Penyebab kulup penis ketat (phimosis) berbeda-beda karena kondisi ini dipengaruhi oleh usia yang mengalaminya. Simak penjelasan mengenai penyebab kulit kepala penis melekat pada kepala penis, pahami selengkapnya di bawah ini.
Pada anak laki-laki, kulit kepala penis yang ketat adalah sesuatu yang bisa dimiliki saat lahir. Kondisi yang dikategorikan sebagai phimosis fisiologis ini biasanya akan menghilang sepenuhnya pada usia 7 tahun. Saat anak laki-laki disunat, fimosis atau phimosis tidak akan terjadi.
Kategori lainnya adalah phimosis patologis. Ini berarti bahwa phimosis disebabkan oleh infeksi, peradangan, atau jaringan parut dari kondisi yang mendasarinya. Fimosis patologis dapat disebabkan oleh:
Balanitis adalah jenis iritasi kulit yang berkembang di kepala penis. Kondisi ini sangat umum pada pria yang belum disunat.
Gejala termasuk kemerahan, gatal, dan bengkak, yang dapat menyebabkan kulup terlalu ketat. Balanitis juga bisa menyebabkan rasa sakit saat buang air kecil.
Mempraktikkan kebersihan yang baik biasanya cukup untuk mengobati dan mencegah balanitis. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan krim topikal atau antibiotik.
Peradangan yang terjadi pada kelenjar penis dan kulup dapat menyebabkan balanoposthitis. Peradangan yang terjadi pada kulup membuatnya melekat erat pada kepala penis. Infeksi jamur yang dikenal sebagai kandidiasis sering dikaitkan dengan kondisi ini, meskipun bakteri dan jenis infeksi lainnya juga dapat menyebabkan balanoposthitis.
Baca Juga: Sunat Stapler: 7 Kelebihan, Kekurangan, Prosedur, Biaya, dll
Infeksi menular seksual tertentu dapat menyebabkan balanitis. Gejala balanitis seperti pembengkakan dan peradangan dapat menyebabkan kulup penis menempel ketat. Beberapa contoh infeksi menular seksual yang menyebabkan kulup penis ketat adalah:
Balanitis adalah gejala umum herpes genital. Gejala herpes lainnya termasuk rasa sakit dan kantung berisi cairan kecil seperti lepuh pada penis dan kadang-kadang pada skrotum.
Kondisi ini juga dapat gejala balanitis, seperti pembengkakan dan kemerahan. Gejala gonore lainnya termasuk:
Penyakit infeksi menular seksual ini dapat menyebabkan kemerahan dan pembengkakan pada penis. Gejala sifilis lainnya termasuk:
Meskipun penyebab kulup penis ketat ini kurang umum, kondisi kulit lainnya yang juga dapat menyebabkan phimosis atau memperburuk kondisi adalah:
Kulup yang ketat secara alami terjadi pada bayi atau anak kecil, dan terkadang dapat bertahan hingga dewasa. Usia lanjut dapat menyebabkan perkembangan phimosis. Saat kulit kehilangan elastisitas, kulit penis bisa menjadi lebih kaku dan kurang lentur.
Nah, itulah berbagai penyebab kulup penis ketat yang penting untuk Anda tahu.
Baca Juga: 7 Penyebab Penis Keluar Nanah dan Cairan Putih yang Patut Diwaspadai!
Pembedahan mungkin diperlukan jika seorang anak atau orang dewasa mengalami balanitis atau balanoposthitis yang parah sampai menyebabkan kulup menjadi sangat ketat.
Sunat (pembedahan menghilangkan sebagian atau seluruh kulup) dapat dipertimbangkan jika pengobatan lain gagal, tetapi hal itu membawa risiko seperti pendarahan dan infeksi. Cara ini biasanya direkomendasikan sebagai upaya terakhir, meskipun terkadang bisa menjadi pilihan pengobatan terbaik dan satu-satunya.
Jika kondisi ini dialami oleh anak-anak, kulup yang ketat akan hilang sebelum dewasa. Kasus phimosis yang bertahan hingga dewasa dapat menyebabkan rasa sakit, ketidaknyamanan saat berhubungan seks, peningkatan risiko infeksi, atau kesulitan buang air kecil. Saat Anda atau anak mengelami hal ini, penting untuk segera menemui dokter.
Suatu kondisi yang disebut parafimosis atau paraphimosis, yaitu kelainan pada penis yang membuat kulup penis yang ditarik ke belakang tidak bisa kembali ke posisi semula, juga membutuhkan membutuhkan perhatian medis dengan segera untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Salah satu cara mencegah merekatnya kulup adalah mempraktikkan kebersihan area genital yang baik dan teknik peregangan.