Dampak perceraian bagi anak mungkin akan berbeda-beda. Hal itu tergantung dari usia anak pada saat perceraian, kondisi yang menyebabkan terjadinya perceraian, dan kepribadian anak. Perlu diketahui, situasi ini dapat meninggalkan perasaan luka yang akan terus dibawanya hingga dewasa.
Perceraian adalah mimpi buruk bagi siapapun yang menjalani rumah tangga. Namun, munculnya berbagai macam masalah dalam keluarga membuat alasan perceraian sering kali muncul sebagai solusi terakhir.
Berikut ini berbagai dampak perceraian terhadap kepribadian anak yang perlu diketahui orang tua, di antaranya:
Efek perceraian bagi anak ternyata bisa membuat seorang anak lebih agresif, terutama ketika perceraian dilakukan ketika anak memasuki usia remaja.
Perceraian membuat seorang anak untuk melakukan tindakan-tindakan menantang dan lebih bertekad untuk menjalani hidup dengan caranya sendiri.
Anak korban perceraian akan berjuang lebih sulit saat menghadapi tahun pertama atau kedua setelah perceraian. Dampaknya adalah munculnya perasaan cemas, rasa tidak percaya, dan sulit mengelola emosi.
Meski begitu, banyak anak korban perceraian bisa bangkit dan terbiasa dengan perubahan yang dialami. Akan tetapi ada juga beberapa anak yang tidak bisa kembali ke kondisi yang benar-benar ‘normal’ seperti sebelumnya.
Pada dasarnya, perceraian itu menciptakan gejolak emosi bagi seluruh anggota keluarga, tetapi untuk anak-anak, situasinya bisa sangat menakutkan, membingungkan, dan membuatnya frustasi.
Anak korban perceraian, khususnya yang masih kecil sering sulit untuk memahami mengapa ia harus memilih di antara ayah atau ibunya.
Dampak perceraian terhadap anak akan membuatnya khawatir jika orang tuanya berhenti saling mengasihi satu sama lain atau perasaan orang tua yang akan berhenti mencintainya.
Bahkan, seorang anak mungkin merasa khawatir apakah perceraian ini disebabkan oleh kesalahan yang dilakukannya.
Sebuah perceraian otomatis akan membuat anak akan berkurang menjalin komunikasi pada ayah atau ibunya. Menurunnya kontak langsung dengan salah satu orang tua dapat menyebabkan seorang anak merasa kurang dekat dengan salah satunya.
Kondisi ini bisa menyebabkan seorang anak akan banyak menghabiskan waktunya di luar rumah ketimbang bersama keluarga.
Sebuah studi mengungkapkan, bahwa tingkat stres anak jauh lebih tinggi dengan pola asuh tunggal. Namun pada beberapa anak, perceraian orang tua bukanlah bagian yang paling sulit.
Stres yang terjadi adalah stres tambahan setelah perceraian seperti berpindah sekolah atau pindah ke tempat tinggal yang baru.
Baca Juga: Tips Mengendalikan Emosi agar Tidak Marah pada Anak
Dampak perceraian bagi anak khususnya pada usia remaja adalah membuatnya berisiko tinggi untuk menjadi aktif secara seksual sebelum usia 16 tahun. Efek lainnya yang bisa terjadi adalah seorang anak memiliki kebiasaan mengonsumsi alkohol dan penggunaan obat-obatan terlarang yang lebih dini.
Sebuah studi menunjukkan bahwa dampak perceraian bagi anak bisa memengaruhi kemampuan akademiknya di sekolah. Perceraian orang tua juga dikaitkan dengan tingkat ketidakhadiran dan tingkat putus sekolah yang lebih tinggi.
Semakin banyak gangguan yang terjadi usai perceraian, semakin sulit seorang anak untuk fokus pada tugas-tugas di sekolahnya.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa dampak perceraian bagi anak bisa memengaruhi hubungan sosialnya. Anak-anak yang keluarganya mengalami perceraian mungkin mengalami kesulitan berhubungan dengan orang lain dan cenderung memiliki kontak sosial yang lebih sedikit.
Dampak perceraian bagi anak ternyata juga bisa membuatnya menjadi pribadi yang sensitif. Perasaan kehilangan, kemarahan, kebingungan, kecemasan, dan banyak lainnya yang dihadapi pada masa transisi ini dapat membuat anak merasa lebih sensitif secara emosional.
Dampak perceraian bagi anak ini terkait dengan kondisi lainnya seperti stres atau kesulitan tidur. Jika kondisi tersebut tidak mendapatkan penanganan, tidak hanya kondisi mental yang terpengaruh tetapi kondisi fisik juga bisa terdampak, yaitu menurunnya kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Nah, itulah berbagai dampak perceraian pada anak yang wajib diketahui orang tua.
Baca Juga: Bonding dengan Anak: Manfaat dan Cara Mewujudkannya
Setelah mengetahui berbagai efek buruk perceraian bagi anak, perlu diketahui bahwa efek psikologis dari perceraian bisa bertahan lama.
Melihat dampak negatif yang bisa berlanjut hingga dewasa, orang tua harus menyadari bahwa dirinya memainkan peran utama bagaimana anak-anak menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.
Berikut ini beberapa cara yang bisa dicoba untuk menjaga kesehatan mentalnya:
Satu hal penting yang tidak boleh dilewatkan adalah memberdayakan anak Anda. Seorang anak yang meragukan kemampuannya untuk menghadapi perubahan—melihat diri mereka sebagai korban tak berdaya—lebih mungkin mengalami masalah kesehatan mental.
Meskipun perceraian adalah sesuatu yang sulit, yakini anak Anda bahwa dia memiliki kekuatan untuk menanganinya.
Akan tetapi, jika efek perceraian ini berlangsung lama pada anak, sepertinya orang tua harus membutuhkan tenaga profesional. Terapi individu dapat membantu anak untuk mengatur emosinya, selain itu terapi keluarga juga direkomendasikan untuk mengatasi perubahan dinamika di dalam keluarga.