7 Mitos tentang Keperawanan dan Selaput Dara, Ini Faktanya

Terbit: 12 November 2018 | Diperbarui: 28 December 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Keperawanan adalah hal yang sensitif untuk dibicarakan, namun ada banyak mitos di masyarakat yang keliru. Lebih lanjut kenali mitos dan fakta tentang keperawanan wanita berikut ini.

Mitos-Mitos tentang Keperawanan

Keperawanan adalah hal yang sangat sensitif, namun sudah sepantasnya wanita mengetahui lebih banyak tentang hal ini, termasuk mitos keperawanan yang beredar di lingkungan Anda.

Berikut ini mitos keperawanan yang perlu diluruskan, di antaranya:

1. Selaput Indikator Status Keperawanan

Anggapan ini tidaklah benar dan merupakan bagian tubuh yang sering disalahpahami. Tubuh manusia adalah kumpulan bagian-bagian tubuh, dan setiap orang diidentifikasikan dengan ciri-ciri wajah yang unik seperti mata, hidung, payudara, dan bagian lainnya.

Selain itu, hymen atau disebut selaput dara pada setiap wanita berbeda-beda. Permasalahannya adalah perempuan sendiri tidak mengetahui tubuh dan anatomi seksualnya, dan tidak ada seorang pun yang dapat merasakan atau menyentuh selaput dara untuk mengetahui bahwa selaput dara rusak saat berhubungan seksual.

Selaput dara adalah jaringan yang berdaging, dan bisa robek atau pecah saat bermain atau bersepeda atau melakukan aktivitas lain pada usia berapa pun.

2. Selaput Dara Menutupi Seluruh Vagina

Anggapan ini juga termasuk keliru. Selaput dara hanyalah jaringan daging halus yang mengelilingi vagina, dan sebenarnya tidak seluruhnya menutupi atau membungkus vagina karena darah menstruasi akan sulit atau tidak mungkin dikeluarkan.

3. Jangan Percaya Tes Keperawanan

Selaput dara tidak akan hilang setelah melakukan hubungan seksual pertama dan tetap berada di dalam tubuh selamanya.

Namun, tidak sedikit budaya yang meyakini bahwa bloody sheets atau seprai berdarah setelah pasangan menikah untuk pertama kalinya menunjukkan bahwa wanita muda tersebut masih perawan.

Kendati begitu tidak semua wanita mengalami pendarahan pada selaput dara saat pertama kali berhubungan seks.

4. Selaput Dara Selalu Pecah saat Pertama Kali Berhubungan Seks

Hal ini tidaklah benar, karena selaput dara selalu tidak menyebabkan pendarahan vagina saat berhubungan seks pertama kali. Pendarahan vagina juga bisa disebabkan oleh beberapa faktor berikut:

  • Pelumasan tidak mencukupi.
  • Kecemasan.
  • Kurang pengalaman.
  • Seks yang kasar.

Baca Juga: 9 Penyebab Perdarahan Vagina Usai Berhubungan Intim

5. Selaput Dara Hanya untuk Menentukan Keperawanan

Selaput dara sebenarnya tidak memiliki indikasi tertentu. Dulunya selaput dara dipercaya dapat melindungi vagina dari bakteri, namun kini berubah menjadi mitos yang digunakan untuk menentukan tujuan keperawanan.

6. Pemeriksaan Ginekologi dan Tampon Memengaruhi Keperawanan

Keperawanan tidak dapat dipengaruhi oleh pemeriksaan ginekologi karena ini hanya menyangkut kesehatan dan pemeriksaan alat kelamin bagian luar.

Pemeriksaan ini bertujuan membantu mencegah infeksi alat kelamin dan dilakukan dengan menggunakan spekulum yang melebarkan dinding selaput dara atau vagina dan tidak memengaruhi keperawanan.

Begitu pun dengan memasukkan tampon pada hari-hari pertama haid akan sedikit meregangkan selaput dara, namun tidak akan memengaruhi keperawanan.

Hal tersebut karena beberapa wanita tidak memiliki selaput dara yang utuh, dan beberapa wanita terlahir tanpa selaput dara.

7. Keperawanan Mendefinisikan Karakter Wanita

Keperawanan tidak seharusnya menentukan karakter wanita karena setiap orang berhak atas privasi dan pilihan.

Apalagi kehilangan keperawanannya merupakan keputusan dan keinginan sendiri. Jadi, keperawanan tidak boleh menjadi tolok ukur ukuran karakter wanita.

Fakta tentang Keperawanan

Setelah mengetahui berbagai mitos yang mungkin beredar di lingkungan ANda, penting untuk mengetahui fakta seputar keperawanan.

Berikut ini adalah fakta dari keperawanan wanita, meliputi:

1. Keperawanan Memiliki Makna Tersendiri

Keperawanan memiliki makna tersendiri pada pria dan juga wanita. Ada yang menganggap keperawanan hilang hanya karena melakukan seks apa pun jenisnya. Misal melakukan seks oral hingga klimaks, pasangan akan merasa dirinya sudah tidak perawan atau perjaka lagi.

Sementara itu, ada pasangan yang menganggap kalau seks hal yang biasa dan tidak memengaruhi kondisi keperawanan seseorang. Asal seks dilakukan dengan aman seperti menggunakan kondom tidak akan menjadi masalah.

2. Hymen akan Meletus

Aktivitas seks vaginal yang dilakukan pria dan wanita bisa membuat hymen atau selaput darah meletus dan robek. Kondisi ini wajar dan kadang menimbulkan sedikit rasa sakit.

Hymen yang dimiliki wanita ada yang tertutup dan ada yang sedikit terbuka. Terkadang melakukan seks tidak membuat hymen rusak.

3. Selaput Dara Bukan Indikator Status Keperawanan

Hymen atau selaput dara bisa pecah atau robek dengan sendirinya tanpa melakukan seks. Ini merupakan fakta keperawanan yang belum banyak diketahui.

Terkadang seseorang yang jatuh atau melakukan olahraga berat memicu pecahnya hymen dengan sendirinya.

4. Tubuh Tidak Akan Berubah

Setelah melakukan seks untuk pertama kali, pria dan wanita tidak akan mengalami perubahan pada tubuhnya. Area vulva pada wanita mungkin akan mengalami perubahan dan sedikit robek.

Namun, kondisi ini akan kembali seperti semula. Bagian tubuh lain seperti bokong dan dada tidak akan berubah.

5. Memilih Waktu Seks yang Tepat Sangat Penting

Sebelum melakukan seks, Anda dan pasangan bisa memutuskan waktu yang tepat untuk melakukannya. Meski Anda dan pasangan sudah menikah, seks tetap sesuatu yang harus dilakukan sesuai dengan kesepakatan bersama.

Baca Juga: 5 Waktu Terbaik untuk Berhubungan Intim, Lebih Puas dan Cepat Hamil

6. Perdarahan mungkin terjadi

Fakta keperawanan yang berikutnya yaitu perdarahan mungkin saja terjadi pada wanita saat melakukan seks.

Perdarahan ini bisa muncul karena area di vagina mengalami robek. Kondisi ini tidak terjadi pada semua wanita. Terkadang wanita hanya merasakan sakit saja.

7. Penetrasi Pertama Berpotensi Kehamilan

Pria dan wanita terkadang lalai dan tidak mengenakan kondom saat melakukan seks untuk pertama kali khususnya mereka yang belum menikah. Seks pertama kali tetap berpotensi sebabkan kehamilan.

8. Orgasme pada Pria dan Wanita Berbeda

Orgasme pertama pada pria dan wanita berbeda. Pria akan cepat mengalami orgasme, sementara wanita akan sedikit susah mengalaminya. Kondisi ini cukup normal dan tidak perlu dicemaskan.

9. Seks Pertama akan Menyakitkan

Seks yang pertama kali dilakukan oleh pasangan akan menyebabkan rasa sakit yang hebat. Tidak hanya wanita saja yang merasakannya, pria pun juga mengalaminya. Wanita akan merasa sakit karena rongga vagina masih sangat kecil.

10. Rasa Berdosa Bisa Muncul

Rasa berdosa setelah kehilangan keperawanan pada pria dan wanita kerap menimbulkan rasa sesal dan berdosa. Hal ini cukup normal terjadi pada pasangan yang belum menikah.

Itulah berbagai mitos dan fakta tentang keperawanan wanita yang perlu Anda ketahui. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!

  1. Anuthanyaa. R. 2022. Virginity – Myths and Facts. https://www.icliniq.com/articles/sexual-health/virginity (Diakses pada 28 Desember 2023)
  2. Yuen, Christal. 2019. The Virginity Myth: Let’s Think of Sex Like Disneyland. https://www.healthline.com/health/healthy-sex/virginity-myth (Diakses pada 28 Desember 2023)

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi