Self-harm atau perilaku menyakiti diri sendiri sering dilakukan oleh seseorang yang memiliki gangguan kesehatan mental. Tindakan ini dilakukan secara sengaja oleh seseorang tanpa memedulikan adanya risiko yang muncul setelahnya. Lantas, mengapa ada orang yang menyakiti diri sendiri?
Stres dapat dialami oleh siapa saja. Namun, tidak semua orang bisa mengatasinya dengan cara yang baik, misalnya dengan berbagi keluh-kesah kepada orang terdekat.
Jika Anda termasuk orang yang tidak mampu mengungkapkan emosi dengan baik, perasaan tersebut dapat menumpuk dan menjadi tak terbendung. Akibatnya, sebagian orang melampiaskannya dengan perilaku yang merugikan diri sendiri seperti self-harm.
Meskipun secara umum penyebab self-harm adalah stres yang tidak berkesudahan, alasan tindakan ini akan berbeda-beda pada setiap orang.
Adapun beberapa kemungkinan seseorang menyakiti diri sendiri, di antaranya:
Ketika menghadapi masa-masa sulit, tetapi merasa tidak ada orang lain untuk mendengarkan, seseorang bisa termotivasi untuk self-harm. Ada juga yang memang sengaja melakukannya untuk memperlihatkannya kepada orang lain.
Salah satu alasan yang mendasari perilaku ini ketidakmampuan untuk mengungkapkan emosi yang ada. Alhasil, seseorang dapat melukai diri sendiri untuk mengatasi rasa bersalah atau rasa malu yang dirasakan.
Perasaan harga diri rendah dapat menjadi alasan seseorang menyakiti diri sendiri. Rasa kurang percaya diri bisa dialami oleh siapa saja, tetapi hal ini berbeda dengan rasa rendah diri.
Orang dengan masalah harga diri rendah sering kali tidak bahagia atau merasa puas dengan dirinya sendiri.
Kondisi tersebut dapat memicu perilaku melukai diri sendiri dalam bentuk yang beragam, seperti gangguan makan, penyalahgunaan narkoba, bahkan percobaan bunuh diri.
Baca Juga: Self-Deprecation, Sikap Rendah Diri yang Bisa Berdampak Buruk!
Salah satu penyebab perilaku self-harm adalah gangguan pada kesehatan mental. Melansir Mental Health Foundation, seseorang yang memiliki gangguan kesehatan mental lebih berisiko melukai diri sendiri atau bunuh diri.
Selain itu, ada bukti yang menunjukkan bahwa depresi bisa memicu orang menyakiti diri sendiri.
Adapun masalah kesehatan mental yang bisa mengakibatkan perilaku melukai diri sendiri, di antaranya:
Masalah perundungan alias bullying bisa menjadi salah satu faktor seseorang menyakiti diri sendiri. Hal ini berdasarkan studi yang dipublikasikan dalam BMC Public Health.
Studi tahun 2021 tersebut menemukan sebanyak 15 persen remaja yang menjadi partisipan melakukan tindakan self-harm selama setahun terakhir. Risiko tindakan ini meningkat 6 kali lebih besar pada korban bullying.
Menurut survei yang dilakukan oleh NEU, 82 persen responden melaporakan bahwa adanya tes atau ujian berdampak besar terhadap kesehatan mental siswa.
Alasan di balik adanya gangguan mental tersebut, di antaranya:
Survei yang sama menemukan bahwa lebih dari setengah responden atau sebanyak 56 persen masalah kesehatan mental siswa mengarah pada perilaku self-harm.
Adanya masalah dengan seseorang—apalagi orang tersebut termasuk orang terdekat—bisa mengarah pada perilaku self-harm.
Jika orang-orang di sekitar tidak lagi memberikan dukungan di masa-masa sulit, hal ini akan memicu kekesalan pada diri seseorang. Pada akhirnya, tindakan membahayakan diri sendiri menjadi bentuk pelampiasan rasa tersebut.
Penyalahgunaan zat dengan self-harm saling berhubungan. Jika sebelumnya Anda mengetahui bahwa orang dengan masalah mental berisiko terhadap tindakan melukai diri sendiri, orang yang menyalahgunakan zat lebih berisiko lagi.
Pada penggunaan alkohol, seseorang bisa memiliki sejumlah perilaku berbahaya, seperti:
Seluruh perilaku tersebut mengarah pada perilaku menyakiti diri sendiri.
Sementara itu, penggunaan obat-obatan seperti opioid (pereda nyeri dan heroin) yang tidak sesuai aturan, dapat menyebabkan keracunan opioid. Adapun gejalanya dapat berupa:
Perlu Anda ketahui, konsumsi opioid dan self-harm saling berkaitan karena dua-duanya menyebabkan tubuh melepaskan endorfin alias hormon yang merangsang perasaan senang di otak.
Stres yang mereda atau rasa sakit yang hilang akibat pelepasan hormon endorfin memberikan efek yang sama.
Baca Juga: 4 Cara Mengatasi Depresi yang Disebabkan oleh Pekerjaan
Stres yang tidak berkesudahan bisa membuat seseorang kewalahan. Pada akhirnya, hal ini bisa berujung pada tindakan menyakiti diri sendiri.
Jika keinginan untuk self-harm sudah muncul, ada sejumlah cara untuk mengurangi keinginan untuk melakukan tindakan tersebut, di antaranya:
Salah satu alasan seseorang menyakiti diri sendiri adalah tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan ketika perasaan susah menimpa. Dengan cerita kepada orang lain, Anda bisa membantu mengendalikan rasa stres yang ada.
Pada gilirannya, berbagi cerita bisa membantu mengurangi beban yang ada sehingga keinginan untuk menyakiti diri sendiri bisa berkurang.
Coping mechanism (mekanisme koping) seseorang dalam menghadapi stres akan berbeda-beda. Namun, cara yang tepat dapat membantu mengurangi keinginan untuk self-harm.
Jadi, cobalah untuk mengenali hal-hal yang bisa membantu Anda mengatasi stres. Anda bisa mencari kegiatan yang membuat Anda bahagia seperti melakukan hobi.
Hal tersebut akan menjadi distraksi tersendiri untuk membantu mengurangi keinginan menyakiti diri sendiri.
Penggunaan zat menjadi salah satu alasan seseorang menyakiti diri sendiri. Oleh karena itu, mengurangi kebiasaan ini bisa menjadi salah satu cara untuk mengendalikan keinginan menyakiti diri sendiri.
Baca Juga: 10 Macam Minyak Esensial untuk Menghilangkan Stres
Jika sulit mengendalikan keinginan untuk menyakiti diri sendiri, Anda sangat dianjurkan untuk meminta bantuan profesional.
Konsultasi dengan tenaga profesional seperti psikolog atau psikiater dapat membantu menemukan penyebab keinginan untuk menyakiti diri sendiri sekaligus mencari cara untuk mengendalikannya.
Kini Anda mengetahui apa itu self-harm, penyebab, dan cara mengatasinya. Jika kondisi ini menimpa orang-orang terdekat Anda, tak ada salahnya untuk menawarkan bantuan. Jangan lupa dorong mereka untuk mendapatkan bantuan profesional. Semoga bermanfaat!