabkan beberapa anak pada kasus tertentu tidak bisa mendapatkan imunisasi campak karena bisa berakibat parah. Sementara itu, ada beberapa efek samping dari penggunaan vaksin MMR yang juga penting untuk Anda ketahui.
Baca terus untuk mengetahui lebih lanjut tentang imunisasi campak termasuk informasi tentang indikasi imunisasi campak, kontraindikasi imunisasi campak, bentuk sediaan imunisasi campak, manfaat imunisasi campak, dosis imunisasi campak, dan efek samping imunisasi campak.
Program imunisasi campak yang merupakan program pemerintah Indonesia untuk mengendalikan penyakit campak biasanya diberikan melalui vaksin kombinasi. Sebelumnya, imunisasi campak diberikan dalam bentuk vaksin MMR yang juga untuk mencegah penyakit gondongan dan rubela tetapi kini sudah tidak digunakan lagi.
Imunisasi campak sekarang diberikan melalui vaksin MR yang mencegah penyakit campak dan rubella. Pemberian vaksin MR sebagai program imunisasi campak diberikan kepada anak mulai dari usia 9 bulan hingga sebelum memasuki usia 15 tahun sebagai upaya pencegahan penyakit campak dan rubella.
Pada kasus tertentu, ada beberapa orang yang tidak boleh menerima vaksin MR sebagai program imunisasi campak. Orang-orang yang pernah mengalami alergi berat terhadap telur, agar-agar, dan obat neomisin.
Selain itu, imunisasi campak tidak bisa dilakukan apabila orang tersebut memiliki penyakit asma kronis, diabetes kronis, ginjal kronis, dan anemia yang kronis. Efek imunisasi campak juga memiliki kontraindikasi bagi pasien yang memiliki riwayat penyakit thrombocytopenia purpura (mudah memar atau berdarah) dan infeksi tuberkulosis aktif.
Hal-hal lain yang penting untuk diperhatikan:
Berikut ini adalah obat-obatan yang dapat menimbulkan interaksi merugikan jika digunakan bersama dengan vaksin campak, antara lain:
Selain itu, beritahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat, termasuk produk herba dan suplemen tertentu. Segera temui dokter jika terjadi alergi parah.
Imunisasi campak yang terwujud dalam bentuk vaksin MR tersedia dalam bentuk sediaan injeksi atau suntikan. Pemberian Vaksin MR dilakukan dengan menggunakan alat suntik sekali pakai (autodisable syringe/ADS) 0,5 m.
Penyuntikan vaksin MR dilakukan pada otot deltoid yang terletak di lengan kiri atas. Pemberian vaksin ini hanya dilakukan oleh dokter atau tenaga medis profesional. Biasanya, dokter akan menentukan dosis sesuai dengan usia serta kondisi penerima vaksin.
Tujuan imunisasi campak yang utama adalah untuk mencegah terpapar penyakit campak. Imunisasi campak yang kini dijalankan dengan menggunakan vaksin MR memberikan manfaat lebih yaitu untuk mencegah penyakit rubella juga.
Sebagai manfaat turunan, imunisasi campak bisa memperkecil kemungkinan terkena infeksi telinga, infeksi paru-paru (pneumonia), dan kerusakan otak. Akan tetapi, manfaat imunisasi campak dalam vaksin MR tidak bisa mengobati infeksi aktif di dalam tubuh.
Pada dasarnya, fungsi imunisasi campak diharapkan memperkuat sistem pertahanan mengenali kuman tersebut, sehingga tubuh bisa mengatasinya apabila suatu saat terinfeksi. Pada beberapa anak yang lebih sensitif, tubuhnya akan menampakkan reaksi alergi berat dari cairan yang terkandung dalam vaksin tersebut.
Dalam dunia medis, kondisi ini disebut dengan anafilaksis. Namun, jika kondisi ini segera ditangani, kondisi anak akan segera membaik. Melihat efek imunisasi campak yang mungkin terjadi, karenanya Anda harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk menghindari alergi.
Pemberian imunisasi campak melalui vaksin MR tentunya harus sesuai dengan dosis. Dosis imunisasi campak adalah 0,5 ml diberikan secara subkutan yang disuntikkan dengan sudut kemiringan 45 derajat pada otot deltoid di lengan kiri atas.
Efek samping imunisasi campak yang merupakan reaksi tubuh terhadap vaksin campak di antaranya adalah demam, nyeri lengan akibat suntikan, terjadi ruam atau kulit yang memerah pada area yang disuntik, dan bisa menyebabkan bengkak. Hal ini merupakan efek samping vaksin MR yang umum terjadi.
Pada beberapa kasus, efek samping imunisasi campak bisa berakibat parah apabila ternyata orang tersebut memiliki kontraindikasi terhadap vaksin MR. Oleh karena itu, pastikan Anda atau anak tidak memiliki kontraindikasi sebelum melakukan imunisasi campak.
Meski begitu, pada umumnya vaksin campak tidak memiliki efek samping yang berarti. Sekalipun ada, efek samping yang ditimbulkan cenderung umum dan ringan. Efek samping imunisasi campak itu merupakan reaksi yang normal dan bisa menghilang dalam waktu 2-3 hari. Pada kasus yang jarang terjadi, seseorang anak bisa mengalami reaksi alergi sebagai efek samping vaksin campak dan rubella.
Sumber: