Hiperemesis gravidarum adalah kondisi saat seorang wanita hamil mengalami mual dan muntah dari setiap makanan dan minuman yang dikonsumsi. Simak penjelasan mengenai penyebab hingga cara mengobatinya dalam ulasan berikut.
Hiperemesis gravidarum merupakan kondisi mual dan muntah ekstrem yang terjadi selama kehamilan.
Mual dan muntah selama hamil sebenarnya normal dialami wanita yang hamil pada trimester awal. Namun, pada kasus hiperemesis gravidarum, mual dan muntah ini terjadi sepanjang hari dan menyebabkan dehidrasi.
Kondisi ini juga dapat menyebabkan wanita hamil mengalami penurunan berat badan dan gangguan elektrolit. Penanganan segera perlu dilakukan untuk mencegah masalah kesehatan pada ibu dan janin. Meski begitu, ini merupakan kondisi langka, hanya terjadi pada 0,5 sampai 2 persen dari semua kehamilan.
Gejala yang muncul umumnya dimulai selama 6 bulan pertama dari kehamilan. Beberapa tanda yang bisa terjadi, antara lain:
Penderita dapat mengalami gejala yang parah dan terkadang membutuhkan perawatan di rumah sakit.
Baca Juga: 8 Cara Mengatasi Pusing saat Hamil, Bumil Perlu Tahu
Bumil disarankan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin sejak awal kehamilan. Melalui pemeriksaan ini, ibu dan janin dapat dipantau kesehatannya.
Jadwal pemeriksaan kehamilan yang dianjurkan adalah sebagai berikut:
Selain melakukan pemeriksaan rutin, Anda juga perlu segera melakukan pemeriksaan ke dokter apabila mengalami mual dan muntah ekstrem atau mengalami beberapa gejala sebagai berikut:
Hingga saat ini, belum diketahui penyebab pasti hiperemesis gravidarum. Namun, kondisi mual dan muntah selama kehamilan umumnya disebabkan oleh peningkatan hormon human chorionic gonadotropin (hCG). Hormon ini dibuat oleh plasenta selama kehamilan.
Tubuh akan memproduksi hCG dalam jumlah besar dan cepat pada awal kehamilan. Jumlah hormon ini akan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 10 sampai 12 minggu.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena hiperemesis gravidarum, antara lain:
Dalam menegakkan diagnosis, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien serta riwayat kesehatan ibu hamil dan keluarga. Selain itu, dokter juga akan memeriksa kondisi fisik, seperti tekanan darah dan denyut jantung untuk mengetahui dampak dari keadaan ini.
Lewat pemeriksaan fisik, dokter akan menentukan muntah dan mual yang dialami ibu hamil masih normal atau sudah termasuk hiperemesis gravidarum. Selain itu, dokter juga mungkin menyarankan untuk pemeriksaan lanjutan seperti tes darah dan tes urine.
Pemeriksaan lanjutan dilakukan untuk mengetahui tanda-tanda dari gangguan elektrolit dan dehidrasi. Selain itu, dilakukan juga USG kehamilan yang bertujuan untuk memantau kondisi janin dan mendeteksi kelainan dalam kandungan.
Dokter juga dapat menyarankan untuk melakukan uji fungsi hati untuk memastikan mual dan muntah yang dialami bukan akibat dari penyakit liver.
Berikut penjelasan mengenai tingkatan kondisi mual dan muntah yang berlebihan selama kehamilan:
Baca Juga: 12 Makanan Penghilang Mual yang Ampuh
Pengobatan tergantung pada tingkat keparahan yang dialami pasien dan kondisi kesehatan secara keseluruhan. Pada beberapa kasus, penderita hiperemesis gravidarum perlu menjalani perawatan di rumah sakit.
Pada umumnya, pengobatan yang dilakukan bertujuan untuk menghentikan mual dan muntah selama hamil, menggantikan elektrolit yang hilang, memenuhi kebutuhan nutrisi, serta mengembalikan nafsu makan.
Beberapa pengobatan yang harus dilakukan, antara lain:
Konsumsi jahe dan teh jahe dapat membantu menurunkan rasa mual. Selain itu, menggunakan gelang yang menekan titik akupuntur juga dapat membantu menurunkan rasa mual dan muntah.
Anda disarankan untuk makan dengan porsi sedikit namun sering. Konsumsi makanan tawar juga dapat membantu mengurangi mual dan muntah. Beberapa makanan yang dapat menjadi pilihan, antara lain biskuit, kentang, atau nasi.
Jika wanita hamil diketahui mengalami dehidrasi parah dan tidak dapat mempertahankan cairan apa pun, maka pemberian cairan infus dapat menjadi pilihan. Cairan infus ini dapat mengembalikan cairan yang hilang dan menggantikan elektrolit tubuh.
Selain itu, vitamin, terutama vitamin B1 (tiamin) juga dapat diberikan lewat cairan infus ini.
Jika penderita hiperemesis gravidarum sama sekali tidak bisa mempertahankan makanan dalam lambung, maka makanan akan diberikan lewat cara lain, seperti lewat nasogastric tube (NGT) dan percutaneous endoscopic gastrostomy (PEG).
Pada prosedur NGT, nutrisi akan diberikan lewat selang yang langsung ke lambung; yang dimasukkan lewat hidung. Sementara itu, prosedur PEG membutuhkan prosedur operasi karena selang akan dimasukkan langsung ke lambung.
Beberapa obat di apotek dapat membantu mengurangi mual, seperti vitamin B6 dan doksilamin. Namun, Anda disarankan perlu melakukan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum konsumsi obat.
Anda mungkin akan menyadari bahwa beberapa hal dapat memicu mual, seperti aroma tertentu atau berkendara. Sebisa mungkin, hindari penyebab mual untuk menurunkan frekuensi mual.
Jika tidak mendapatkan penanganan dengan serius, kondisi ini dapat menyebabkan masalah, di antaranya:
Komplikasi hiperemesis gravidarum yang pertama adalah berat badan turun sekitar 5%. Kondisi ini merupakan hal yang biasa dan mungkin disebabkan oleh makanan yang dikonsumsi keluar dimuntahkan, apalagi ditambah dengan tubuh yang mengalami dehidrasi.
Ginjal mungkin bisa berhenti berfungsi dengan optimal, hal inilah yang kemudian menyebabkan ibu hamil buang air kecil lebih sedikit dari biasanya.
Hiperemesis gravidarum adalah kondisi yang mungkin menyebabkan kadar mineral dalam tubuh berkurang. Mineral ini termasuk natrium dan kalium.
Tubuh yang tidak memiliki cukup mineral dapat menyebabkan pusing, kelemahan, dan perubahan tekanan darah.
Kekurangan nutrisi, ketidakseimbangan elektrolit, dan perlunya istirahat di tempat tidur dapat melemahkan otot.
Komplikasi berikutnya yang bisa terjadi adalah produksi air liur yang berlebih. Jika ditelan, hal tersebut dapat meningkatkan rasa mual.
Jika beberapa kondisi tersebut tidak segera diobati, kemungkinan akan menyebabkan kelahiran prematur atau memiliki berat badan lahir rendah.
Baca Juga: 7 Cara Mengatasi Sulit Tidur saat Hamil, Mudah Dilakukan
Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meredakan mual dan muntah sehingga tidak berkembang menjadi hiperemesis gravidarum, antara lain:
Penting diketahui, penanganan yang tepat selama kehamilan dapat mengurangi risiko komplikasi pada ibu dan janin.