Vaksin difteri adalah vaksin yang digunakan untuk mencegah penyakit difteri, yaitu infeksi bakteri yang menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan. Ketahui apa itu vaksin difteri, kandungan, cara kerja, jadwal, efek samping dll.
Vaksin difteri adalah serangkaian vaksin untuk mencegah difteri, yaitu infeksi serius yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Infeksi bakteri ini menyebabkan demam, lemas, sakit tenggorokan, pembengkakan kelenjar, hingga masalah pernapasan.
Pada stadium lanjut, penyakit ini dapat merusak sistem saraf, ginjal, jantung, hingga risiko kematian sehingga pencegahannya dengan vaksin sangat direkomendasikan baik untuk bayi, anak-anak, remaja, hingga orang dewasa.
Terdapat 4 jenis vaksin yang digunakan untuk pencegahan penyakit ini, yaitu:
Vaksin DTaP dan Tdap digunakan untuk mencegah tiga infeksi sekaligus, yaitu infeksi difteri, tetanus, dan pertusis atau batuk rejan. Sementara itu, vaksin Td hanya melindungi dari risiko paparan difteri dan tetanus saja.
Keempat jenis vaksin ini adalah serangkaian obat untuk mencegah difteri, namun semua jenis vaksin ini harus digunakan sesuai jadwal, dosis, dan ketentuan tertentu.
Vaksin DTaP terdiri dari antigen pertusis aselular serta toksoid difteri dan tetanus atau toksin yang sudah tidak aktif lagi. Kandungan vaksin ini adalah toksoid difteri buatan sekitar 15 hingga 25 Lf unit untuk menghasilkan respons kekebalan tubuh yang aktif dengan mengembangkan antibodi dan antitoksin terhadap toksoid.
Berikut ini adalah panduan jadwal vaksin, yaitu:
Vaksin DTaP ditujukan untuk bayi dan anak berusia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 15 hingga 18 bulan, serta satu kali pada usia 4 hingga 6 tahun.
DTaP ini dilakukan dalam serangkaian 5 kali suntikan dengan jadwal sebagai berikut:
Vaksin Tdap direkomendasikan untuk siapapun di atas usia 11 tahun yang belum pernah melakukan vaksin ini sebelumnya, dalam kategori sebagai berikut:
Vaksin Td dianjurkan untuk digunakan oleh siapapun yang memiliki risiko tetanus dan difteri. Vaksin Td ini dilakukan setiap 10 tahun sekali dengan dosis yang disesuaikan dan pengecualian apabila mereka belum pernah melakukan vaksin ini sebelumnya.
Jadi, vaksin DTaP dan DT digunakan untuk bayi dan anak di bawah usia 7 tahun. Sementara vaksin Tdap dan Td digunakan untuk anak dan orang dewasa. Untuk jadwal dan dosis yang tepat, Anda perlu berkonsultasi pada dokter Anda.
Vaksin dilakukan dengan cara disuntik pada bagian otot tubuh dan hanya dapat dilakukan oleh profesional kesehatan. Pada anak-anak, umumnya vaksin dilakukan di otot paha. Sementara pada orang dewasa, vaksin dilakukan di otot lengan atas.
Vaksin ini sebaiknya hanya dilakukan apabila kondisi tubuh sedang sehat, tidak menderita penyakit apapun seperti demam atau flu biasa serta menggunakan vaksin dengan kualitas baik.
Difteri dapat menyebabkan komplikasi penyakit serius seperti kelumpuhan, infeksi paru-paru, hingga memicu penyakit jantung. Berdasarkan data terkait, terdapat 3 persen kasus kematian akibat infeksi bakteri ini atau 1 dari 5 anak dan orang dewasa yang mengidap penyakit ini memiliki risiko kematian.
Di Indonesia, penyakit difteri bahkan pernah menjadi kasus luar biasa di Jakarta. Dilaporkan juga terdapat sekitar 591 kasus dengan 32 kematian di 95 Kabupaten/Kota di 20 Provinsi di Indonesia sejak 1 Januari sampai 4 November 2017.
Karena mengancam banyak orang, vaksin ini sangat penting untuk mencegah penyakit difteri dan menjaga kesehatan Anda. Kampanye vaksin untuk mencegah infeksi dan penyakit pun terus digalakkan demi kesehatan seluruh masyarakat.
Berikut ini adalah daftar semua golongan yang dianjurkan untuk melakukan vaksin ini, yaitu:
Siapapun tidak dianjurkan menggunakan vaksin ini apabila:
Bila Anda memiliki kondisi tersebut, sebaiknya hubungi dokter Anda untuk alternatif imunisasi atau pengobatan lain bila Anda memiliki kondisi terkait difteri.
Serangkaian vaksin ini sangat efektif untuk mencegah difteri, tetanus, dan batuk rejan pada orang-orang yang menerima vaksin rangkaian primer. Vaksin ini efektif dalam melindungi Anda dari difteri selama sekitar 10 tahun untuk bayi dan orang dewasa, serta risiko batuk rejan dalam dosis kelima.
Berikut ini risiko efek samping vaksin, yaitu:
Efek samping ini termasuk dalam efek samping biasa pasca imunisasi yang biasa terjadi dan akan hilang dalam 1-2 hari. Apabila Anda mengalami efek samping yang lebih parah dan lama, harap segera hubungi dokter.