Kepala bayi tampak datar bisa menjadi pertanda bawa si Kecil mengalami sindrom kepala datar. Apakah kondisi ini berbahaya? Simak selengkapnya melalui ulasan berikut.
Sindrom kepala datar adalah kondisi ketika bayi tampak memiliki kepala yang datar, baik pada salah satu sisi (kiri atau kanan) maupun pada bagian belakang. Kondisi ini juga dikenal sebagai plagiocephaly. Di Indonesia, plagiocephaly juga dikenal dengan istilah kepala peyang.
Kondisi ini pada umumnya tidak berbahaya karena tidak memengaruhi otak bayi. Selain itu, seiring berjalannya waktu, bentuk kepala si Kecil akan membaik dengan sendirinya.
Namun, satu hal yang perlu diperhatikan para orang tua bahwa plagiocephaly membuat wajah bayi bisa tampak tidak simetris.
Plagiocephaly bisa dengan mudah terdeteksi lewat beberapa tanda di bawah ini:
Selain beberapa gejala di atas; pada kasus yang parah, dahi bayi mungkin akan terlihat lebih menonjol ke arah sisi yang berlawanan dari bagian yang datar.
Baca Juga: Kangaroo Mother Care, Perawatan yang Efektif untuk Bayi Lahir Prematur
Secara umum, plagiocephaly terjadi pada bayi yang baru lahir. Pasalnya, bayi memiliki tulang tengkorak yang masih lunak.
Kondisi tersebut membuat bentuk kepala si Kecil mudah berubah saat menerima tekanan yang terus-menerus, termasuk saat tidur.
Bayi bisa tertidur selama beberapa jam dalam sehari dalam posisi telentang. Berada dalam posisi ini dalam waktu yang cukup lama menyebabkan kedataran pada salah satu sisi kepala bayi.
Jadi, posisi tidur merupakan penyebab umum terjadinya sindrom ini.
Sebagai catatan, hal ini tidak hanya dapat terjadi saat bayi yang tidur di atas kasur, melainkan di car seat, ayunan, hingga gendongan.
Ada sejumlah kondisi yang dapat meningkatkan risiko bayi Anda mengalami plagiocephaly, di antaranya:
Dokter dapat mendiagnosis plagiocephaly dengan melakukan pemeriksaan pada kepala bayi. Tes medis umumnya tidak diperlukan karena dokter dapat melihat langsung bentuk kepala si Kecil.
Sementara itu, pada kasus tortikolis, dokter dapat mengamati cara bayi menggerakkan lehernya.
Cara mengobati kondisi bergantung pada gejala, usia, dan kesehatan bayi secara umum. Namun, penanganan plagiocephaly biasanya berupa:
Dokter akan menyarankan fisioterapi atau terapi fisik jika sindrom kepala datar terjadi akibat tortikolis atau ketegangan otot leher.
Terapi dapat membantu agar otot batang dan leher bayi berkembang seperti seharusnya.
Terapi ini disarankan jika kondisi tidak membaik saat si Kecil menginjak usia 6 bulan. Ahli orthotist akan memantau berjalannya terapi. Durasi akan bergantung pada tingkat keparahan kondisi dan usia anak ketika mulai diterapi.
Sayangnya, terapi dengan helm khusus tergolong mahal. Selain itu, masih dibutuhkan penelitian lebih banyak yang mendukung khasiatnya untuk mengatasi sindrom kepala datar.
Efek samping terapi juga harus dipertimbangkan, mengingat terapi ini dapat memicu masalah kulit seperti iritasi.
Apabila penyebab plagiocephaly adalah kelainan bawaan pada bayi, dokter dapat menyarankan tindakan operasi.
Selain memperbaiki bentuk tengkorak bayi, pembedahan bertujuan untuk mencegah adanya tekanan pada otak.
Baca Juga:Kenali Penyebab Bayi Menangis saat Tidur dan Cara Mengatasinya
Berikut ini adalah beberapa tindakan yang bisa mencegah plagiocephaly:
Posisi tidur menjadi penyebab umum plagiocephaly. Oleh karena itu, mengubah posisi tidur si Kecil ke sisi sebaliknya bisa menjadi cara mengatasi sindrom ini.
Selain itu, ketika bayi bergerak-gerak di tengah tidur malamnya, Anda bisa memosisikan si Kecil untuk tidur dalam posisi telentang dengan kepala menghadap ke atas.
Pastikan juga untuk tidak menggunakan bantal wedge atau bantalan lainnya yang akan mengangkat kepala bayi.
Tummy time adalah sesi latihan tengkurap pada bayi. Pada saat melakukannya, orang tua akan menempatkan bayi tengkurap dengan tetap mengawasinya.
Latihan ini dapat memberikan sejumlah manfaat berikut:
Menggendong bayi bisa mencegah kepala bayi terus-menerus menekan kasur saat terbaring. Dengan begitu, risiko terjadinya sindrom ini bisa menurun.
Batasi waktu bayi berbaring telentang atau bersandar pada permukaan datar seperti stroller atau car seat.
Demikian penjelasan seputar sindrom kepala datar, mulai dari gejala hingga pengobatan yang dapat dilakukan.
Bila menemui kondisi ini terjadi pada si Kecil, jangan panik dahulu. Pasalnya, bentuk kepala bayi umumnya akan kembali normal seiring bertambahnya usia bayi.
Jika menemukan kejanggalan, atau si Kecil masih mengalaminya, segera periksakan kondisi ke dokter agar mendapatkan penanganan yang sesuai.