DokterSehat.Com – Adas adalah tanaman obat yang banyak digunakan di seluruh dunia. Tidak hanya dimanfaatkan sebagai obat, di Indonesia adas merupakan tanaman yang kerap kali digunakan sebagai bumbu karena baunya yang harum.
Adas dapat hidup di dataran rendah sampai ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut, namun adas akan tumbuh lebih baik pada dataran tinggi. Karena manfaatnya, tanaman ini kemudian banyak ditanam di berbagai negera seperti India, Argentina, Eropa, dan Jepang. Adas termasuk tanaman yang berumur panjang, dengan tinggi 50 cm-2m dengan tumbuh merumpun.
Saat masih muda adas berwarna hijau, setelah tua adas bisa berwarna cokelat agak hijau atau cokelat agak kuning sampai sepenuhnya cokelat. Namun, warna buahnya berbeda-beda tergantung negara asalanya. Buah yang sudah masak mempunyai bau khas, bila dicicipi rasanya relatif seperti kamper.
Adas juga bisa menghasilkan minyak adas, yang merupakan hasil sulingan serbuk tanaman adas yang sudah masak dan kering. Ada dua macam minyak adas yaitu manis dan pahit. Keduanya, sering digunakan dalam industri obat-obatan.
Sering kali adas juga dipakai untuk bumbu atau digunakan sebagai bahan yang dapat memperbaiki rasa dan mengharumkan ramuan obat. Biasanya, pemakaian adas sering digunakan bersama-sama dengan kulit batang pulosari.
Sinonim: E officinale. All. Anethum foeniculum, linn.
Familia: Apiaccae (umbellferae)
Nama daerah:
Hades (sunda), Adas Londa, Adas Landi (jawa), Adhas (Madura), Adas (bali), wala wunga (sumba), das pedas (aceh), adas pedas (melayu), Adeh, Manih (mingkabau), paapang, paampas (Menado), Popoas (alfuru), denggu-denggu (gorontalo), papaato (Buol), porotomo (Baree), Kumpasi (Sangir Talaud), adasa, rempasu (Makassar), Adase (Bugis), Hsiao Hui (China), Phong Karee, Mellet Karee (Thailand), Jintan Manis (Malaysia).
Ada beberapa kegunaan adas untuk obat alternatif
Selanjutnya, khasiat daun adas adalah:
Selain itu, pemberian minyak biji adas dapat meredakan kolik pada bayi berusia 2-12 minggu. Bahkan, bayi yang diberi produk yang mengandung bahan adas pun jangka waktu menangisnya lebih pendek.
Siapkan adas sebanyak 3-9 gram. Rebus hingga airnya mendidih, lalu angkat. Saring airnya, kemudian minum selagi hangat. Selain itu, adas juga dapat dikonsumsi dengan cara digiling halus, lalu diseduh dengan air mendidih. Cara lainnya, adas dapat juga langsung dikonsumsi sebagai sayuran.
Pada pemakaian luar, adas kering digiling halus lalu digunakan untuk pemakaian lokal pada sariawan, sakit gigi, sakit telinga dan luka. Minyak adas juga dapat digunakan untuk menggosok tubuh anak yang masuk angin.
Siapkan adas ¾ sendok teh, ketumbar ¾ sendok teh, daun iler 1/5 genggam, daun saga ¼ genggam, sisik naga 1/5 genggam, daun sembung ¼ genggam, pegagan ¼ genggam, daun kentut 1/6 genggam, pulosari ¾ jari, rimpang lempuyang wangi ½ jari, rimpang kunyit ½ jari, kayu manis ¾ jari, gula merah 3 jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Semua bahan-bahan tersebut direbus secara bersamaan.
Sifat kimiawi dan efek farmakologis: adas mengandung bau aromatik, rasa sedikit manis, pedas, hangat, masuk meridian hati, ginjal, limpa, dan lambung. Minyak dari buah: minyak adas (fennel oil). Kandungan kimia: adas mengadung minyak asiri (oleum foeniculi) 1-6%, mengandung 50-60% anetol, lebih kurang 20% fenkon, pinem, limonene, dipenten, felandren, metichavikol, anisaldehid, asam anisat, dan 12% minyak lemak.
Kandungan anetol yang menyebabkan adas mengeluarkan aroma yang khas dan sangat berkhasiat. Sedangkan akar dan bijinya mengadung stigmasterin (serposterin).
Pada umumnya, adas adalah tanaman obat yang digunakan jika dikonsumsi pada dosis yang tepat. Meski jarang terjadi, adas dapat menyebabkan masalah pada usus dan hingga menimbulkan kejang. Bahkan, beberapa orang dapat mengalami reaksi alergi pada adas.
Orang yang alergi terhadap tanaman seperti seledri, wortel, dan mugwort lebih mungkin juga alergi terhadap adas. Adas juga bisa membuat kulit lebih sensitif terhadap sinar matahari dan membuatnya lebih mudah untuk mendapatkan sengatan matahari.
Meski belum banyak bukti tentang keamanan menggunakan adas selama kehamilan, sebaiknya hindari penggunaannya. Selama menyusui, konsumsi adas mungkin adalah sesuatu yang tidak aman. Telah dilaporkan bahwa dua bayi menyusui mengalami kerusakan pada sistem saraf mereka setelah ibu mereka minum teh herbal yang mengandung adas.
Produk-produk yang mengandung adas aman digunakan asalkan pada dosis yang tepat, khususnya pada bayi muda untuk mengatasi kolik.
Adas mungkin dapat memperlambat pembekuan darah. Mengambil adas dapat meningkatkan risiko perdarahan atau memar pada orang dengan gangguan perdarahan.
Beberapa kondisinya seperti kanker payudara, kanker rahim, kanker ovarium, endometriosis, atau fibroid uterus: Adas mungkin bertindak seperti estrogen. Jika Anda memiliki kondisi yang mungkin diperburuk oleh paparan estrogen, hindari penggunaan adas.