Jahe merupakah tanaman herbal yang sering digunakan untuk mengatasi sejumlah penyakit. Dikarenakan kemampuannya tersebut, tanaman obat ini juga dipercaya mengatasi penyakit diabetes. Apa saja manfaatnya? Simak ulasan lengkapnya di artikel ini.
Jahe terkenal sebagai rempah yang memiliki rasa pedas dan kemampuannya untuk menghangatkan tubuh. Bahkan, tanaman obat ini juga bisa bermanfaat untuk penderita diabetes melitus tipe 2. Berikut penjelasannya:
Orang dengan diabetes (diabetesi) rentan mengalami hiperglikemia. Kondisi ini ditandai dengan jumlah gula darah yang terlalu tinggi.
Gingerol, zat utama dalam jahe bisa menghambat kerja enzim yang bertugas untuk mengubah karbohidrat menjadi glukosa dalam tubuh. Ketika kerja enzim ini terhambat maka semakin sedikit karbohidrat yang dipecah. Kondisi ini akan menyebabkan kadar gula dalam darah menurun.
Selain itu, ketika insulin meningkat maka akan lebih banyak gula yang dipakai oleh sel tubuh dan menyebabkan gula dalam darah menurun.
Baca Juga: Bolehkah Penderita Diabetes Makan Nasi Goreng? Cek Faktanya
Dalam jahe terdapat zat yang bernama gingerol. Zat ini membantu untuk membersihkan glukosa pada jaringan yang responsif terhadap insulin.
Ketika glukosa pada bagian ini dibersihkan maka insulin yang dilepaskan akan lebih banyak. Dengan demikian, sensitivitas insulin akan meningkat dan jumlahnya dalam darah akan meningkat.
Seperti yang diketahui, insulin memiliki peran penting dalam regulasi gula darah dalam tubuh. Ketika jumlah insulin kurang, maka glukosa akan sulit diserap oleh sel dan menumpuk dalam darah.
Katarak merupakan kondisi yang umum terjadi pada lansia. Kondisi ini ditandai dengan penglihatan yang kabur atau berkabut. Namun, risiko katarak akan meningkat jika Anda menderita diabetes.
Dalam jangka panjang, gula darah yang tinggi akan mengubah struktur pada lensa mata dan mempercepat timbulnya katarak.
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa konsumsi jahe dalam jumlah sedikit setiap hari dapat menunda timbulnya dan perkembangan katarak, salah satu bentuk komplikasi diabetes.
Baca Juga: Beragam Manfaat Minum Jahe Sebelum Tidur
Berat badan yang berlebihan juga akan berdampak pada resistensi insulin. Ketika tubuh mengalami resistensi insulin, maka gula yang dibawa ke sel akan semakin sedikit dan menumpuk dalam darah.
Kandungan gingerol dalam jahe memiliki efek anti-obesitas. Zat ini akan membantu makanan untuk dicerna lebih cepat dan menstimulasi tubuh untuk meningkatkan kecepatan makanan dicerna dalam usus besar. Hal ini akan membuat berat badan lebih terjaga.
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa seseorang yang memiliki massa lemak tinggi akan lebih mudah mengalami prediabetes atau diabetes.
Ketika jumlah lemak dalam tubuh terlalu banyak, maka metabolisme tubuh menjadi tidak normal dan menyebabkan berbagai masalah, di antaranya adalah resistensi insulin, prediabetes, disfungsi sel beta, dan diabetes melitus tipe 2.
Jahe dapat membantu mengurangi lemak yang diserap oleh tubuh. Komponen zingerone dan shogaol akan membuat proses penyimpanan lemak menjadi lebih sulit. Dengan demikian massa lemak dalam tubuh akan berkurang.
Penting diketahui, jahe dapat menjadi pengobatan tambahan yang efektif bagi penderita diabetes jika Anda menggunakannya dalam jumlah wajar, yaitu sekitar 4 gram per hari.
Sebelum memutuskan untuk menambahkan jahe sebagai bagian dari pengobatan, sebaiknya lakukan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk meminimalisasi efek samping yang mungkin terjadi.