Sebagai obat nyeri umum, banyak orang tidak menyangka bahwa paracetamol memiliki efek samping. Lantas, apa saja efek sampingnya dan ciri-ciri overdosis obat paracetamol? Simak penjelasan lengkapnya melalui ulasan berikut.
Paracetamol (acetaminophen) adalah obat analgesik, yakni obat yang diformulasikan untuk meredakan rasa nyeri dalam tingkatan ringan hingga sedang.
Tidak hanya itu, obat paracetamol ini juga bersifat antipiretik yakni menurunkan demam. Obat ini bekerja dengan cara menghambat produksi prostaglandin, yakni senyawa yang berperan dalam menimbulkan rasa nyeri pada tubuh.
Obat paracetamol pun menjadi salah satu obat nyeri yang umum digunakan. Pasalnya, obat ini terbilang aman untuk dikonsumsi semua kalangan mulai dari anak bayi hingga orang dewasa.
Bahkan, wanita hamil dan menyusui juga masih bisa mengonsumsi obat ini. Penggunaan umumnya tidak memerlukan resep dokter, melainkan hanya mengikuti dosis yang tertera pada kemasan.
Kendati paracetamol tergolong aman untuk digunakan semua kalangan, bukan berarti obat ini tidak memiliki efek samping. Meski sangat jarang terjadi, berikut ini adalah beberapa gejala efek samping yang perlu Anda ketahui:
Kalaupun terjadi efek samping, maka dampak yang akan dialami adalah sebagai berikut:
Overdosis obat paracetamol bisa terjadi jika dikonsumsi secara tidak tepat. Beberapa efek overdosis yang bisa terjadi adalah:
Segera periksakan diri Anda ke dokter apabila mengalami satu atau beberapa dari gejala overdosis paracetamol di atas. Pemeriksaan dan penanganan medis lebih lanjut diperlukan sebelum kondisi bertambah buruk.
Baca Juga: Mimpi Buruk saat Demam Tinggi, Perlukah Anda Khawatir?
Oleh karena obat ini dapat ditemukan dan digunakan dengan mudah, banyak orang yang lantas menjadi bergantung pada obat ini setiap kali rasa nyeri menyerang tubuh.
Sayangnya, para peneliti mulai menemukan potensi efek samping paracetamol dalam jangka panjang. Sebuah penelitian yang dirilis oleh British Journal of Clinical Pharmacol pada tahun 2018 menyebutkan bahwa penggunaan paracetamol mungkin akan menyebabkan gejala efek samping yang terbilang serius.
Menurut para peneliti yang terlibat dalam studi tersebut, obat ini berpotensi menimbulkan efek samping seperti:
Akan tetapi, potensi terjadinya efek samping tersebut sejatinya belum bisa dikatakan kuat dan masih hanya sebatas dugaan. Kalaupun di kemudian hari terbukti, kemungkinannya juga sangat kecil.
Kendati demikian, sebaiknya Anda juga harus tetap waspada akan kemungkinan yang bisa terjadi. Alangkah baiknya jika Anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau apoteker perihal bagaimana cara menggunakan obat ini secara tepat, terutama jika Anda memiliki potensi tidak dapat mengonsumsi obat tersebut.
Paracetamol memang obat yang terbilang aman untuk dikonsumsi. Bahkan, tingkat keamanan obat ini lebih baik daripada obat antiinflamasi non steroid (NSAID) yang juga kerap digunakan untuk mengatasi rasa nyeri pada tubuh.
Walaupun demikian, penggunaan obat ini haruslah benar-benar tepat. Jika obat digunakan tidak pada porsinya, dampaknya bagi tubuh juga tidak baik.
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus Anda perhatikan ketika hendak menggunakan obat paracetamol untuk meredakan nyeri.
Obat ini dapat dikonsumsi oleh siapa saja mulai dari anak bayi, orang, dewasa, hingga wanita hamil dan menyusui sekalipun (tentunya dengan dosis yang berbeda-beda).
Sebaliknya, penggunaan obat paracetamol pada beberapa orang dengan kondisi tertentu perlu mendapat perhatian khusus. Kondisi-kondisi yang dimaksud seperti:
Perlu diperhatikan juga, obat ini dapat mengalir bersama air susu ibu (ASI). Anda yang sedang dalam periode menyusui sebaiknya bicarakan hal ini terlebih dahulu dengan dokter.
Obat ini tersedia dalam berbagai bentuk, namun yang paling umum digunakan adalah yang berupa tablet atau sirup oral. Penggunaan biasanya tidak memerlukan dosis dari dokter dan cukup mengikuti dosis yang tertera pada kemasan.
Berikut ini adalah dosis ideal paracetamol (oral):