Disonansi kognitif adalah ketidaknyamanan terhadap sikap, pemikiran, dan perilaku yang bertentangan. Simak penjelasan mengenai ciri-ciri seseorang yang memiliki kondisi ini hingga cara mengatasinya.
Disonansi kognitif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan ketidaknyamanan mental yang disebabkan mengambil dua keyakinan, nilai atau sikap yang saling bertentangan. Orang cenderung mencari konsistensi dalam sikap dan persepsinya, sehingga konflik ini menimbulkan perasaan ketidaknyamanan.
Ketidakkonsistenan antara apa yang orang percaya dan bagaimana berperilaku mendorong orang untuk terlibat dalam tindakan yang membantu mengurangi perasaan tidak nyaman. Hal inilah yang membuat seseorang berusaha untuk meredakan ketegangan dengan cara yang berbeda, seperti menolak, menjelaskan, atau menghindari informasi baru.
Sebagian besar orang mungkin mengalami kondisi ini sampai tingkat tertentu, tetapi tidak berarti bahwa hal ini selalu mudah dikenali, jadi kapan disonansi kognitif terjadi?
Beberapa ciri yang mungkin terkait dengan disonansi, termasuk:
Ada sejumlah situasi berbeda yang dapat menimbulkan konflik yang mengarah pada kondisi ini. Berikut ini beberapa penyebabnya:
Terkadang Anda mungkin terlibat dalam perilaku yang bertentangan dengan keyakinan diri sendiri karena ekspektasi eksternal, biasanya untuk pekerjaan, sekolah, atau situasi sosial.
Hal tersebut mungkin melibatkan Anda untuk mengikuti sesuatu karena tekanan teman sebaya atau melakukan sesuatu di tempat kerja untuk menghindari dipecat.
Terkadang mempelajari informasi baru bisa menyebabkan perasaan disonansi kognitif. Misalnya, jika terlibat dalam perilaku yang kemudian Anda pelajari berbahaya, hal itu dapat menyebabkan perasaan tidak nyaman.
Seseorang terkadang menghadapi hal ini dengan mencari cara bagaimana membenarkan perilaku atau menemukan cara untuk menghujat atau mengabaikan informasi baru.
Setiap hari seseorang pasti membuat keputusan, baik besar maupun kecil. Ketika dihadapkan pada dua pilihan yang serupa, seseorang biasanya membiarkan perasaan ini karena dua pilihan tersebut sama-sama menarik.
Namun, begitu seseorang menentukan pilihan, ia perlu menemukan cara untuk mengurangi perasaan tidak nyaman ini. Hal yang biasanya dilakukan adalah membenarkan mengapa pilihannya adalah yang terbaik; sehingga dapat percaya bahwa keputusannya adalah sesuatu yang tepat.
Baca Juga: 10 Jenis Distorsi Kognitif yang Mungkin Anda Alami
Disonansi kognitif adalah situasi yang bisa membuat orang mengalami ketidaknyaman, terutama jika perbedaan antara keyakinan dan perilaku melibatkan sesuatu yang penting bagi perasaannya.
Misalnya, berperilaku tidak sesuai dengan nilai-nilai yang diyakini dapat mengakibatkan perasaan tidak nyaman yang intens. Perilaku tidak hanya bertentangan dengan keyakinan yang Anda miliki tentang dunia, tetapi juga keyakinan tentang diri sendiri.
Ketidaknyamanan ini dapat menimbulkan dampak buruk bagi mental, berikut di antaranya:
Teori disonansi kognitif bisa memengaruhi perasaan dan pandangan orang tentang dirinya sendiri yang mengarah pada perasaan negatif tentang harga diri.
Beberapa hal yang mungkin dilakukan orang untuk mengatasi perasaan tersebut, antara lain:
Contoh situasi di mana disonansi kognitif dapat terjadi, berikut di antaranya:
Baca Juga: Pentingnya Manajemen Stres bagi Kesehatan Mental dan Fisik
Orang yang mengalami disonansi dapat mengambil langkah-langkah untuk menguranginya. Berikut ini cara mengatasinya disonansi:
Biasanya, orang mengatasi disonansi dengan mengurangi dan membuang informasi yang saling bertentangan. Mereka mungkin membatasi paparan terhadap informasi baru yang tidak sesuai dengan keyakinannya, ini sebuah fenomena yang disebut bias konfirmasi.
Salah satu contohnya adalah mengurangi sumber berita tertentu dengan menggambarkannya sebagai bias atau salah.
Seseorang dapat meyakinkan dirinya sendiri bahwa tidak ada konflik. Hal ini membuatnya mencari dukungan dari orang lain yang memiliki keyakinan sama atau mencoba meyakinkan orang lain bahwa informasi tersebut tidak akurat.
Seseorang mungkin menemukan cara untuk membenarkan perilaku yang bertentangan dengan keyakinannya. Contoh disonansi kognitif bisa terlihat dari seorang perokok.
Meskipun perokok tahu bahwa merokok adalah sesuatu yang tidak sehat, ia dapat merasionalisasi perilakunya atas dasar bahwa hal tersebut membantunya bersosialisasi dengan orang lain.
Cara ini melibatkan seseorang untuk mengubah perilakunya sehingga konsisten dengan keyakinannya yang lain. Mendamaikan perbedaan antara keyakinan yang bertentangan; atau antara tindakan dan keyakinan, merupakan bentuk pengembangan diri.
Salah satu contoh mendamaikan perbedaan adalah ketika seseorang berhenti makan daging karena mencintai binatang atau tidak memikirkan pembunuhan terhadap hewan.