Perikarditis adalah iritasi dan pembengkakan pada selaput tipis seperti kantung yang mengelilingi jantung atau disebut perikardium. Ketahui informasi selengkapnya mulai dari definisi, gejala, penyebab, dan lainnya di bawah ini!
Perikarditis adalah iritasi dan pembengkakan pada perikardium, yakni selaput tipis seperti kantung yang mengelilingi jantung. Perikardium berfungsi melindungi dan melumasi jantung, mencegah gesekan dan infeksi, dan menjaga tetap berada di posisinya.
Penyakit ini sering kali menyebabkan gejala nyeri dada dan terkadang gejala lainnya. Nyeri dada tajam yang terkait dengan perikarditis terjadi ketika lapisan perikardium yang teriritasi saling bergesekan.
Iritasi dan pembengkakan pada perikardium biasanya terjadi secara tiba-tiba tetapi tidak berlangsung lama (akut). Jika gejalanya berkembang lebih bertahap atau menetap, ini dianggap kronis.
Perikarditis adalah penyakit yang terkadang mirip seperti serangan jantung, yang ditandai dengan nyeri tajam atau menusuk di dada yang muncul secara tiba-tiba. Nyeri bisa di tengah dan kiri dada atau di belakang tulang dada. Nyeri bisa menjalar ke bahu, leher, lengan, atau rahang.
Gejalanya mungkin berbeda-beda pada setiap orang, tergantung pada jenis yang dialami. Sekitar 85 hingga 90 persen penderitanya memiliki gejala nyeri dada.
Berikut ini beberapa gejala perikarditis lainnya:
Gejala tersebut mungkin bisa memburuk saat Anda:
Duduk dan mencondongkan tubuh ke depan mungkin dapat membantu merasa lebih baik. Jika penyebab perikarditis adalah bakteri, kemungkinan mengalami demam, menggigil, dan kadar sel darah putih di atas normal. Sedangkan jika penyebabnya virus, kemungkinan mengalami flu atau gejala gangguan pencernaan.
Sebagian besar gejala perikarditis mirip dengan kondisi jantung dan paru-paru lainnya. Segera ke dokter jika mengalami gejala nyeri dada, terutama yang muncul secara tiba-tiba yang disertai:
Semakin cepat dievaluasi, akan semakin cepat mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Misalnya, meskipun penyebab nyeri dada akut mungkin perikarditis, penyebab awalnya bisa jadi serangan jantung atau gumpalan darah di paru-paru (emboli paru).
Penyebabnya sering kali tidak diketahui secara pasti, sehingga disebut perikarditis idiopatik. Namun, secara umum penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi atau noninfeksi.
Penyebab perikarditis oleh infeksi, termasuk:
Sedangkan penyebab perikarditis oleh noninfeksi meliputi:
Perikarditis adalah penyakit yang dapat menyerang orang-orang dari segala usia, tetapi pria berusia 20 hingga 50 tahun lebih berisiko terkena penyakit ini.
Meskipun sebagian besar penyebabnya masih belum diketahui secara pasti. Namun, sejumlah faktor dapat meningkatkan risiko terkena penyakit ini, di antaranya:
Guna mendiagnosis penyakit, awalnya dokter akan mendengarkan bagian dada menggunakan stetoskop. Ketika lapisan perikardium saling bergesekan, ini dapat menimbulkan suara yang khas.
Tes lebih lanjut mungkin akan dilakukan untuk memeriksa apakah telah terjadi serangan jantung, apakah terjadi penumpukan cairan di kantung perikardium, atau jika ada tanda-tanda peradangan.
Berikut ini beberapa tes tambahan untuk mendiagnosis perikarditis:
Perawatannya bergantung pada penyebab yang mendasari. Jika mengalami infeksi bakteri, kemungkinan akan diberi antibiotik.
Dalam sebagian besar kasus, gejala yang ringan akan hilang dengan sendirinya setelah mendapatkan pengobatan seperti obat antiinflamasi dan istirahat.
Jika memiliki risiko medis lain, dokter mungkin akan menyarankan untuk dirawat di rumah sakit. Perawatannya bertujuan untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan serta mengurangi risiko kekambuhan.
Pengobatan dan perawatan perikarditis sering kali dilakukan untuk mereka yang tanpa memiliki risiko medis lain, di antaranya:
Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang dijual bebas diresepkan untuk mengatasi nyeri dan pembengkakan. Golongan obat ini seperti ibuprofen atau aspirin untuk memberikan bantuan dengan cepat. Jika rasa sakit parah, dokter mungkin meresepkan obat yang lebih kuat.
Colchicine adalah obat meredakan peradangan yang efektif dalam mengurangi lamanya gejala dan mencegah perikarditis berulang.
Obat ini bekerja dengan mengurangi jumlah sel darah putih yang mengalir ke area peradangan, ini pada akhirnya dapat membantu meredakan peradangan dan mengurangi pembengkakan dan rasa nyeri.
Kortikosteroid adalah obat yang efektif dalam mengurangi gejala penyakit ini. Tetapi, penelitian menunjukkan bahwa penggunaan kortikosteroid dini dapat meningkatkan risiko kekambuhan. Ini harus dihindari kecuali dalam kasus ekstrem yang tidak merespons pengobatan alami.
Operasi mungkin dapat dipertimbangkan sebagai perawatan perikarditis berulang yang tidak merespons pengobatan lain. Pengangkatan perikardium atau disebut perikardiektomi, biasanya disediakan sebagai terapi lini terakhir.
Drainase untuk menguras kelebihan cairan mungkin diperlukan. Ini dapat dilakukan dengan operasi atau dengan memasukkan kateter. Prosedur ini disebut perikardiosentesis atau jendela perikardial (pericardial window).
Baca Juga: Jantung Berdebar: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan
Jika dibiarkan tanpa mendapatkan pengobatan, penyakit ini bisa bertambah buruk dan menjadi lebih parah. Berikut ini adalah beberapa komplikasi perikarditis:
Penyakit ini kemungkinan tidak dapat dicegah, tetapi dapat mengurangi risiko kekambuhan. Jadi, penting untuk mengikuti rencana perawatan.
Berikut ini beberapa cara untuk mengurangi risiko perikarditis:
Mencegah iritasi dan pembengkakan perikardium yang disebabkan oleh serangan jantung, dapat mengurangi risiko penyakit arteri koroner dengan cara berikut:
Sedangkan untuk mengurangi risiko perikarditis terkait trauma, lakukan langkah berikut: