Sexting adalah mengirim pesan singkat atau gambar kepada orang lain dengan nada muatan seksual. Sexting seperti dua mata pisau karena memiliki sisi negatif dan sisi positif. Lebih lanjut simak dalam ulasan di bawah ini!
Sexting adalah berbagi pesan, foto, atau video seksual melalui telepon, email, atau media sosial. Misal teks, gamba, atau video yang dikirim disertai dengan godaan atau rayuan yang ada unsur menggodanya.
Meskipun melakukan sexting sepertinya bukan masalah besar karena tidak menimbulkan risiko kehamilan atau infeksi menular seksual (IMS), namun perilaku ini tetap dapat menimbulkan dampak yang cukup serius bagi mental.
Kemudian, seiring munculnya internet, perangkat elektronik dan media sosial menjadi alat untuk menyederhanakan dan menyebarkan materi seksual dengan lebih mudah dan kuat dari sebelumnya.
Hanya dengan sekali klik, sebuah foto bisa dibagikan secara luas ke banyak orang lainnya. Setelah konten disebarkan, konten tersebut akan tetap ada selamanya di internet dan tidak ada cara untuk menghapusnya secara permanen.
Berbagi foto atau video pornografi atau pesan pornografi melalui telepon atau email dapat memberikan dampak buruk. Ini bisa terjadi bila teks atau gambar sensual yang dikirimkan disalahgunakan oleh pasangan anda atau oknum.
Berikut ini dampak negatif sexting bila disalahgunakan, di antaranya:
Remaja terkadang percaya bahwa foto yang dikirim melalui pesan teks, email, atau bahkan di media sosial – misalnya snapchat – hanya dapat dilihat oleh penerimanya. Namun begitu dikirim, gambar-gambar ini sepenuhnya di luar kendali anak. Foto atau video dapat diunduh, disalin, diteruskan ke orang lain, dan diposkan ulang.
Bahkan gambar yang dibagikan menggunakan media sosial pun tidak bebas risiko. Ada banyak sekali alat di luar sana yang memungkinkan predator menyalin gambar dan menyimpannya sebelum aplikasi menghapusnya.
Salah satu konsekuensi mengerikan dari sexting adalah banyak kehidupan remaja yang dirusak oleh foto-foto erotis yang dikirim melalui media sosial.
Ketika anak mengirimkan foto telanjang atau bugil, kemungkinan anak dapat diperas di kemudian hari. Ada banyak kasus di mana penerima gambar berulang kali mengancam akan mempermalukan pengirimnya.
Untuk menjaga reputasinya, banyak anak muda setelah diancam, akan mencoba memberikan uang yang dibutuhkan kepada predator tersebut.
Mungkin korban terlalu malu untuk meminta bantuan pada keluarga dan memutuskan untuk menanganinya sendiri. Jika hal ini terlalu serius, banyak anak yang terkena dampak psikologis yang parah, sehingga menyebabkan bunuh diri atau melakukan tindakan kriminal untuk mendapatkan uang.
Ketika foto sexting dikirimkan secara permanen di dunia maya, anak akan kehilangan kendali atas gambar tersebut. Orang dapat membagikannya, menyalinnya, atau menggunakannya untuk membully anak tersebut.
Contohnya perundungan atau bully seksual seperti meremehkan dan mengutuk perempuan dan anak-anak karena perilakunya yang tidak sesuai dengan norma sosial.
Penyerang akan mengandalkan pesan sexting dan gambar untuk menindas, mencemarkan nama baik, mempermalukannya, dapat berdampak buruk pada kinerjanya di sekolah dan hubungannya dengan teman.
Lebih parah lagi, beberapa predator lainnya mungkin menggunakan gambar sexting untuk meniru identitas anak.
Baca Juga: Mengenal Dampak Buruk Seks Bebas bagi Kesehatan Fisik dan Mental
Dampak negatif sexting pada anak bisa bertahan lama. Pornografi anak Anda mungkin terus beredar, baik di dunia maya maupun di kehidupan nyata, lama setelah pertama kali dikirim atau diterima, yang mungkin berdampak serius pada kesehatan mental.
Jika salah satu pihak korban memutuskan untuk menggugat, maka semua pihak yang terlibat, termasuk pihak yang baru menerima dan menyimpan gambar atau pesan pornografi, bisa didakwa melakukan pornografi anak. Kemungkinan terburuk bagi anak adalah dia akan dianggap sebagai pelanggar seks seumur hidup.
Sebagian besar pesan sexting atau pornografi dituntut berdasarkan undang-undang pelecehan anak, biasanya berdasarkan undang-undang pornografi anak, yang dapat merugikan jika anak terlibat dalam sexting.
Mengirimkan pornografi dapat menimbulkan dampak psikologis negatif pada anak, terutama jika mereka ditekan untuk membagikan pornografi dan merasa malu atas tindakan tersebut. Jika foto-foto tersebut dibagikan kepada orang lain, mengirimkan pesan seks dapat menimbulkan lebih dari sekadar rasa malu.
Reputasi sosial anak – yang sangat penting selama tujuh belas tahun dan masa remajanya – dapat terpuruk secara permanen. Anak bisa diancam secara online.
Rasa malu dan malu karena reputasinya yang rusak dapat menyebabkan anak Anda menarik diri dari keluarga dan teman-temannya, tidak memberi tahu Anda tentang situasinya atau meminta bantuan.
Mengirimkan pornografi kepada orang lain bukanlah contoh yang baik, tidak peduli seberapa serius dan intimnya hubungan tersebut. Gambar tersebut dapat merusak atau menghancurkan reputasi.
Misalnya, orang yang menerima foto dapat berbohong tentang foto tersebut dan menunjukkannya kepada orang lain. Atau mereka dapat membagikannya setelah Anda putus cinta, dan ini dapat memalukan.
Hal tersebut juga dapat menyebabkan penindasan dan penghinaan. Orang-orang mungkin berkomentar tentang anak Anda hanya dengan melihat gambarnya. Gambar-gambar ini bahkan dapat merusak reputasi anak dalam dunia maya.
Meskipun dapat menimbulkan dampak negatif bagi orang yang masih lajang, namun sexting dapat memberikan manfaat yang positif bagi pasangan yang sudah menikah. Sexting pada pasangan yang sudah menikah dapat memberikan manfaat berikut ini:
Nah, itu dia dampak buruk dari sexting dan manfaatnya pagi pasangan suami istri. Jika dirasa Anda mengalami sexting yang negatif, sebaiknya jangan malu untuk menceritakan ke orang terdekat untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat