Sindrom antifosfolipid atau antiphospholipid syndrome (APS) adalah kondisi di mana antibodi tubuh menyerang fosfolipid (komponen utama pada membran sel lapisan lemak). Simak penjelasan mengenai gejala hingga cara mengobatinya di bawah ini.
Antifosfolipid sindrom adalah kondisi di mana tubuh menciptakan antibodi yang justru menyerang jaringan di dalam tubuh. Antibodi yang salah sasaran ini dapat menyebabkan pembekuan darah di pembuluh vena dan arteri.
Pembekuan darah dapat terjadi di sekitar kaki, paru-paru, dan organ tubuh lainnya, termasuk ginjal dan limpa. Kondisi ini sangat jarang terjadi dan sebagian besar penderitanya tidak menunjukkan tanda apa pun. Sindrom ini lebih sering terjadi pada wanita usia muda, kebanyakan pasien mendapat diagnosa di usia 30-40 tahun.
Perlu diketahui, seperti halnya penyakit autoimun lain, ada faktor genetik dalam penyakit ini. Meski begitu, belum ditemukan adanya perpindahan langsung dari orang tua kepada anaknya.
Sindrom antifosfolipid pada ibu hamil juga dapat membahayakan janin dan ibu; serta menyebabkan keguguran dan kelahiran prematur.
Kondisi antifosfolipid sindrom tidak selalu menunjukkan gejala yang dapat dilihat jelas. Pada beberapa kasus, kondisi ini memerlukan pemeriksaan mendalam karena serupa dengan gejala penyakit lain, misalnya preeklamsia. Beberapa gejala yang umum terjadi adalah:
Segera dapatkan penanganan medis jika Anda mengalami pendarahan dari hidung atau gusi. Selain itu, Anda juga harus waspada jika darah menstruasi sangat banyak dan tak biasa, terutama jika terlihat merah segar atau justru hitam. Sakit perut yang tidak biasa juga bisa menjadi tanda penting bahwa Anda membutuhkan perawatan.
Pasien juga harus waspada jika darah menstruasi sangat banyak dan tak biasa, terutama jika terlihat merah segar atau justru hitam. Anda juga harus tanggap pada sakit pada perut yang tidak biasa. Semakin cepat ditangani, semakin besar pula peluang pasien untuk membaik.
Antifosfolipid sindrom terjadi saat imun sistem tubuh memproduksi protein antibodi yang membuat darah menggumpal. Penyakit ini dapat disebabkan oleh penyakit autoimun seperti lupus. Namun bisa juga terjadi tanpa penyebab pasti.
Faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi ini adalah:
Jika Anda mengalami pembekuan darah, pengobatan awal biasanya melibatkan kombinasi obat pengencer darah; obat yang paling umum digunakan adalah heparin dan warfarin
Saat Anda menggunakan pengencer darah, Anda memiliki peningkatan risiko episode perdarahan. Dokter akan memantau dosis dengan tes darah untuk memastikan darah mampu menghentikan pendarahan luka atau pendarahan di bawah kulit dari memar.
Terdapat beberapa bukti bahwa obat lain mungkin membantu dalam mengobati kondisi ini, seperti hydroxychloroquine, rituximab, dan statin. Meski begitu masih diperlukan studi lanjutan untuk membuktikan klaim ini.
Sindrom antifosfolipid pada ibu hamil tidak membahayakan ibu dan janin apabila mendapatkan pengobatan sedini mungkin. Pengobatan biasanya melibatkan heparin atau heparin dengan aspirin. Warfarin tidak diberikan pada ibu hamil karena dapat mempengaruhi janin.
Baca Juga: 8 Cara Menghentikan Pendarahan saat Luka dengan Cepat
Sindrom ini dapat menyebabkan sejumlah komplikasi, di antaranya:
Meski sindrom ini tidak dapat disembuhkan, akan tetapi penanganan yang tepat dapat memperbesar harapan hidup.