Ejakulasi dini menjadi momok bagi kaum pria dalam berhubungan seksual. Kondisi ini menyebabkan rasa tidak percaya diri dalam memuaskan pasangan. Lantas apa penyebab dan bagaimana cara mengatasinya? Selengkapnya simak penjelasannya di bawah ini.
Ejakulasi dini adalah kondisi ketika pria mencapai orgasme (mengeluarkan sperma) dan berejakulasi terlalu cepat tanpa kontrol. Dengan kata lain, ejakulasi terjadi sebelum pria menginginkannya.
Kondisi demikian kemungkinan terjadi sebelum atau setelah memulai foreplay atau hubungan seksual. Beberapa pria mengalami banyak kesulitan pribadi karena kondisi ini.
Sebanyak satu dari lima pria mengalami kesulitan dengan ejakulasi dini atau tidak terkontrol. Ketika pria sering tidak mampu mempertahankan ereksi, ini akan mengganggu kenikmatan seksual bersama pasangannya.
Beberapa faktor dapat menjadi penyebabnya seperti stres, depresi, dan faktor-faktor lainnya yang memengaruhi kesehatan mental dan emosional.
Sekitar antara 30% dan 40% pria mengalami ejakulasi dini pada suatu saat dalam hidupnya.
Ejakulasi dini adalah jenis disfungsi seksual yang paling umum terjadi pada pria, menurut American Urological Association. Sekitar satu dari lima pria berusia antara 18 dan 59 tahun melaporkan pernah mengalami ejakulasi dini.
Bentuk ejakulasi dini yang lebih persisten, primer atau seumur hidup, ditentukan oleh tiga ciri-ciri berikut ini:
Sementara gejala psikologis yang dapat menyertai ejakulasi dini adalah:
Pria yang mengalami ejakulasi terlalu dini dapat mengalami tekanan psikologis, tetapi berdasarkan satu penelitian terhadap 152 pria dan pasangannya, menunjukkan bahwa pasangannya cenderung kurang khawatir tentang ejakulasi dini daripada pria yang mengalami masalah ejakulasi.
Konsultasikan dengan dokter tentang ejakulasi lebih cepat dari yang diinginkan ketika berhubungan seksual. Meski ada rasa malu, tetapi penting untuk mendiskusikan masalah kesehatan seksual dengan dokter. Jangan khawatir, ejakulasi dini adalah masalah umum dan dapat diobati.
Berkonsultasi dengan dokter mungkin dapat membantu mengurangi kekhawatiran tentang kondisi ini. Misalnya, dokter meyakinkan bahwa ketidakmampuan menunda ejakulasi sesekali adalah kondisi normal dan bahwa waktu rata-rata dari awal hubungan seksual hingga ejakulasi adalah sekitar lima menit.
Beberapa faktor psikologis dan fisik dapat menyebabkan pria mengalami masalah seksual yang satu ini, berikut di antaranya:
Masalah seksual pada pria ini dapat disebabkan oleh kondisi medis yang lebih serius dalam beberapa kasus. Penyakit ini termasuk tekanan darah tinggi (hipertensi), diabetes, dan multiple sclerosis.
Penyakit prostat dan hipotiroidisme (memiliki kelenjar tiroid yang kurang aktif) juga dapat mengurangi durasi ereksi pria.
Penyebab ejakulasi dini dapat diakibatkan oleh sensitivitas penis yang berlebihan pada sebagian pria. Demi membantu memecahkan masalah ini gunakan krim anestesi atau kondom yang lebih tebal dapat membantu memperpanjang hubungan intim karena mengurangi tingkat stimulasi.
Jika telah mengalaminya sejak awal memasuki dunia seks, kemungkinan kepekaan yang berlebihan. Sementara jika mulai mengalaminya setelah sering melakukan hubungan seks, ini lebih cenderung karena stres atau masalah medis.
Gangguan psikologis seperti stres, depresi, dan kecemasan adalah penyebab yang sangat umum terjadi pada pria. Terutama pada pria muda, kurang pengalaman dan kecemasan dalam kemampuan seksual dapat menentukan berapa lama ereksi bertahan. Trauma sebelumnya atau pengalaman seksual negatif juga dapat menjadi penyebab.
Alkohol dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang tidak hanya dapat menyebabkan disfungsi ereksi tetapi juga diketahui menyebabkan ejakulasi dini.
Anda harus menghindari terlalu banyak minum alkohol atau obat-obatan terlarang, dan menghindari zat ilegal jika mengalami masalah dengan ereksi.
Pria yang merasa cemas tentang mempertahankan ereksi selama berhubungan seksual mungkin dapat membentuk kebiasaan segera untuk ejakulasi.
Baca Juga: 9 Penyebab Ejakulasi Kering dan Pengaruhnya pada Pria
Ejakulasi dini terbagi menjadi dua jenis, antara lain:
Penyebab ejakulasi dini primer biasanya bersifat psikologis, seperti pengalaman seksual traumatis di usia dini. Sedangkan ejakulasi dini sekunder disebabkan oleh faktor psikologis dan fisik. Penyebab fisik berupa minum terlalu banyak alkohol, penggunaan obat-obatan terlarang seperti kokain, dan radang kelenjar prostat (prostatitis).
Ejakulasi dini adalah masalah seksual yang dapat didiagnosis berdasarkan gejala pada masing-masing pria. Untuk memahami masalahnya, dokter perlu mendiskusikan riwayat seksual pasien dengan pasangan. Keluhannya diungkapkan dengan jujur dan terbuka. Semakin banyak dokter tahu tentang kondisi pasien, semakin memudahkan dokter dalam mengatasi ejakulasi dini.
Selain itu dokter mungkin akan memeriksa kondisi fisik pasien, seperti memeriksa prostat atau melakukan tes neurologis (tes sistem saraf) untuk menentukan apakah ada masalah fisik yang dapat menyebabkan ketidakmampuan menunda ejakulasi.
Jika dokter berpendapat bahwa masalah emosional adalah penyebab ejakulasi dini, dokter mungkin akan merujuk pasien ke ahli kesehatan mental yang menangani orang-orang yang memiliki masalah dengan seks.
Jika penyebabnya adalah masalah fisik, dokter mungkin menyarankan pasien menemui dokter urologi, yang berspesialisasi dalam kondisi yang memengaruhi sistem saluran kemih.
Masalah ejakulasi dapat terjadi pada semua pria, tetapi bukan berarti tidak bisa diatasi. Berikut ini beberapa tips yang bisa dilakukan pria untuk mengatasinya:
Selain kiat-kiat di atas, berikut ini cara mengatasi ejakulasi dini yang bisa Anda laukan secara mandiri di rumah:
Metode ini bertujuan untuk mengendalikan ejakulasi. Baik pria maupun pasangannya, berhentilah (stop) stimulasi seksual pada titik ketika Anda akan mengalami orgasme, dan lanjutkanlah (start) begitu sensasi orgasme telah mereda.
Cara mengatasi ejakulasi dini ini mirip seperti masturbasi, Anda hanya memeras ujung penis dengan lembut atau bisa dilakukan oleh pasangan selama 30 detik sebelum memulai kembali stimulasi.
Anda dapat melakukan cara ini sebanyak tiga kali atau empat kali sebelum membiarkan penis ejakulasi. Ingat, lakukan ketika penis dalam keadaan setengah ereksi.
Beberapa terapi topikal dapat digunakan pada penis sebelum melakukan hubungan seks, dengan atau tanpa kondom. Krim anestesi lokal ini dapat mengurangi stimulasi.
Contoh obat ejakulasi dini termasuk lidokain atau prilokain, yang dapat meningkatkan waktu ereksi sebelum ejakulasi.
Namun, sering menggunakan anestesi dapat menyebabkan efek samping tertentu, maka konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakannya.
Baca Juga: 8 Makanan yang Dipercaya Mampu Atasi Ejakulasi Dini
Ketidakmampuan menunda ejakulasi dapat menyebabkan masalah dalam kehidupan pribadi pada pria, termasuk:
Sebenarnya belum ada cara yang bisa dilakukan untuk pencegahan. Namun, Anda harus mempertimbangkan anjuran berikut:
Demikian ulasan tentang ejakulasi dini yang menjadi musuh bagi kaum pria. Oleh sebab itu, penting untuk menjaga kesehatan penis Anda dengan gaya hidup sehat. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!