Gigi sensitif adalah kondisi ketika gigi terasa ngilu dan nyeri setelah makan makanan dingin atau hangat. Ketahui informasi selengkapnya mulai dari gejala, penyebab, cara mengobati, dan lainnya di bawah ini!
Gigi sensitif adalah kondisi yang ditandai dengan nyeri, ngilu, dan ketidaknyamanan saat makan makanan dingin atau panas. Nyeri dan ngilu ngilu biasanya tajam, muncul secara tiba-tiba, dan bahkan dapat menjalar ke ujung saraf gigi.
Terkadang faktor lain juga bisa memperburuk kondisi, termasuk makanan manis dan asam, atau bahkan udara dingin yang menyentuh gigi.
Gigi nyeri dan ngilu mungkin kondisi yang bersifat sementara atau kronis, dan bisa terjadi pada satu gigi, beberapa gigi, atau semua gigi pada seseorang.
Penderita gigi sensitif mungkin mengalami nyeri atau ketidaknyamanan sebagai respons terhadap pemicu tertentu. Nyeri mungkin terasa di akar gigi yang terkena.
Gejala tersebut sebagai respons terhadap sejumlah faktor berikut:
Gejala gigi sensitif mungkin muncul dan hilang seiring waktu tanpa adanya alasan yang jelas. Gejalanya mungkin terasa ringan hingga intens.
Segera hubungi dokter gigi untuk mengetahui penyebab dan pengobatannya jika mengalami gejala gigi sensitif berikut:
Baca Juga: Kista Gigi: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan
Gigi memiliki lapisan enamel atau email yang melindungi dentin yang lebih lunak di bawahnya. Jika dentin terbuka, gigi bisa menjadi sensitif. Kondisi ini biasanya terjadi ketika gigi dan gusi bertemu, sementara lapisan enamel lebih tipis.
Berikut ini sejumlah penyebab gigi sensitif:
Adanya lapisan plak di permukaan akar gigi dapat menyebabkan sensitivitas. Kondisi ini dapat terjadi karena racun dan asam diproduksi oleh bakteri plak memasuki tubulus di dentin yang terbuka dan merangsang ujung saraf lebih dalam pada gigi.
Gigi yang menjadi sensitif kemungkinan telah mengembangkan gigi berlubang. Hal ini memungkinkan partikel makanan, minuman, dan udara dingin masuk ke lapisan sensitif gigi. Inilah yang menjadi penyebab gigi sensitif.
Jaringan gusi yang mengalami peradangan dan nyeri dapat menyebabkan kepekaan karena hilangnya ligamen pendukung, yang mengekspos permukaan akar gigi yang mengarah langsung ke saraf gigi.
Gusi surut dapat disebabkan penyakit gusi, terlalu semangat menyikat gigi, atau penggunaan sikat gigi yang keras. Gusi surut berarti akar gigi tidak dilindungi oleh enamel.
Gusi menyusut membuat akar gigi yang sensitif ini terlihat. Kondisi ini membuat akar gigi rentan terkena makanan dan minuman, terutama yang dingin atau panas.
Mengonsumsi makanan, minuman, dan obat kumur yang mengandung asam seiring waktu atau jangka panjang dapat mengikis enamel gigi hingga dentin, ini termasuk:
Enamel gigi yang retak memungkinkan partikel makanan dan cairan masuk ke lapisan gigi yang lebih dalam. Retakan ini juga dapat dimasuki oleh bakteri dan menyebabkan peradangan pada gigi.
Mengunyah, menggeretakkan gigi (bruxism), dan menyikat terlalu keras seiring waktu dapat mengikis enamel. Ini dapat membuat gigi bagian bawahnya dapat terbuka dan terlihat, sehingga dapat menimbulkan sensitivitas.
Beberapa produk yang mengandung baking soda atau peroksida untuk memutihkan gigi dapat menyebabkan kerusakan mikroskopis pada enamel gigi. Seiring waktu penggunaanya dapat menjadi penyebab gigi sensitif.
Sensitivitas gigi dapat terjadi setelah pembersihan gigi, root planing, penempatan mahkota, dan restorasi gigi. Sensitivitas yang disebabkan oleh prosedur perawatan gigi bersifat sementara dan biasanya akan menghilang dalam 4-6 minggu.
Baca Juga: Apakah Sakit Gigi Bisa Menyebabkan Kematian? Ini Faktanya
Sebagian besar orang dapat mengalaminya dan bisa terjadi kapan saja, tetapi ada faktor yang dapat meningkatkan risiko mengalami gigi sensitif, di antaranya:
Jika mengalami kondisi ini untuk pertama kalinya, segera ke dokter gigi. Dokter dapat memeriksa kesehatan gigi dan memeriksa potensi masalah seperti gigi berlubang, tambalan gigi longgar, atau gusi tersembunyi yang dapat menyebabkan sensitivitas.
Dokter gigi dapat melakukan pemeriksaan tersebut selama pembersihan gigi rutin, termasuk membersihkan gigi dan melakukan pemeriksaan visual.
Dokter mungkin menyentuh gigi menggunakan alat atau instrumen gigi untuk memeriksa sensitivitas, dan dokter mungkin juga menyarankan rontgen pada gigi untuk mengesampingkan penyebab seperti gigi berlubang.
Jika kondisi ini terasa mengganggu, sebaiknya segera ke dokter gigi, yang dapat mengidentifikasi atau mengesampingkan penyebab yang mendasari sakit gigi.
Bergantung pada kondisinya, dokter gigi mungkin akan menyarankan cara mengatasi gigi sensitif berikut ini:
Kondisi ini dapat disebabkan oleh penyakit yang serius, jika dibiarkan dan tidak mendapatkan pengobatan yang tepat dapat mengakibatkan komplikasi serius dan kerusakan permanen.
Setelah penyebab yang mendasari didiagnosis, penting untuk mengikuti rencana perawatan, khususkan untuk mengurangi risiko potensi komplikasi berikut:
Menyikat gigi 2-3 kali sehari, termasuk pagi, siang hari setelah makan, dan sebelum tidur dengan pasta gigi berfluoride yang mengandung setidaknya 1350 ppm fluoride.
Pertimbangkan untuk menggunakan pasta gigi yang dirancang khusus untuk sensitivitas gigi. Menggunakan gerakan melingkar kecil dengan sikat berbulu lembut hingga sedang. Cobalah untuk menghindari menyikat gigi dari sisi ke sisi.
Selain itu, berikut ini beberapa tips untuk mencegah gigi sensitif: