Peradangan pada kornea atau secara medis disebut keratitis ditandai dengan mata merah yang menyakitkan. Bila penyakit ini tidak segera diobati, berisiko mengalami kebutaan. Simak penjelasan selengkapnya mulai dari gejala, penyebab, pengobatan, hingga pencegahannya di bawah ini.
Keratitis adalah peradangan pada kornea yang dapat disebabkan oleh disebabkan oleh cedera atau infeksi. Peradangan pada kornea dapat dialami seluruh rentang usia, jenis kelamin, dan ras.
Kornea adalah jaringan bening cekung di bagian depan mata yang menutupi pupil dan iris. Gangguan pada kornea merupakan penyakit yang fatal karena penanganan yang terlambat atau tidak benar menyebabkan penurunan penglihatan, baik ringan hingga kebutaan.
Fungsi kornea adalah sebagai lapisan pelindung dan merupakan jalannya sinar yang masuk dan akan diteruskan ke retina, sehingga kornea berperan penting dalam proses penglihatan.
Penyakit mata keratitis biasanya ditandai dengan kondisi mata yang memerah dan terasa sakit, disertai dengan gejala berikut ini:
Keratitis dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang mungkin sering Anda alami. Berikut ini beberapa penyebab yang patut diwaspadai, di antaranya:
Keratitis dapat disebabkan oleh proses infeksi ataupun peradangan steril (tidak ada kuman infeksi yang menyerang). Infeksi pada kornea dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, virus ataupun protozoa (Acanthamoeba sp).
Orang yang bekerja sebagai petani atau di lingkungan pertanian atau perkebunan memiliki risiko lebih tinggi terkena keratitis jamur. Hal ini karena jamur banyak terdapat di tanah dan tumbuh-tumbuhan.
Jika ada benda yang menggores atau melukai permukaan kornea, kemungkinan dapat menyebabkan peradangan kornea yang tidak menular. Selain itu, cedera juga dapat memungkinkan mikroorganisme mendapatkan akses ke kornea yang rusak, yang kemudian menyebabkan keratitis infeksi.
Bakteri, jamur, atau parasit (Acanthamoeba sp) dapat bersarang di permukaan lensa kontak atau tempat lensa kontak. Kornea dapat terkontaminasi ketika lensa digunakan, yang mengakibatkan keratitis infeksi. Sering menggunakan lensa kontak dapat menyebabkan peradangan kornea yang dapat menjadi infeksius.
Penggunaan obat-obatan secara sembarangan juga bisa menyebabkan keratitis. Terutama obat-obat golongan penekan sistem imun, seperti kortikosteroid dan juga obat-obat pereda nyeri.
Penggunaan obat-obatan tersebut harus dengan resep dan pengawasan dokter. Pasien dengan penyakit sistemik (menyerang seluruh tubuh) yang menurunkan daya tahan tubuh memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena peradangan kornea.
Penyakit tersebut antara lain diabetes mellitus (penyakit kencing manis), HIV/AIDS, dan kanker.
Bakteri, jamur, dan parasit yang terdapat di dalam air – terutama di lautan, sungai, danau, dan kolam air panas – dapat masuk ke mata saat Anda berenang dan menyebabkan peradangan kornea.
Namun, bahkan apabila Anda terkontaminasi bakteri, jamur, atau parasit, kornea yang sehat tidak mungkin terinfeksi kecuali ada kerusakan permukaan kornea sebelumnya. Ini misalnya memakai lensa kontak terlalu lama.
Terdapat dua jenis utama peradangan kornea, tergantung faktor yang yang menyebabkannya. Penyakit ini dapat digolongkan sebagai keratitis menular dan tidak menular.
Berikut ini beberapa jenis keratitis, di antaranya:
Peradangan kornea yang menular dapat disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini:
Beberapa kebiasaan dan kondisi kemungkinan menjadi penyebab keratitis tidak menular, berikut di antaranya:
Baca Juga: 9 Jenis Sakit Mata pada Anak dan Cara Mengatasinya yang Ampuh
Guna mendiagnosis peradangan pada kornea, awalnya dokter akan bertanya tentang gejala dan kapan kondisi ini mulai terjadi. Pasien mungkin juga membutuhkan salah satu tes berikut ini:
Dokter akan memeriksa gerakan mata dan meminta pasien membaca grafik mata. Bagan ini akan membantu dokter memeriksa seberapa baik pasien melihat pada jarak yang berbeda.
Selama pemeriksaan ini, dokter akan menyinari mata pasien untuk memeriksa peradangan. Pasien mungkin membutuhkan obat tetes mata untuk melebarkan pupil. Cara ini memudahkan dokter untuk melihat dengan baik dari bagian dalam mata.
Tonometri adalah tes untuk mengukur tekanan mata. Mata pasien akan mengalami mati rasa setelah menggunakan obat tetes mata, sementara dokter akan menyentuh mata dengan alat. Dokter juga akan mengembuskan udara ke mata dan tekanan diukur dengan cahaya.
Biopsi adalah pengambilan sedikit sampel dari kornea mata. Dokter mungkin akan mengirim sampel kornea pasien ke laboratorium untuk dilakukan pengujian. Langkah ini akan membantu dokter merencanakan perawatan terbaik untuk kondisi mata pasien.
Perawatan peradangan pada kornea tergantung pada penyebabnya. Jika mengalami infeksi, pasien perlu minum obat resep. Dokter mungkin akan meresepkan obat tetes mata, obat oral, atau keduanya. Obat-obatan ini di antaranya:
Tetapi tidak semua bentuk infeksi keratitis merespons terhadap pengobatan dengan cara yang sama. Acanthamoeba keratitis terkadang bisa resisten terhadap antibiotik, jadi dokter perlu melihat mata pasien kembali jika infeksi tidak kunjung sembuh.
Obat antivirus mungkin tidak sepenuhnya mampu menghilangkan virus yang menyebabkan peradangan kornea. Pasien harus waspada terhadap kekambuhan infeksi.
Penyakit kornea yang tidak menular tidak membutuhkan obat. Pasien hanya perlu resep jika kondisi mata memburuk dan berkembang menjadi infeksi. Menggunakan kacamata ultraviolet dapat membantu melindungi area yang terkena dan membantu proses penyembuhan.
Apabila penanganannya terlambat atau tidak benar kemungkinan dapat menyebabkan komplikasi, meliputi:
Baca Juga: Ulkus Kornea: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan
Meskipun penyakit keratitis bisa terjadi pada siapa pun, namun ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk membantu mencegah terjadinya peradangan pada kornea. Ini terutama bagi Anda yang memakai lensa kontak. Berikut ini pencegahannya:
Mencegah infeksi virus juga bisa membantu mengurangi risiko penyakit peradangan pada kornea. Pastikan juga mencuci tangan dengan seksama sebelum menyentuh mata, terutama jika merasa terkena virus.