Serangan jantung termasuk masalah kesehatan yang cukup serius. Salah satu jenis serangan jantung yang paling sering terjadi adalah STEMI. Tidak hanya paling sering terjadi, STEMI adalah jenis serangan jantung yang paling serius. Kenali lebih jauh seputar penyakit ini dalam ulasan berikut.
STEMI (ST-elevation myocardial infarction) adalah jenis serangan jantung yang memengaruhi ruang bagian bawah jantung. Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah jantung tersumbat total secara tiba-tiba.
Tersumbatnya pembuluh darah tersebut menyebabkan otot jantung tidak mendapatkan pasokan darah dan nutrisi yang cukup. Akibatnya, otot jantung menjadi rusak dan berhenti bekerja. Kondisi ini dikenal sebagai iskemia.
Otot jantung yang mati kemudian akan mengakibatkan infark miokard atau serangan jantung.
Sementara itu, jika pembuluh darah yang tersumbat hanya sebagian, serangan jantung yang terjadi dikenal sebagai NSTEMI (Non-ST segment Elevation Myocardial Infarction). Baik NSTEMI maupun STEMI, keduanya biasanya menunjukkan gejala yang mirip sehingga sulit untuk dibedakan.
Namun, STEMI cenderung lebih berbahaya dibandingkan jenis serangan jantung lainnya. Oleh karena itu, orang yang mengalaminya harus segera mendapatkan pertolongan.
Kendati begitu, NSTEMI tetap merupakan kondisi medis serius. Jadi, pasien yang mengalaminya harus segera dibawa ke dokter agar ditangani segera.
Kondisi tersumbatnya pembuluh darah jantung bisa menimbulkan sejumlah gejala. Namun, gejala tersebut akan bervariasi pada setiap orang.
Secara umum, gejala STEMI yang dapat muncul, di antaranya:
Apabila Anda mengalami gejala STEMI yang telah disebutkan—terutama pada nyeri dada yang parah, segeralah periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang sesuai.
Baca Juga: 8 Cara Mencegah Serangan Jantung, Semua Usia Wajib Tahu
STEMI terjadi karena adanya penyumbatan menyeluruh di pembuluh darah jantung. Kejadian serangan jantung ini bisa meningkat karena berbagai faktor, baik faktor yang bisa diubah maupun yang tidak bisa diubah.
Berikut ini adalah beberapa faktor risiko STEMI yang bisa diubah lewat perubahan gaya hidup, di antaranya:
Sementara itu, faktor risiko STEMI yang tidak bisa diubah, di antaranya:
Dokter akan mendiagnosis pasien dengan memeriksa gejala yang dialami. Selain itu, serangkaian tes juga akan dilakukan guna menegakkan diagnosis.
Adapun sejumlah tes untuk mendiagnosis STEMI, antara lain:
STEMI tergolong jenis serangan jantung yang parah. Oleh karena itu, pengobatan harus segera diberikan.
Sebagai catatan, bila penanganan terlambat untuk mengatasi pembuluh darah yang tersumbat, maka akan semakin banyak kerusakan yang dapat terjadi.
Beberapa pengobatan yang dapat diberikan pada pasien STEMI, di antaranya:
Prosedur ini termasuk intervensi non-bedah yang memungkinkan dokter untuk membuka atau melebarkan penyempitan pembuluh darah menggunakan kateter (selang kecil yang fleksibel).
Dokter akan memasukkan kateter yang telah dipasang balon kecil ke dalam jantung. Nah, balon ini nantinya akan dikembangkan untuk membantu melebarkan pembuluh darah jantung.
Pada umumnya, obat-obatan akan diberikan sebagai tindakan awal pengobatan serangan jantung. Beberapa jenis obat-obatan yang digunakan, di antaranya:
Jika penyumbatan pembuluh darah jantung sudah parah, tindakan coronary artery bypass grafting dapat dilakukan.
Operasi ini dilakukan untuk membuat rute baru di sekitar pembuluh darah yang tersumbat. Dengan begitu, otot jantung bisa memperoleh asupan nutrisi dan oksigen yang cukup.
Baca Juga: Hobi Makan Gorengan Bisa Sebabkan Serangan Jantung?
Bila faktor risiko terjadinya serangan jantung ini masih bisa diubah, Anda bisa menurunkan risiko dengan melakukan beberapa tindakan berikut:
Itulah penjelasan seputar serangan jantung STEMI yang sebaiknya diketahui, mulai dari gejala hingga pencegahan yang bisa dilakukan. Bila memiliki riwayat serangan jantung, konsultasikan kepada dokter terkait pengobatan yang tepat.