Sesekali vagina gatal setelah berhubungan seks mungkin tidak perlu dikhawatirkan. Namun, jika terjadi terus-menerus penting untuk diwaspadai. Selengkapnya ketahui penyebab hingga cara mencegahnya berikut ini!
Vagina gatal setelah berhubungan seksual bukanlah hal yang mengejutkan. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan hal ini. Beberapa di antaranya adalah:
Rasa gatal pada vagina bisa disebabkan oleh alergi. Saat berhubungan seksual, umumnya kulit akan kontak dengan beberapa benda asing yang bisa menjadi penyebab alergi, seperti kondom, lubrikan, serta sperma.
Pada umumnya, kondom terbuat dari bahan dasar lateks. Reaksi alergi ini timbul akibat reaksi tubuh terhadap protein yang ditemukan dalam lateks.
Selain itu, ada beberapa pasangan yang menggunakan tambahan lubrikan untuk meningkatkan lubrikasi saat berhubungan seksual. Lubrikan umumnya mengandung paraben dan sulfat. Kedua bahan ini dapat memicu alergi
Tidak hanya itu, beberapa wanita juga diketahui mengalami alergi sperma atau cairan semen. Kandungan protein di dalamnya dapat memicu reaksi pada tubuh hingga muncul gejala alergi.
Selain gatal, umumnya reaksi alergi terhadap lateks, lubrikan, serta sperma yang dapat muncul adalah kemerahan, bengkak, dan sensasi terbakar pada vagina.
Baca Juga: Seks Oral Menyebabkan Kanker Tenggorokan, Benarkah?
Kurangnya lubrikasi saat penetrasi dapat memicu rasa gatal dan sakit di sekitar vagina selama atau setelah berhubungan seksual. Perubahan hormon dalam tubuh wanita diduga menjadi penyebab vagina kering.
Selain itu, penetrasi dalam jangka waktu yang terlalu lama serta aktivitas seksual yang terlalu keras dapat memicu vagina menjadi kering.
Selain rasa gatal, vagina kering saat penetrasi juga umumnya menimbulkan gejala berupa bengkak pada organ intim, lebih sering buang air kecil, dan sering mengalami infeksi saluran kemih.
Ada beberapa masalah kulit yang menyebabkan vagina menjadi gatal setelah berhubungan seksual, di antaranya adalah eksim dan lichen sclerosus. Rasa gatal ini dapat menyerang area bibir vagina.
Hindari menggaruk vagina gatal secara terus menerus, karena dapat menyebabkan bibir vagina menjadi merah dan iritasi.
pH adalah ukuran seberapa asam atau basa suatu zat, yang diukur pada skala 0 hingga 14. Keseimbangan pH vagina harus berada di antara 3,8 dan 4,5. Tingkat keasaman ini menghasilkan penghalang pelindung yang mencegah pertumbuhan berlebih dari bakteri dan jamur berbahaya.
Memiliki pH vagina yang tinggi meningkatkan risiko infeksi vagina yang menyebabkan gatal. Gejala lain yang mungkin terjadi akibat ketidakseimbangan pH, termasuk keluar cairan yang tidak biasa, bau busuk atau amis, sensasi terbakar saat buang air kecil.
Merasa gatal juga merupakan gejala umum dari berbagai jenis infeksi pada vagina, termasuk infeksi jamur dan infeksi vagina. Infeksi pada vagina ini dapat berkembang dari bakteri, jamur, dan parasit. Beberapa infeksi vagina tidak bisa menular melalui hubungan seksual.
Ada berbagai gejala yang ditimbulkan oleh infeksi vagina, tergantung dari jenis infeksinya. Beberapa gejala yang dirasakan saat menderita infeksi jamur, antara lain gatal pada vagina, perubahan warna dan jumlah keputihan, sakit saat buang air kecil, serta demam.
Penyakit menular seksual (PMS) seringkali tidak menimbulkan gejala, tetapi terkadang menyebabkan gatal pada vagina. Gejalanya bergantung pada jenis PMS, mungkin memerlukan waktu beberapa hari untuk muncul.
Beberapa jenis penyakit menular seksual biasanya dapat menyebabkan gatal, termasuk klamidia, herpes, gonore (kencing nanah), trikomoniasis, herpes genital, dan kutil kelamin.
Perawatan gatal pada vagina setelah berhubungan seks tergantung dari penyebabnya. Gatal ringan dapat diatasi dengan pengobatan rumahan atau dibiarkan hilang dengan sendirinya. Namun, gatal-gatal akibat infeksi terkait seksual membutuhkan pengobatan medis yang tepat.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan di rumah untuk membantu mencegah dan mengurangi rasa sakit. Pengobatan ini juga mengurangi gejala jika sering kali mengalami gatal pada vagina setelah berhubungan seks.
Berikut ini beberapa pengobatannya:
Biasanya penyakit menular seksual dan infeksi memerlukan pengobatan secara medis. Perawatan tergantung pada penyebabnya, termasuk.
Mencegah sensasi vagina gatal setelah berhubungan dapat dilakukan dengan lengkah-langkah berikut ini:
Berhenti menggunakan iritaan lain yang menyebabkan gatal pada kelamin juga bisa membantu. Sebaiknya hindari produk berikut:
Sebagai gantinya, Anda dapat mencuci alat kelamin dengan sabun lembut dan air hangat agar tetap bersih.
Baca Juga: Hal-hal Penting Seputar pH Vagina yang Wajib Diketahui oleh Wanita
Merasakan vagina gatal setelah berhubungan seksual sebenarnya tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Anda bisa melakukan perawatan di rumah terlebih dahulu sebagai langkah awal untuk mengatasi vagina gatal.
Akan tetapi, jika gejala yang dirasakan tidak kunjung mereda atau bahkan bertambah parah, sperti disertai ruam, bengkak, dan nyeri, setelah melakukan perawatan di rumah, jangan tunda untuk melakukan pemeriksaan ke dokter.
Saat kunjungan, dokter mungkin kan melakukan pemeriksaan panggul untuk melihat kondisi vagina secara langsung. Pemeriksaan ini umumnya akan membuat Anda tidak nyaman. Namun, Anda perlu menjalaninya agar dokter bisa mengetahui kondisi leher rahim.
Apabila diperlukan, dokter juga akan mengambil sedikit jaringan untuk diperiksa di laboratorium. Langkah ini dilakukan untuk mengetahui penyebab dari rasa gatal pada vagina setelah berhubungan seksual.
Akhirnya, rasa gatal pada vagina setelah berhubungan seksual merupakan hal yang wajar. Umumnya, kondisi ini hanya berlangsung selama beberapa hari. Namun, jika Anda merasakan gejala yang menetap atau bertambah parah, segera lakukan pemeriksaan ke dokter.