Kanker serviks stadium 1 adalah tahapan paling awal dalam kanker serviks. Pada tahap ini, kanker hanya menyerang jaringan serviks dan belum menyebar ke jaringan lain dalam tubuh. Simak penjelasan mengenai gejala hingga pencegahannya dalam ulasan berikut ini.
Kanker serviks adalah kanker yang memengaruhi serviks atau leher rahim. Serviks adalah bagian sempit di bawah rahim yang merupakan jalan masuk rahim. Sama seperti kanker pada umumnya, kanker serviks juga secara umum juga dibagi menjadi 4 tahapan dan stadium 1 adalah tahap awal.
Kanker serviks stadium 1 adalah kondisi di mana kanker telah menyebar dari lapisan serviks ke jaringan yang lebih dalam, tetapi masih di daerah rahim. Pada tahapan ini, kanker belum menyebar ke bagian tubuh lain.
Di Indonesia, kasus kanker serviks diperkirakan mencapai 15.000 per tahunnya. Angka kematiannya juga terbilang cukup tinggi.
Pada stadium awal, seseorang dengan kanker serviks bisa saja tidak merasakan gejala apa pun. Hal itulah yang membuat kondisi ini lebih sulit untuk dikenali.
Kanker serviks stadium lebih lanjut mungkin akan menimbulkan gejala yang lebih parah dibandingkan kanker stadium awal.
Baca Juga: Mengenal Imunoterapi, Metode untuk Mengobati Berbagai Jenis Kanker
Penyebab kanker serviks tidak diketahui secara pasti, namun dipastikan terdapat peran human papillomavirus (HPV).
Pada dasarnya HPV adalah virus yang umum dan tidak semua orang yang memiliki HPV akan mengembangkan kanker serviks. Faktor lingkungan dan gaya hidup akan menentukan apakah kanker serviks akan berkembang atau tidak.
Kanker mulai berkembang ketika terjadi mutasi DNA sel-sel sehat pada serviks. Mutasi ini menyebabkan sel berkembang secara tidak terkendali dan sel-sel ini tidak mati. Padahal, sel seharusnya mati pada kurun waktu tertentu.
Perkembangan sel abnormal ini kemudian membentuk massa yang disebut dengan tumor. Sel kanker akan menyerang jaringan di sekitarnya dan dapat menyebar serta menyerang jaringan lain dalam tubuh.
Terdapat beberapa risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena kanker serviks, di antaranya:
Selain melihat gejala, pemeriksaan skrining seperti pap smear dan pemeriksaan HPV dapat membantu mendeteksi kanker ataupun keberadaan sel prakanker.
Jika dokter mendeteksi adanya sel abnormal, dokter akan merekomendasikan beberapa pemeriksaan lainnya.
Berikut adalah pemeriksaan yang dapat mendukung diagnosis yaitu:
Kanker serviks stadium I dapat dikatakan sebagai tahapan kanker yang paling ringan. Stadium I ini terbagi lagi menjadi beberapa bagian. Pengaturan pengelompokkan stadium kanker dilihat berdasarkan ukuran tumor dan penyebarannya.
Berikut adalah tahapan dalam kanker serviks stadium awal:
Pada tahap IA, pertumbuhan kanker sangat kecil sehingga dibutuhkan mikroskop atau colposcopy untuk melihatnya. Kanker serviks stadium IA terbagi menjadi 2:
Pada tahapan ini, kanker lebih besar namun tetap belum menyebar ke jaringan di luar serviks. Terkadang pada tahap ini kanker sudah dapat terlihat tanpa mikroskop. Stadium IB terbagi menjadi 3:
Baca Juga: 10 Jenis Makanan yang Sebaiknya Dikonsumsi Penderita Kanker Payudara
Perawatannya ditentukan berdasarkan jenis dan stadium kanker. Pengobatan kanker serviks stadium 1 biasanya meliputi operasi atau dengan kombinasi kemoterapi dan radioterapi.
Pembedahan dapat berupa pengangkatan serviks dan rahim atau disebut juga histerektomi. Beberapa kasus di mana kanker serviks masih sangat awal, pengangkatan sebagian leher rahim mungkin dapat dilakukan.
Apabila hanya sebagian leher rahim yang diangkat, Anda masih memiliki kemungkinan untuk hamil. Prosedur pengangkatan sebagian leher rahim disebut radical trachelectomy.
Kombinasi antara kemoterapi dan radioterapi disebut juga dengan kemoradioterapi. Umumnya kemoradioterapi diterapkan untuk mengatasi kanker serviks stadium IB.
Radioterapi eksternal dilakukan selama 5 hari dalam seminggu dan dilakukan selama 5 minggu. Anda akan menerima radioterapi internal di setiap akhir prosedur.
Selama menjalani radioterapi, Anda akan menjalani kemoterapi sekali seminggu atau 2-3 minggu sekali, bergantung pada jenis kemoterapi yang diterima.
Baca Juga: 10 Jenis Kanker yang Bisa Muncul Tanpa Gejala Awal, Jangan Diabaikan
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko kanker serviks, di antaranya:
Menerima vaksin HPV dapat menurunkan risiko terkena kanker serviks dan kanker lain yang berkaitan dengan virus HPV. Jika belum pernah menerima vaksin HPV saat anak-anak atau remaja, maka vaksin ini dapat diberikan saat dewasa sesuai petunjuk dokter.
Berikut adalah rekomendasi pemberian vaksin HPV:
Vaksin HPV tidak mencegah kanker serviks 100 persen. Vaksin ini hanya mampu mengurangi risiko kanker serviks.
Bagi Anda yang tinggal di Jakarta dan ingin mendapatkan vaksin HPV, bisa kunjungi apotek Farmaku. Untuk info lebih lanjut klik vaksin HPV Apotek Farmaku Kelapa Gading Square.
Melakukan pap smear secara rutin merupakan salah satu cara efektif untuk mencegah perkembangan kanker serviks. Semakin cepat pertumbuhan sel kanker diketahui, maka semakin mudah penanganannya.
Wanita usia 21-29 tahun direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan serip 3 tahun sekali. Saat wanita masuk usia 30-65 tahun maka disarankan untuk melakukan pap smear setiap 3-5 tahun.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko kanker serviks adalah menjalani aktivitas seksual yang aman. Oleh karena itu, hindari bergonta-ganti pasangan. Pastikan partner seksual Anda menggunakan kondom saat berhubungan seksual.
Merokok atau menjadi perokok pasif sama-sama memiliki risiko yang tinggi untuk terkena kanker serviks dan kanker lainnya. Oleh sebab itu, Anda disarankan untuk menjauh dari asap rokok.
Kanker serviks stadium awal sering kali tidak menunjukkan gejala khusus. Oleh sebab itu, penting untuk melakukan pemeriksaan secara rutin. Jangan lupa untuk selalu menjalani pola hidup sehat agar mengurangi risiko terkena penyakit ini.