DokterSehat.Com- Cedera paru dapat terjadi dalam berbagai cara. Suatu kecelakaan kendaraan dapat menyebabkan luka yang berbahaya bahkan paru-paru bisa tertusuk, atau paru-paru terluka karena menghirup bahan kimia berbahaya. Cedera paru bahkan dapat terjadi saat dirawat di rumah sakit karena infeksi atau saat terpasang ventilator (alat bantu napas). Memahami beberapa kondisi cedera paru dapat membantu Anda dalam mengatasi berbagai penyebab cedera paru.
Selain disebabkan kecelakaan dan masa perawatan, ada dua jenis utama dari cedera paru-paru, yakni penyebab langsung dan tidak langsung.
Cedera paru langsung:
Cedera paru tidak langsung:
Ketika otot-otot dada dan diafragma berkontraksi untuk memperluas rongga dada, paru-paru menjadi mengembang. Seperti balon, paru-paru meregang karena mereka mengembang. Ketika Anda mengeluarkan napas, otot-otot dada dan diafragma rileks dan seperti balon yang telah dikempeskan, maka paru-paru mengecil. Tetapi jika terdapat udara keluar dari paru-paru ke dada, paru-paru dapat menciut di dalam rongga dada. Hal ini dapat terjadi karena pecahnya titik lemah paru-paru, baik karena kondisi medis, infeksi, atau kanker, atau bisa disebabkan oleh trauma tusukan paru-paru dan dari tulang rusuk yang patah lalu menusuk paru-paru.
Ada kondisi paru menciut lainnya yang disebut dengan “atelektasis”, yaitu paru-paru mengecil karena jaringan ikat yang rusak namun tidak seperti trauma tusukan paru, tidak ada udara yang lolos ke rongga dada. Sebaliknya kantung udara di paru-paru tidak cukup mengembang saat mengambil napas. Hal ini dapat disebabkan oleh lendir atau tumor menghalangi jalan napas. Atau lebih umum itu dapat terjadi setelah operasi atau dengan berbaring tak bergerak untuk waktu yang lama.
Untuk membantu mencegah atelektasis, berhenti merokok setidaknya enam sampai delapan minggu sebelum operasi. Bernapas dalam-dalam dan batuk sering setelah operasi. Juga ikuti petunjuk tentang bergerak, berolahraga, dan mengubah posisi setelah operasi.