Kanker lidah adalah jenis kanker yang berkembang ketika sel-sel abnormal pada lidah tumbuh di luar kendali dan kemudian membentuk lesi atau tumor. Simak penjelasan mengenai gejala, penyebab, hingga pengobatannya dalam ulasan berikut ini.
Penyakit berbahaya ini dapat menyebabkan penderitanya kesulitan makan hingga mulut mati rasa. Kanker ini dapat berkembang pada dua bagian lidah, yaitu bagian depan dan pangkal lidah.
Kanker dapat terjadi pada dua per tiga bagian depan lidah atau bagian lidah yang terlihat saat menjulurkan keluar. Selain itu, kondisi ini juga dapat berkembang di pangkal lidah, yakni sepertiga bagian belakang lidah yang sangat dekat dengan tenggorokan (faring). Kanker di bagian ini disebut kanker orofaring atau kanker tenggorokan.
Ketika tahap awal—terutama di pangkal lidah—mungkin Anda tidak merasakan gejala apa pun. Gejala awal yang paling umum adalah luka di lidah yang tidak kunjung sembuh, rentan berdarah, atau mungkin merasakan sakit.
Berikut ini adalah ciri-ciri kanker lidah lainnya, antara lain:
Gejala demikian mirip dengan kanker mulut lainnya dan mungkin juga orang-orang memiliki beberapa gejala ini tanpa mengalami kanker lidah atau jenis kanker mulut lainnya.
Jika Anda merasakan tanda atau gejala kanker lidah yang telah disebutkan di atas, sebaiknya segera mengunjungi dokter. Semakin dini dokter dapat mendiagnosis penyakitnya, semakin cepat pengobatan dapat dimulai dan semakin baik peluang untuk sembuh.
Baca Juga: 13 Penyebab Benjolan di Lidah yang Harus Anda Waspadai
Penyebab utama dari kondisi ini adalah perubahan pada materi genetik atau DNA lidah. Hal ini menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak normal atau sel kanker.
Human papillomavirus (HPV) juga diketahui dapat menyebabkan perkembangan sel kanker pada lidah. Selain itu, kebiasaan penggunaan tembakau, konsumsi alkohol, dan tidak merawat area mulut juga meningkatkan risiko kanker lidah.
Pada umumnya, laki-laki berusia 50 tahun ke atas yang anggota keluarganya memiliki riwayat kanker lidah memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita hal yang sama
Namun, selain itu ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko kondisi ini, di antaranya:
Seseorang yang memiliki kebiasaan minum minuman beralkohol memiliki risiko 15 kali yang lebih tinggi untuk mengalami kanker lidah dibandingkan dengan yang tidak konsumsi alkohol berlebihan.
Tembakau tidak hanya ditemukan pada rokok, tetapi banyak produk lain yang mengandung tembakau. Semua produk ini dapat meningkatkan risiko kanker lidah karena karena tembakau mengandung zat pemicu kanker atau karsinogenik.
Kanker sering dikaitkan dengan luka yang tidak kunjung sembuh. Oleh sebab itu, bentuk gigi yang tajam dan tidak rata umumnya bisa menyebabkan sariawan atau luka berkepanjangan pada lidah, sehingga risiko kanker juga akan meningkat.
Kurang konsumsi buah dan sayur, serta menjalani pola makan tidak sehat dapat meningkatkan risiko berkembangnya kanker lidah.
HPV merupakan kelompok virus yang dapat memengaruhi kulit atau membran lembap dalam tubuh, seperti mulut rahim, anus, mulut, dan tenggorokan.
Beberapa tipe HPV diketahui dapat menyebabkan pertumbuhan jaringan yang tidak normal pada lidah, sehingga menyebabkan kanker lidah.
Baca Juga: 14 Penyebab Lidah Kuning, Mulut Kering hingga Penyakit!
Langkah awal dalam diagnosis kanker lidah adalah mengetahui riwayat kesehatan pasien. Dokter akan menanyakan keluhan yang dirasakan dan bertanya apakah ada anggota keluarga yang menderita kanker lidah.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan terhadap mulut dan lidah pasien. Jika dokter menemukan adanya indikasi kanker, maka pasien akan dirujuk ke dokter onkologi untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
Ketika melakukan konsultasi dengan spesialis onkologi, dokter akan melakukan tindakan berupa:
Pada prosedur ini, dokter akan mengambil bagian kecil dari jaringan yang dicurigai sebagai kanker. Sampel ini kemudian dibawa ke laboratorium untuk untuk pemeriksaan.
Jika hasil biopsi menunjukkan ada sel kanker, maka dokter akan melakukan pemindaian CT scan atau MRI untuk mengetahui penyebaran kankernya.
Dokter juga akan melakukan pemeriksaan tes HPV karena virus ini diketahui sebagai salah satu penyebab kanker lidah.
Stadium kanker untuk menunjukkan seberapa jauh kanker telah menyebar. Setiap tahap memiliki tiga kategori potensial, berikut di antaranya:
Tingkat kanker mengacu pada seberapa agresif dan seberapa besar kemungkinannya untuk menyebar. Tahapan kanker dapat memiliki beberapa kategori, meliputi:
Pada dasarnya, perawatan tergantung ukuran dan stadium kanker. Dokter bisa saja melakukan kombinasi beberapa jenis pengobatan agar hasilnya lebih maksimal.
Beberapa metode yang dapat dilakukan untuk mengobati kanker, di antaranya:
Metode ini dilakukan dengan memberikan obat-obatan yang dapat membunuh sel kanker. Selain itu, kemoterapi juga dapat berguna untuk mengurangi gejala kanker.
Pada umumnya, dokter akan melakukan kombinasi kemoterapi dengan radioterapi dan operasi agar ukuran sel kanker menjadi lebih kecil sebelum operasi. Kombinasi kemoterapi dan radioterapi dapat membunuh sel kanker yang sudah menyebar.
Pengobatan kanker ini dilakukan dengan menggunakan sinar berenergi tinggi. Radioterapi umumnya digunakan untuk mengobati kanker yang sulit diobati, membuat ukuran kanker lebih kecil, serta membunuh sel kanker yang sudah tersebar ke organ lain.
Metode ini efektif untuk orang yang mengalami kanker pada stadium awal dan ukuran kankernya kecil. Operasi ini bertujuan untuk mengangkat jaringan kanker dan area di sekitarnya.
Namun, jika kanker sudah memasuki stadium lanjut, dokter akan melakukan pemotongan lidah dan kemudian melakukan operasi perbaikan bentuk lidah agar pasien tidak mengalami kesulitan makan dan berbicara.
Jika tidak mendapatkan penanganan tepat, sel kanker lidah dapat menyebar ke organ lain, seperti kelenjar getah bening, paru-paru, hati, dan tulang.
Saat menjalani prosedur pengobatan kanker lidah, pasien mungkin akan mengalami efek samping berupa:
Jika pasien mengalami kesulitan menelan, makan diperlukan terapi untuk meningkatkan refleks menelan. Kesulitan ini umumnya didapatkan setelah menjalani operasi lidah.
Kesulitan ini juga dihadapi setelah pasien menjalani operasi pemotongan lidah. Oleh sebab itu, diperlukan terapi yang intensif untuk membuat kemampuan berbicara bisa kembali seperti semula.
Mendapatkan diagnosis kanker memang tidak mudah. Pasien mungkin akan murung dan putus asa. Perubahan emosional ini terkadang dapat memicu depresi.
Berikut ini cara membantu mengurangi risiko kanker lidah, antara lain:
Lakukan langkah tersebut dengan disiplin untuk membantu Anda tetap aman dari penyakit yang berpotensi fatal ini.