Penyakit Hirschsprung adalah kelainan bawaan yang menyebabkan bayi baru lahir mengalami sembelit. Apabila dibiarkan penyakit ini bisa mengancam nyawa. Simak penjelasan lengkanya megenai gejala hingga cara mengatasi penyakit tersebut, selengkapnya di bawah ini.
Penyakit bawaan lahir ini menyebabkan masalah usus besar (kolon) sehingga menyebabkan feses tertahan di usus. Meski tergolong langka, penyakit ini menyebabkan bayi baru lahir mengalami sembelit.
Penyakit ini menyebabkan bayi baru lahir tidak bisa buang air besar. Kondisi ini terjadi akibat hilangnya sel-sel saraf di otot-otot usus besar dekat anus bayi yang menyebabkan penyempitan sehingga tinja tidak bisa keluar.
Penyakit ini biasanya didiagnosis dalam dua bulan pertama kehidupan, meskipun kasus yang kurang parah dapat didiagnosis kemudian di masa kanak-kanak.
Gejalanya bervariasi berdasarkan tingkat keparahan kondisi. Biasanya, gejala penyakit ini terlihat segera setelah bayi lahir, meskipun kadang-kadang tidak terlihat sampai anak berusia satu atau dua tahun.
Berikut ini gejala penyakit Hirschsprung pada bayi baru lahir, di antaranya:
Sedangkan tanda dan gejala pada anak yang lebih besar, berikut di antaranya:
Segera ke dokter apabila bayi atau anak Anda mengalami gejala yang telah dijelaskan di atas. Penyakit ini bisa serius jika tidak diobati, jadi sangat penting untuk mendapatkan pengobatan sesegera mungkin.
Penyakit ini dapat terjadi ketika sel-sel saraf di usus besar tidak terbentuk sempurna. Saraf di usus besar mengontrol kontraksi otot yang memindahkan feses melalui usus. Tanpa kontraksi, feses tetap berada di usus besar dan mengakibatkan penyumbatan.
Namun, tidak diketahui secara pasti apa yang menyebabkan gangguan pembentukan sel-sel saraf di usus. Tetapi ada beberapa faktor yang mungkin dapat meningkatkan risiko penyakit hirschsprung pada bayi baru lahir, berikut di antaranya:
Baca Juga: Bayi Menangis saat BAB, Ini 7 Alasannya
Untuk mendiagnosis penyakit ini, dokter anak akan melakukan pemeriksaan dan mengajukan pertanyaan tentang buang air besar anak. Dokter mungkin akan merekomendasikan satu atau lebih dari tes.
Berikut ini beberapa tes untuk mendiagnosis kondisi:
Sebagian besar anak penderita penyakit ini dapat diobati dengan operasi untuk memotong atau mengangkat bagian usus besar yang kekurangan sel saraf.
Beberapa tindakan operasi yang dapat dilakukan, termasuk:
Ketika menjalani prosedur ini, lapisan bagian usus yang sakit dihilangkan dengan operasi penarikan usus tau pull-through surgery. Kemudian, bagian normal ditarik melalui usus besar dari dalam dan menempel di anus. Prosedur ini biasanya dilakukan dengan menggunakan metode invasif minimal (laparoskopi), operasi melalui anus.
Bagi anak-anak yang sakit parah akibat pneyakit ini, operasi dapat dilakukan dalam dua langkah.
Langkah pertama, bagian usus besar yang abnormal diangkat dan bagian atas usus besar yang sehat dihubungkan ke lubang yang dibuat dokter bedah di perut anak.
Feses kemudian dikeluarkan tubuh melalui lubang ke dalam kantong yang menempel di ujung usus yang menonjol melalui lubang di perut (stoma). Teknik ini memberikan waktu pada bagian bawah usus besar untuk sembuh.
Setelah usus besar memiliki waktu untuk penyembuhan, prosedur kedua dilakukan untuk menutup stoma dan menghubungkan bagian usus yang sehat ke rektum atau anus.
Baca Juga: 6 Cara Mengatasi Sembelit pada Bayi: Penyebab, Gejala, dll
Setelah menjalani prosedur operasi, sebagian besar anak bisa buang air besar melalui anus. Namun, ada kemungkinan risiko yang akan membaik seiring waktu, meliputi:
Anak-anak juga bisa berisiko terkena enterokolitis atau infeksi usus setelah operasi, terutama pada tahun pertama. Kondisi dapat mengancam jiwa dan membutuhkan perawatan segera.
Segera ke dokter jika salah satu tanda dan gejala enterokolitis terjadi, berikut di antaranya:
Penting untuk diketahui, tidak ada cara untuk mencegah penyakit ini. Namun, jika Anda memiliki penyakit atau riwayat keluarga, pertimbangkan untuk bertemu dengan konselor genetik sebelum berencana untuk berkeluarga.