Selain istilah perokok aktif dan perokok pasif, kini muncul istilah baru yang disebut social smoker. Apakah tipe perokok ini lebih berbahaya bagi kesehatan? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini!
Social smoker artinya orang yang merokok tidak setiap hari dan hanya dilakukan saat berkumpul bersama teman. Sebagian orang merokok untuk merasa nyaman dalam situasi sosial. Saat berkumpul, terkadang social smoker atau juga disebut perokok intermiten; melakukan aktivitas ini dibarengi dengan mengonsumsi minuman beralkohol.
Bagi kebanyakan orang, konsumsmi minuman beralkohol adalah pemicu atau aktivitas yang terkait dengan merokok.
Siapa pun bisa menjadi perokok intermiten, tetapi lebih sering terjadi pada orang dewasa muda. Perokok usia ini juga cenderung menganggap dirinya sebagai perokok atau kecanduan rokok.
Seseorang dapat dikatakan social smoker jika melakukanya dengan cara berikut:
Perokok intermiten biasanya tidak menganggap dirinya sebagai perokok dan mungkin termotivasi untuk merokok oleh faktor yang berbeda dari perokok biasa.
Berikut ini beberapa faktor yang dapat menyebabkan social smoker, termasuk:
Baca Juga: Perbedaan Rokok Elektrik dan Rokok Tembakau, Lebih Berbahaya Mana?
Berapapun jumlah rokok yang dihabiskan oleh seorang perokok—bahkan social smoker—besar kemungkinan dapat menimbulkan efek yang berbahaya bagi kesehatan, di antaranya:
Meskipun rokok sesekali bertujuan untuk mengurangi stres, tetapi merokok dengan cara itu sebenarnya dapat meningkatkan ketegangan dan kecemasan.
Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami hubungan antara merokok dan depresi. Orang yang mengalami depresi mungkin lebih cenderung merokok atau merokok itu sendiri menyebabkan seseorang mengalami depresi.
Jika Anda memiliki kondisi kesehatan mental, merokok hanya akan memperburuk gejalanya.
Nikotin adalah senyawa kimia organik yang membuat perokok ketagihan dan bisa memberikan efek langsung pada tubuh. Beberapa efeknya pada tubuh, antara lain:
Salah satu hal yang paling berbahaya dari merokok adalah kandungan nikotinnya yang sangat adiktif. Nikotin bisa memengaruhi otak dan suasana hati untuk membuat Anda kecanduan rokok.
Tidak semua social smoker mengembangkan kecanduan rokok, tetapi beberapa penelitian menunjukkan bahwa mereka (terutama dewasa muda) dapat menjadi perokok biasa.
Selain kandungan nikotin, rokok mengandung senyawa lain yang membuat kecanduan, antara lain:
Sebatang rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia. Ketika menghirup asap rokok, bahan kimia ini dapat mencapai otak dan organ lain hanya dalam hitungan detik setelah isapan pertama.
Berikut ini bahan kimia dalam rokok yang yang mungkin menyebabkan berbagai jenis kanker, antara lain:
Baca Juga: Bahaya Rokok Berakibat Buruk bagi Penderita Diabetes
Perokok intermiten dikaitkan dengan situasi dan pemicu sosial tertentu. Apabila Anda mencoba untuk berhenti dari kebiasaan ini, langkah pertama adalah mengetahui kapan Anda merokok dan kemungkinan pemicunya. Buatlah jurnal tentang kapan dan bagaimana Anda merokok.
Cara tersebut dapat membantu merencanakan untuk berhenti merokok dan menghindari situasi yang menjadi pemicunya.
Beberapa langkah lainnya yang dapat membantu Anda berhenti menjadi social smoker, antara lain: