Nyeri pada bagian tubuh tertentu terkadang menyerang secara tiba-tiba. Rasa nyeri yang muncul bisa tergolong ringan seperti kesemutan, bahkan terasa seperti ditusuk-tusuk. Anda dapat mengatasinya dengan prosedur manajemen nyeri. Simak selengkapnya di sini!
Manajemen nyeri atau pain management adalah sekumpulan prosedur medis untuk meringankan atau menghilangkan nyeri pada tubuh pasien.
Tim medis akan membantu Anda mengontrol rasa sakit dengan beberapa metode, seperti penggunaan obat-obatan, terapi, hingga pembedahan. Sebagian kasus nyeri mungkin membutuhkan lebih dari satu metode penanganan.
Pain alias nyeri dapat terjadi pada siapa saja dan termasuk kondisi yang umum terjadi. Seiring bertambahnya usia, nyeri akan lebih sering menimpa, terutama pada wanita.
Nyeri dapat tergolong ringan, bahkan berat hingga mengganggu aktivitas sehari-hari penderita. Lantas, kondisi nyeri seperti apa yang membutuhkan pain management? Berikut rinciannya:
Nyeri yang termasuk dalam golongan ini umum muncul sebagai respons terhadap cedera ataupun kondisi medis. Nyeri akut dapat muncul secara tiba-tiba, lalu menghilang secara tiba-tiba pula.
Ada dua jenis nyeri yang termasuk dalam golongan ini, yaitu:
Nyeri ini muncul ketika reseptor nyeri pada area berikut teraktivasi: kulit, otot, kerangka, sendi, dan jaringan ikat. Umumnya, rangsangan seperti gaya, suhu, getaran, atau pembengkakan mengaktifkan indra ini.
Nyeri somatik dapat berupa kram, perih, sakit, dan nyeri yang tajam.
Nyeri viseral terjadi ketika reseptor nyeri di panggul, perut, dada, atau usus diaktifkan. Rasa sakit akan Anda rasakan ketika organ dan jaringan tubuh mengalami luka atau kerusakan.
Nyeri akibat kondisi ini cukup sulit untuk digambarkan. Bisa saja Anda mendefinisikannya seperti diremas, ditekan, atau hanya sakit.
Baca Juga: Skala Nyeri: Jenis dan Cara Menghitungnya
Nyeri ini akan berlangsung lama, bahkan melebihi waktu yang diperkirakan sebelumnya. Biasanya nyeri akan bertahan hingga lebih dari tiga bulan.
Berikut ini adalah jenis nyeri yang termasuk kronis:
Nyeri ini dapat berupa somatik ataupun visceral. Rasa sakit muncul karena adanya rangsangan yang berpotensi menjadi kondisi serius. Nyeri biasanya terdeteksi oleh nociceptors (indra perasa nyeri).
Nyeri yang dapat dirasakan, berupa:
Adapun untuk mengobatinya, obat analgesik (pereda nyeri) umum dapat digunakan.
Nyeri ini melibatkan sistem saraf perifer atau saraf pusat. Karena melibatkan sistem saraf, nyeri dapat muncul secara tiba-tiba.
Gejala gangguan atau masalah pada sistem saraf dapat menimbulkan berbagai nyeri berikut:
Berbeda dengan nyeri nosiseptif, obat analgesik tidak dapat digunakan untuk mengatasi kondisi ini. Namun, analgesik adjuvant dapat membantu.
Kondisi nyeri muncul akibat kondisi yang belum dapat dijelaskan. Maka dari itu, perawatan nyeri dapat mencoba berbagai metode.
Nyeri yang muncul berhubungan dengan kondisi psikologis seseorang. Berbagai nyeri yang dapat muncul, yakni sakit kepala, nyeri otot, nyeri punggung, dan sakit perut.
Manajemen nyeri dapat membantu Anda mengatasi nyeri, baik secara fisik maupun mental. Secara umum, tujuan pain management adalah sebagai berikut:
Pain management akan bergantung pada penyebab nyeri yang mendasarinya. Oleh sebab itu, sebelum mengetahui SOP manajemen nyeri, ketahui dengan baik penyebab nyeri.
Oleh sebab itu, dokter atau tim medis akan bertanya seputar riwayat kesehatan Anda terlebih dahulu, termasuk riwayat medis dan pembedahan.
Selain itu, ada sejumlah pemeriksaan yang menunjang, di antaranya:
Baca Juga: 25 Obat Nyeri Otot yang Bisa Anda Gunakan (Alami & Medis)
Setelah mengetahui penyebab nyeri, dokter atau tim medis akan menentukan metode manajemen nyeri sesuai kondisi Anda.
Secara umum, berikut ini adalah prosedur pada pain management:
RICE termasuk home remedies alias pengobatan rumahan untuk mengatasi cedera akut. RICE merupakan singkatan dari:
Obat pereda nyeri umum digunakan ketika mengalami nyeri. Ada berbagai jenis obat yang tersedia di apotek, baik yang tergolong umum maupun yang memerlukan resep dokter.
Obat pereda nyeri dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu nonopioid dan opioid. Berikut rinciannya:
Berikut ini adalah golongan obat nonopioid analgesik:
Obat-obatan ini digunakan pada kondisi nyeri parah, misalnya pada pasien kanker. Penggunaan obat bisa menyebabkan efek adiksi alias ketagihan. Maka dari itu, penggunaan obat harus sesuai dengan petunjuk dokter.
Contoh golongan obat ini, yaitu codeine, fentanyl, hydrocodone-acetaminophen, morphine, oxycodone, dan oxycodone-acetaminophen.
Pembedahan adalah salah satu metode dalam manajemen nyeri yang terbilang jarang digunakan.
Namun, jika memiliki komplikasi neurologis yang serius, seperti disfungsi usus atau kandung kemih yang berbarengan dengan nyeri kronis, Anda mungkin membutuhkan tindakan ini segera.
Berikut ini adalah pembedahan untuk meredakan nyeri:
Fisioterapi dapat berupa pijat, terapi panas, terapi dingin, atau latihan fisik.
Akupunktur adalah terapi alternatif yang berguna untuk mengatasi keluhan nyeri. Penggunaan jarum dalam terapi ini akan menstimulasi titik anatomis tertentu pada tubuh.
Tujuan dari akupunktur, yaitu mengembalikan keseimbangan dalam tubuh dan mendorongnya untuk sembuh dengan melepaskan senyawa penghilang rasa sakit alami (endorfin).
Contoh terapi ini, misalnya radiofrequency coagulation dan cryotherapy.
Penggunaan transcutaneous electrical nerve timulation (TENS) merupakan salah satu metode manajemen nyeri non-farmakologi.
Sayangnya, belum terdapat bukti kuat yang mendukung penggunaan TENS untuk mengatasi nyeri kronis. Namun, bila metode lain tidak menunjukkan hasil yang diharapkan, TENS kemungkinan bisa membantu mengatasi nyeri tersebut.
Banyak psikolog meredakan nyeri kronis menggunakan terapi perilaku kognitif, atau CBT. Metode lainnya adalah biofeedback. Metode ini bertujuan untuk memantau ketegangan otot, detak jantung, aktivitas otak, dan lain-lain secara real-time (langsung).
Selain itu, hipnosis juga bisa menjadi metode efektif untuk membantu mengelola rasa sakit. Selain obat-obatan dan pembedahan, metode ini dapat digunakan sebagai pain management tambahan.
Baca Juga: 13 Obat Nyeri Sendi di Apotek yang Efektif untuk Meredakan Gejala
Jika pain management melibatkan penggunaan obat-obatan, Anda sebaiknya lebih waspada, terutama jika memiliki kondisi di bawah ini:
Selain itu, bila manajemen nyeri berupa tindakan operasi, Anda perlu lebih berhati-hati saat memiliki kondisi berikut:
Itulah penjelasan seputar prosedur manajemen nyeri. Ingat, pain management tidak akan langsung membantu Anda sembuh dari nyeri. Prosedur ini hanya membantu mengurangi rasa nyeri sekaligus membantu Anda mengendalikan rasa nyeri tersebut.